(1)
Kontingen Legiun Afrika sebagian telah berada di Purworejo, sebagian lagi telah berada di kantong-kantong di Aceh Besar --- pasukan inti sedang dinantikan untuk dilatih di Pulau Penang. Inggris dan Belanda melalui Perjanjian London 1824 akan berbagi tugas Kolonialistis dan Imperialistis terhadap Semenanjung Melayu dan Pulau Sumatra.
“Steiner, Inggris hampir 50 tahun menata Kekuasaannya sejak Perjanjian London --- kekuatan Inggris bukan saja terletak di Lautan. Inggris sejak itu telah menyambung titik-titik kekuatan posPerdagangan Internasional-nya sejak dari Britania Raya – Terusan Suez – Selat Malaka – sampai semua pusat sumber bahan yang diperdagangkan --- Inggris telah beruntung besar dengan menguasai Tumasek dan Pulau Australia --- Selat Malaka sudah saatnya akan dikuasai total oleh Inggris, apabila Hindia Belanda tidak mampu mengamankan Aceh”
Kedua tokoh militer dan pemerintahan Hindia Belanda di Pesisir Timur Sumatera itu, berdiskusi serius --- tugas yang diemban optimis akan dilaksanakan dengan baik --- Aceh akan ditundukkan pada tahun 1873.
“Saya yakin ekspedisi dan operasi Legiun Afrika cukup hanya 6 bulan, persiapan dan pukulan telak ke seluruh Aceh”. Rudolfo menghembuskan asap pipa tembakaunya.Begitu pula Steiner Sang Asisten Residen.Bau harum aroma asap daun tembako dan sausnya, memenuhi ruang di Pavilion Militer Hindia Belanda di Takengon itu.
Udara sejuk Takengon di senja hari --- mereka telah 3 hari di sana.Kolonel Rudolfo puas, bahwa semua anasir pro Hindia Belanda telah dikonsolidasi. Ia optimis ekspedisi akan menjepit pemberontak Aceh --- dari Selatan, troopen pesisir timur dan troopen dari pesisir barat --- akan menghabisi semua kekuatan Kerajaan Aceh ---dari kawasan Selatan sampai ke Utara.Gempuran Armada laut di depan gerbang Kutaraja --- serta serbuan kolone ke-V di daratan, akan segera melumpuhkan semuanya. Tidak akan ada lagi kekalahan Jenderal Kohler.
“Kekalahan Jenderal Kohler harus ditebus !” Kolonel Rudolfo bertepuk dengan kepalan tinju dan tapak tangannya.
Ia telah memutuskan selesai “tugasnya memimpin ekspedisi Legiun Afrika dengan sukses”, ia akan mengakhiri profesi militernya --- seandainya Militer dan Pemerintah Hindia Belanda menawarkan pangkat Jenderal, sekali pun --- ia akan menolak.Ia akan memulai tugas sipilnya sebagai Direktur Perkebunan Jerman-Swiss dan Bavaria di Sinembah.
Rudolfo tersenyum --- ia memukul-mukulkan cemetinya, sehingga berbunyi beruntun seperti letusan mercon.
“Tuan Steiner, dengan jatuhnya Kerajaan Melayu Langkat dan territorial Tamiang --- dan pengaruh Aceh terusir setelah tahun 1860-an dan Kerajaan Siak pun dapat ditundukkan --- pengaruh Kerajaan Melayu habis, Kerajaan Aceh juga akan habis tahun 1873 ini.Selat Malaka aman --- Kerajaan Belanda dan Inggris aman menguasai investasi di perkebunan dan perdagangan di seantero setengah bundaran bumi”
“Ya saya dengar juga Pemerintahan Residen OostKuust akan dipindahkan dari Pulau Bengkalis ke Medan-Deli, Kolonel”
(2)
Karsiyem mengelus-elus perutnya yang membuncit --- ia berdoa agar janin itu tumbuh dan lahir menjadi bayi lelaki, yang kelak menjadi pemuda yang ganteng dan kuat seperti bapaknya, Rudolfo Moravia.
Karsiyem merindukan tuannya itu.Ia telah 3 bulan di desa Mengkowo --- ia mengharapkan Rudolfo datang ke Jawa sebelum akhir tahun.
(3)
Pastor Kepala telah melaporkan kemajuan pengajaran bahasa Belanda, bahkan kini dari Budaya Belanda dan Eropa --- Tunting Wulandari telah pula diperkenalkan dengan filsafat Eropa --- sejak Filsafat Yunani sampai filsafat yang mempengaruhi Kehidupan Sosial di Eropah.
Tidak dinyana Tunting Wulandari sangat tertarik dengan Sejarah --- ia sungguh terkesan dengan Revolusi Perancis (1789). Tunting mendalami penyebab tercetusnya revolusi itu --- yang juga akan mempengaruhi anak-cucu Orang Jawa.Tunting tertarik untuk mencari hubungan pendapat Kaum Marxist, tentang pemicu revolusi itu --- ia juga mulai tertarik bahwa, pertambahan penduduk pun bisa merupakan pencetus ketegangan sosial, yang bisa mencetuskan Revolusi --- kekurangan bahan pangan, kemiskinan dan ketidakadilan pembagian kemakmuran.
Tunting Wulandari memang seorang gadis cantik dan cerdas --- kepintarannya, kelancaran BahasaBelandanya telah menambah point dirinya di mata Pastor Kepala dan Jenderal Elberg.Pastor hampir tiap hari berdiskusi dengan Tunting, tentang berbagai hal isi buku-buku yang dibacanya.
Pastor De Goyer bangga bahwa Tunting sangat berminat pada filsafat --- ia beruntung kaya dengan Filsafat Jawa, kini mempunyai acuan Filsafat Yunani dan Eropa --- termasuk pemikiran para filosuf mutakhir, Abad XVII, XVIII dan menjelang Abad XIX.
Menurut perputaran Damar Kurung yang dimainkan malam kemarin --- gambaran yang berhenti disorotkan pada dinding pendopo, adalahRembulan Penuh, Terang Bulan Cahaya Emas.
[MWA] (Damar Kurung Nyai Moravia; novel bersambung 03/17)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H