Walaupun hati Bejo tidak tentram dengan sikap ayah Mila --- ia tidak mempedulikannya. Ia yakin dapat mengawini Mila --- mau KUA atau kawin artis saja, kawin sirik, tidak masalah baginya.
Bejo memang sudah membutuhkan istri --- selama menduda ia tidak ada masalah dengan kebutuhan seks, yang terang ia pantang menggauli WTS. Di tiap lokasi edaran perdagangannya, ia mempunyai kekasih gelap --- mau sama mau.
Dia telah mengabari Mila, dari Jakarta akhirnya ia akan langsung ke Malang --- lantas ia akan beberapa pekan berada di Gunung Kawi dan Kepanjen.
“Mil, kalau akan menyusul aku, harus beri-kabar ya --- kalau kamu akan ke Magelang, ingat bawa alamat, ibu telah aku kabari --- bahwa aku sudah mempunyai calon istri”
Mila telah bertengkar lagi dengan ayahnya --- Marah Hasan, pada berbagai kesempatan Bu Kastiah mencoba menengahi persoalan yang mereka hadapi. Persoalan Mila dengan ayahnya.
“Ayah, Mila sudah dewasa ayah --- kita belum berhasil mencarikan jodoh yang setimpal menurut
pendapat ayah --- tetapi anak itu bertekad ingin tetap menikah dengan lelaki pilihannya.Kalau terjadi apa-apa kita akan menyesal ayah”.
“He, bu kita telah mengalami seorang anak perempuan kita --- anak perempuanku yang gagal menemukan jodoh yang wajar, yang mampu melayarkan bahtera perkawinan --- yang bisa berkembang ekonomi keluarganya ………………. Suami Rani, pilihan ayah, memang ayah menyesal mendapatkan menantu yang konyol begitu, tetapi mungkin ayah lebih menyesal seandainyalelaki itu, suami konyol itu --- pilihan sendiri anak perempuan-ku yang salah”Pak Marah Hasan terus saja bersungut-sungut.
“Coba kita pikir --- lihatlah penjual batu akik yang berderet-deret di Tomang Barat, sepanjang hari mereka hanya mengobrol dan mengosok batu --- perhatikan apa ada hidup mereka yang berkembang ?Konyol itu namanya kalau si Mila, belum mengenal betul si lelaki itu, mau pula ia mengawini lelaki macam itu. Lelaki penjual batu akik.”
“Ayah bagaimana pula usul si Mila --- bila ayah tidak memberi restu, tetapi harus tetap ikhlas memberikan surat kuasa, agar ia bisa nikah baik-baik, dengan wali hakim “.
“Bu, itulah pikiran anak durhaka --- kepala batu. Biarkan ia pergi, kalauberani durhaka pada orang tua --- yang melahirkan dan membesarkannya, dia tidak akan selamat !”
“Istigfar ayah, jangan mengutuk anak begitu --- tidak baik nantinya”.
Kata-kata terakhir itu terdengar oleh Mila di kamarnya --- ia saling pandang dengan Ratna.
“Kak Ratna, aku mohon maaf --- aku melangkahi kakak, aku tidak sabar menunggu jodoh pilihan orang tua --- kak, aku telah menyampaikan rencanaku --- aku mungkin terpaksa kawin lari, kak”.
Mila menerawang memandang langit-langit kamar ---Akhir Maret awal April berartiia akan mengandung janinnya itu, jalan bulan ketiga.Tiga bulan kehamilan konon selalu menggegerkan pihak anak gadis --- perut telah berubah bentuk --- bokong sudah merendah, saat gegeran.
Ia harus segera kawin cara apapun dengan mas Bejo.
Mila kuatir kalau perutnya membuncit, terkadang ada penghulu yang menolak untuk menikahkan.
“Ayah, yang ibu dengar --- setelah ia menikah ia akan meneruskan ilmu warung kita, ia akan membuka warung makan.Ayah, kita harus menyelamatkan niat baik Mila”.
“Ibu, bu tidak sadar kegilaan Mila telah menyinggung kakaknya, si Ratna --- mengapa pula ia sanggup melangkahi kakaknya --- itu sial ibu”.
Ibu Kastiah hanya menelan liurnya yang tersekat di batang tenggorokannya. Ia kuatir sekali dengan kehamilan Mila.
Mas Bejo menilpon Mila , “Piye Mil, rejeki bagus Mil --- dagangan dari Jatinegara itu terjual laris di Jawa Timur --- minggu depan aku pulang ke Perontaan”
“Mas, anak kita tumbuh di rahimku --- minggu depan aku akan minta maaf minta ampun pada ayah dan ibu --- aku akan pamit menyusul mas ke Magelang.Terserah mas saja, di mana baiknya kita menikah --- di Jawa Tengah atau di Jawa Timur, aku manut mas.Ibu telah diberitahu ‘kan ?”
Di jari manis kiri Bejo memakai cincin Akuamarin biru kehijauan --- batu ini tidak pernah terlintas sekali pun akan dijualnya --- batu ini dibelinya di pelataran pasar Beringharjo tahun 2006 ketika ia telah memutuskan akan berhenti kuliah --- kawin dan mencari lowongan kerja.Ia ditawari lowongan kerja di kapal ikan Taiwan atau ada juga jadi pelayan di kapal pesiar.
Batu akuamarin cocok untuk mereka yang kerja di kapal --- tetapi kedua lowongan itu, ternyata tidak dapat diraihnya --- ketika ia ziarah di Gunung Kawi, ia malah berkenalan dengan Vera, istri ABK Kapal Tanker.Pemilik Losmen di Gunung Kawi dan di Gedangan.
Sampai sekarang itu wanita selingkuhannya untuk fasilitas penginapan dan kebutuhan seksnya. Kemarin ia menyesal melakukannya dengan Vera --- ia selalu mengenang Mila yang besar kemungkinan mengandung , bibit mereka yang akan tumbuh menjadi janin.
“Mbak Vera, bagaimana kasus yang dialami masnya --- sudah clear ?”
“Makan duit dik, malah mobil tangki 2 telah dijual --- repotlah kalau terkena urusan hukum, jadi bulan-bulanan pemerasan --- dari pada ditahan di Mataram, ia telah ditetapkan jadi saksi --- ya habis-habisanlah.”
“Biar perkara selalu menang --- mase sebaiknyasementara ini memakai Mirah Daging mbak --- ini ‘kan bisa masuk di jari tengah mbake,bisa masukdi jari manis kiri Mas Kasbi.Bayari saja, itu barang titipan”.
Mereka telah berselingkuh cukup lama --- caranya gampang, pasti mereka janjian menginap di Gunung Kawi atau Gedangan --- itu tempat menginap Bejo selama berdagang di sekitar, Malang, Kepanjen, Gunung Kawi dan pantai Ngliyep.
Bukan Mila saja yang kesingsem dengan aroma tubuh mas Bejo --- Vera juga mempunyai kesan yang sama --- lelaki satu ini, tubuhnya walaupun tidak memakai deodoran atau parfum --- oramanya memang sangat mengumbar berahi perempuan.
Mereka tidak menyadari itu adalah kekuatan Batu Combong Turamali --- yang membawa kekuatan magis --- perkataan pemakai atau pemiliknya selalu dipercaya.Rayuannya memperdaya kaum wanita.
Mila mencari waktu yang tepat untuk berbicara dan pamitan kepada ayahnya --- ia meraba-raba cincin kecubung teh pemberian mas Bejo. Ia meraba bawah perutnya --- ia yakin janinnya akan tumbuh sehat walafiat.
[MWA] (Buah Cinta dari Parangkusumo; nov)el, bersambung ke -04/13 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H