Engkau pulang pagi, seperti shift malam atau lembur untuk menambah suap nasi anakmu
Istrimu cemas --- banyak terlihat anak mahasiswa ditaboki, diterjang, ditembaki,
Tidak mati --- Cuma mati sembab, wajah lebam, kulit terkelupas,
Buruh-buruh, engkau kelas pengorban dan yang perlu berkorban
Begitu sejarahnya --- coba engkau sampai akhir hayatmu tidak akan mampu menjawab. Mengapa kamu dan anak-cucumu --- tetap buruh yang memburuh. Kakek-buyutmu itu kini punya cabang silsilah di Suriname dan Kampung Dadap dekat Percut Sungai Tuan.
Suriname jauh --- mungkin wakmu sudah jadi Menteri Keturunan Jawa di Jajahan Belanda itu--- kakek kamu anak dari buyutmu itu --- hari ini cucunya masih menjadi Demonstran, jadi manusia pengorban keringat dan air mata , masih berjuang untuk sesuap nasi --- kamu kuatir pemimpin bangsa ini merampas suap-demi-suap- yang engkau kumpulkan dari remah para :
Kapitalis pembayar pajak
Pajaknya dicuri Birokrat.
Kaum Neo Liberalis yang merasa lebih pintar dari Bung Hatta atau Profesor Mubyarto.
Tanganmu berdarah, Buruh --- mengapa jaketmu kantongnya gembung, bukan batu pak --- ini kitab Undang-undang Dasar1945 Amandemen --- di kulitnya ada Pancasila.
Buruh Engkau pulang ke rumah type 21 berkamar dua --- dapur di luar yang ada pompa tangan.Listrik Dahlan Iskan mati, pompa tangan itu didayung isterimu dengan rusuk dadanya yang kurus --- wanita itu pagi ini bersyukur, bahwa kamu tidak mati di jalan tol di Senayan --- Orang DPR berpesta pora, pertunjukan telah diselesaikan
Buruh
Mahasiswa
Pemuda --- entah macam-macam jabatan, pulang gontai --- kembali mencari remah-remah, Mereka tertawa-tawa terbahak-bahak --- alangkah bodohnya bangsa Indonesia.
Meremehkan kecerdasan para leluhur --- kini hanya mampu bohong membohongi
Akal-akalan dan mengakali --- seperti Gubernur Jenderal mengakali Pangeran Ningratan
Meributkan BBM (sekarang BBM dulu biji kopi dan tanah pindrikan)
tanganmu yang berdarah tersangkut pagar BURT dpr ri --- mereka mempunyai milyaran anggaran perbaikan pagar dan tempat sampah). Uh.
Eja BBN--- Bahan Bakar Nabati
Mengadahlah tapak tangamu yang berdarah --- setelah sembuh kepalkan kembali
Kamu bangsa yang bodoh --- rejekimu hanya BLT, BLSM, Raskin dan meributkan BBM.
Mereka kenyang --- kaum demons tetap lapar !
Alat kamu ototmu yang tipis --- senjata mereka adalah BBM, bom uang yang menggelegar !
[MWA] (Karikatur Sospol -51)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H