Lihat ke Halaman Asli

Aku – yang Menuntut, yang Menderita (Cermin)

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1330474786514925265

 

Tidak pernah teringat kapan pertama sekali menyatakan : Aku ( saya, ingsun, daku, hamba, patik, kulo,) --- kata itu suatu deklarasi, ada inklusif --- menuntut, ingin menguasai sesuatu.

 

Orang di sekitar mengatakan : Itu hak kamu !  Itu bukan ( ‘aku harus mengerti moral dan etika)

 

Belakangan ‘aku’ harus mengerti norma --- “Kamu koruptor, mencuri APBN dan Kekayaan Negara --- pasal dan ‘rasa keadilan’ menvonis kamu dengan hukuman mati ! (Aku harus mati).

 

Secara filosofi “aku” dekat dengan Samsara --- Kesengsaraan.

 

Darma-mu membebaskan diri dari Samsara --- jangan menyakiti sesama kamu, sesama alamiah, sesama  makhluk yang banyak kebutuhan.

 

Bermasyarakatlah aku dan kau beserta ‘lainnya’ --- seperti juga norma dan vonis harus adil; sesama kamu juga harus adil.

 

“Kita membutuhkan Keadilan

 

Keadilan itu harus gratis --- seperti oksigen. Maka para Hakim yang culas --- adalah ‘aku’ yang masih memendam Samsara --- apapun agama-nya, apapun Kitab Suci-nya yang digunakan untuk Menyumpahnya.

 

Penderitaan --- Amanat Penderitaan Rakyat !

 

[MWA] (Cermin Haiku – 18)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline