Kalau :
1.Krisis Perekonomian USA dan Eropa menyeret Perekonomian Republik Rakyat Cina menciut, lantas mempengaruhi Ekspor Indonesia ke seluruh dunia.
2.Krisis Moneter yang menyebabkan per-Bank-an di Indonesiarusak Sistemik, makanya Arsitektur Perbankan agar minimal masih bisa berputar kalau terjadi stagnasi internasional.
3.APBN tidak efektif baik Penerimaan maupun Pembelanjaannya. Penyerapan itu rendah karena para Pelaksana gagap (mencari akal), karena eskalasi Kampanye Anti Korupsi dalam tahun 2009-2012. Kalau Kasus Nazaruddin tidak tertangkap dan terungkap, maka Economics of Corruption harusnya bisa mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
4.Daya Beli Rakyat lumpuh karena mengeringnya I , G dan T --- terjadi Stagnasi, Inflasi, karena penawaran persediaan barang makin berkurang --- harga-harga menggila. Konsumsi Domestik yang selama ini memutar ekonomi makin lemah. Uang beredar tersendat mengering.
5.Ekspor menciut, Impor makin terbatas, pabrik dan perkebunan megap-megap --- Rakyat menduduki perkebunan dan Tanah Garapan untuk menanam bahan pangan
6.Bahan Bakar Minyak berkurang --- para Menteri dan PNS tidur dan berkemah mendekati tempat kerja. Dilakukan pencatuan dan penjatahan agar PLN dan pabrik vital bisa tetap beroperasi. Onderdil semua pabrik dioptimalkan sampai batas break-down.
7.Bahan Makan berkurang di Pasaran --- dilakukan diversifikasi bahan makan lokal, untuk mencegah Rakyat sekarat Kemungkinan Kurang Makan.
8.TNI dan Polri bersama Rakyat menjaga km per km secara swadaya menjaga Keamanan dan Ketertiban.
9.Kegagalan Pemberantasan Budaya Korupsi --- kekacauan dan chaos yang menjurus Revolusi Sosial, dikompensasi dengan Tembak di Tempat.
Kesimpulan : Berantas Tuntas Budaya Korupsi --- Itu akar Masalah Ekonomi Nasional agar Gejala di atas tidak terjadi (Kroco – Penceramah dari Yogyakarta)
Itulah Isi kuliah umum di Universitas Gajah Silogoimo --- Parangkusumo, yang dihadiri para pemuka Partai Politik dan Politikus, dalam rangka meng-goal-kan Kenaikan Harga BBM untuk menyelamatkan Ekonomi Nasional.
[MWA](Karikatur Sospol -47)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H