Lihat ke Halaman Asli

Panik --- Bukan Produktivitas, Malah Inflasi Menelan BLT/BLSM – Aow !

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331868310561188174

Memang unik cara hitung-hitungan Orang Indonesia --- naikkan harga BBM, subsidi BBM dikurangi dan subsidi Pupuk untuk Pertanian dikurangi.

 

Dialihkan ke mana ? --- ke Anggaran untuk BLT yang dimistik menjadi Bantuan Langsung SementaraMasyarakat. Lha ?

 

Untuk apa ?Kata yang punya gawe --- untuk menunjang sebahagian Rakyat yang terkena dampak Kenaikan harga BBM. Lho ?

 

Para Buruh pergi kerja dengan kereta, motor, speda motor, bajaj, kereta roda 3 petani, ojek, mesin generator anti pemadaman PLN, pengusaha UKM industri rumahan, bagaimana ? --- pergi tanya sana, kamu masuk kategori enggak.

 

Ongkos dan biaya transport naik akibatnya --- gaji tetap, nilainya ditelan inflasi !

 

Ayo buruh pergi sana ke kantor pos (antri BLSM) atau tanya pak RT , “untuk kompensasi transport anak sekolah”, bilang.

 

Kamu buruh --- faktor produktif, menggerakkan mesin produksi.

Kamu petani--- faktor produktif

Kamu nelayan --- faktor produktif.

UKM bekerja produktif, daya produktivitasmu terancam diturunkan inflasi.

Dadine piye ? (panik)

 

BLT dan BLSMkonon untuk meningkatkan Daya Beli Rakyat, karena yang menggerakkan Pertumbuhan Perekonomian ini sebagian oleh Konsumsi Domestik, selama ini.

 

Memang iya !

 

Tetapi jangan panik ya --- BLT dan BLSM itu hanya menjadi mangsa Inflasi.

 

Habis dimakan Inflasi.Hasilnya hanya untuk membiayai Pencitraan melalui APBN !

 

Menyesalkah kamu ?

 

Kalaulah penghematan Subsidi BBM dialihkan pada Proyek Padat Karya membangun dan meningkatkan Infra Struktur Produktif --- itu baru cerdas.

 

Penghematan subsidi BBM dialihkan pada proyek Padat Karya perkotaan --- kotanya indah dan anti banjir.  Itu baru cerdas.

Roda perekonomian bergerak produktif.

 

Hitung-hitungan politikus dengan Rakyat cerdas, memang berlainan Ide-nya.

 

Produktivitas naik, produksi naik, sisi Penawaran meningkat --- Daya Beli Rakyat terpelihara, rasa Kemakmuran meningkat --- pendapatan meningkat, kesejahteraan meningkat.

Itu Ide cerdas --- Hitung-hitungan Negarawan : “ Idealisme melaksanakan Kesejahteraan Rakyat berdasarkan usaha dan upaya yang bermartabat ……………… “

Fenomena di Indonesia,  Politikus yang berkuasa : “Mental Maling sejak rancangan, ke program, sampai di APBN direkayasa untuk dikorupsi !”.

 

Betul juga si Kroco, tentara Kraton yang bergaji Rp. 15.000,--(Komitmen Pengabdian adalah Kehormatan yang bermartabat).

[MWA] (Ekonominet -47)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline