Lihat ke Halaman Asli

Satpam dan Polisi Mencurigai Anasir Teroris (Features)

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Kewaspadaan perlu --- siang Kamis, di sekitar jam 10 pagi, seorang lelaki dengan tas ransel berat di punggung, menenteng tas panjang di tangan kirinya.

Masuk dengan sigap ke Bank, melewati Satpam dan pintu utama--- ada beberapa nasabah tidak mengambil open, begitupula karyawan bank, sibuk dengan tugas pekerjaan masing-masing.

Glegek (bunyi popor) --- seorang polisi di pintu masuk terpana, ia membiarkan Satpam yang sedang memepet “orang itu”,membuka ruitsleting kompartemen tas punggungnya. Dengan sigap tas punggung kembali dikenakan.Ia mengeluarkan semacam dompet besar.

“Menyetor atau akan menarik uang pak ?”, tanyaSatpam --- lelaki itu menoleh.

“Mengambil uang !”dengan sigap si Satpam mengambilkan formulir, ia mengawasi dengan seksama gerakan tangan “orang itu” --- apakah akan menarik pemicu bom.Satpam mengintercept dengan menyodorkan nomor antrian.


Nomor 33 di monitor terpantul nomor 28.Satpam lega.


Orang itu menarik “buku tabunganberwarna oranye” --- Simpedes.Satpam lega, Ia kembali ke posisi ke tempat ia berdiri di depan pintu utama. Tetap mengawasi orang keluar masuk.


Polisi mengawasi nasabah yang sudah di ruangan, di luar, di lapangan parkir --- melalui pintu berkaca. Ia turut cemas, melihat gerak-gerik manusia-manusia. Orang itu mengambil tempat menunggu di bawah evaporator AC.



Polisi itu menarik nafas --- ia terusik dengan bunyi popor senjata tadi. “Senjata laras panjang dengan popor dilipat --- AK 45- kah ?”


Orang itu pergi setelah menarik uang Rp. 20 juta --- polisi mengingat orang asing itu. Ia menghadap Kepala Kantor Kas.Bisik-bisik, ia mencurigai orang asing tadi.

Kepala Kantor Kaskembali, mengetik di Key-board.

“Nasabah kita, tidak aktif, alamat jelas, terakhir menerima transfer , cukup besar, dari Doha, Timur Tengah ya,ya …………….. oh, tidak bisa --- pak komandan saja suruh ke sini !”

Polsek sibuk dengan sigap ke alamat yang dimaksud --- Komandan menyaksikan selintas mutasi di layar monitor.

“Orang itu menuju Luweng Ireng !”


Malam jam 21.00 penyidikan ditutup --- Orang itu Abdullah Hossein, dari Desa Kombor, di Kecamatan lain --- sedang membantu perbaikan rumah anaknya yang akan roboh, yang kini sedang bekerja di Doha sebagai TKW --- glodakan tas tangan panjang tadi adalah bunyi yang berasal dari parang dengan sarungnya, sebuah martil dan catut.


[MWA] (Features-50: Serial Spionase-18)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline