Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Bingung BBM – Emas- Cadangan Devisa dan Garam ! (Karikatur)

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331605951541598893

Indonesia Negeri Dinamis,  kinerja retrogresif, dan Lemah --- seperti Lukisan Dali; kalau Orang Bodoh --- pasti tidak dapat mengerti, memerlukan muslihat mental mencernanya.

 

Salvator Dali (1904-1989) --- pola pikir Pelukis Spanyol itu mirip Orang Jawa, futuralistik dan metafisis. Entah mBah Joyoboyo dan Ronggowasito yang diikuti, atau akal-akalan Ken Arok.  Pokoknya secara Pragmatism “sampai di Puncak Kekuasaan”. Lantas langgengkan sampai Cicit-mencit !

 

Kalau Dali mengikuti mBah Sigmund Freud --- “Kebingungan sistematis”. Dia seniman yang hebat, dapat menggunakan berbagai media untuk menghasilkan karyanya.

 

Andaikan,  kita berkesempatan menyaksikan Lukisan Surrealistik-nya  --- ada yang menggambarkan Kromosom Mata Ikan , yang mempunyai harmoni dengan proses disintegrasi (?), lha angel kiyen.

 

Dilukisan “Persistance of Memory” ---  disadur, Urutan Akal-akalan dalam Memori.  Digambarkan panorama, ada genangan air, seekor ikan dengan matanya yang harmonis ---- ada dua bentuk jam yang lumer seperti ikan (menakutkan) --- pada komposisi berbentuk bata dan paving, ada lagi lumeran “jam”.

Terserah anda --- bingung, kuatir, takut, sampai goncang jiwa.

 

Lukisan Salvator Dali, The Great Paranoiac  (1936) --- wah, mirip nasib Bangsa, Rakyat, dan masyarakat Indonesia --- saat ini.  “Ketakutan Ageng yang sulit Dimengerti”.

1.     Takut mengenai apa ?

2.    Kuatir tentang apa ?

3.    Bingung disebabkan apa ?

4.    Tidak mengerti Mengapa ?

Pertanyaan mendasar yang dinyatakan Rudyard Kipling, Sang Filosuf USA --- 5W dan 1 H.

Enam sahabat yang cerdas.

 

Arsitek yang menguasai NKRI --- tersenyum, tertawa terbahak-bahak, dan meneruskan akal-akalan ala Ken Arok.

“Bagaimana Kamu Sekarang ?”

Rakyat pun harus bertanya “Bagaimana Mau-mu Saja ?” .

“Rakyat, jangan tunggu ‘siapa Ratu Adil atau Satrio Piningit’ --- tetapi rumuskan ‘Bagaimana’ mengatasi Negara yang morat-marit ini “ (Kroco ).

 

Mereka memelihara Jenglot Makuthang untuk melanggengkan Kekuasaan; Rakyat harus menarik Pulung yang telah dititipkan --- biar amblas angine !.

[MWA] (Karikatur Sospol -46)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline