Lihat ke Halaman Asli

Reshuffle --- Adalah Koreksi Pengambil Keputusan; Yang Lalu Keliru

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rekruitmen yang dilakukan Presiden RI memasuki periode 2009-2014, ternyata meleset --- dari rapor yang dilakukan UP4 ternyata Menteri-menteri KIB II bekerja buruk, bahkan sampai saat menjelang reshuffle ini.Walaupun proses rekruitmen itu begitu “melodramatis”, penuh pengharapan dan kekecewaan.. Hasilnya menteri-menteri dengan kinerja kapasitas 50 persenan dan ber-rapor merah. Perlu reshuffle.

Tugas utama Top Management adalah mengambil Keputusan. PresidenRI bertanggungjawab untuk memilih Menteri-menteri yang kompeten dan mempunyai integritas prima.Kinerjamereka mengecewakan. Rakyat pantas kecewa !

Konon, menurut PresidenRI ia melakukan reshuffle kali ini , karena menenggang Perasaan Rakyat.Bagus !

Kalau Presiden RI dan para Menterinya tidak menghasilkan Kinerja yang sesuai ‘target’ --- program gagal.Itu berarti APBN yang 1000-an triliun itu sia-sia.Secara manajerial terjadi Waste.Penyia-nyiaan Anggaran, Biaya, Kesempatan dan Waktu. Rakyat dirugikan !

Apalagi kalau terjadi penyimpangan --- salah perhitungan, mark-up, mutu hasil kerja tidak sesuai , pencurian, korupsi,sampai waktu molor; itu berarti telah terjadi Mismanagement, bahkan ternyata terbuka kesempatan untuk mencuri.Negara bisa bangkrut

Menteri-menteri yang Lingkungan Organisasi tidak bersih --- alias terjadi kasus kriminal Suap dan Korupsi, wajib di-retool. Itu indikasi perbuatan membangkrut-kan Negara.Presiden harus menenggang perasaan Rakyat !

Rakyat sudah tahu dan paham permainan mereka --- mereka tidak boleh dipercaya lagi untuk memegang portofolio.Integritas mereka Nol besar !Presiden harus menghargai perasaan Rakyat.

Jangan malah Kepercayaan Rakyat beralih meragukan Keputusan Sang Presiden.PresidenRI harus tegas saja.Jangan berspekulasi untuk masa tiga tahun tersisa.

Jangan menyia-nyiakan APBN dan Waktu --- Negara harus Jaya bukan menjurus Bangkrut menjadi Negara yang Gagal.

Rakyat telah menyaksikan cara pengambilan keputusan dalam rekruitmen --- jangan ada kekeliruan lagi.“Decision making. The selection from among alternatives of a course of action; a rational selection of a course of action “.

PresidenRI harus bertindak rational – hitung-hitungan rational adalah “Kepentingan Rakyat”, bukan kepentingan Partai Politik atau Sekretariat Gabungan alias penggalangan Koalisi.Terbukti tidak efektif menjalankan Misi Kepentingan Rakyat (2009-2011).

 

Keputusan Presiden RI kali ini sungguh strategis sifatnya --- ia tidak boleh keliru memilih pembantu-pembantunya.Dua tahun dari masa periodenya telah tersia-sia. Motivasinya harus Untuk Kepentingan Rakyat dalam menghadapi dinamika Faktor Eksternal yang mengancam NKRI.

 

Krisis Ekonomi Global dan Intervensi Asing terhadap Integritas NKRI --- itu adalah Ancaman nyata Bung !

 

Mungkin PresidenRI melakukan Seleksi, Penempatan dan Promosi dalam reshuffle ini :

 

  1. Pilihan harus pada Profesionalisme dalam Seleksi kali ini. Jangan ada lagi pertimbangan bahwa Ketua Umum Partai Politik adalah Calon yang preferensi untuk sesuatu Jabatan Menteri.

 

  1. Menteri yang akan dipromosi menjadi Menteri Koordinator bagus --- tetapi lebih baik lagi mengangkat Menko yang berasal dari dari Luar Organisasi sebelumnya.Menko haruslah seorang yang berkaliber Negarawan, track-record sebagai penggagas Ideologis dan Konstitusional, dan jelas mempunyai Visi Indonesia masa depan. Bukan semata-mata seorang pekerja yang ulet.Menko adalah pembantu utama PresidenRI.Ia haruslah seorang yang mengisi kekurangan PresidenRI
  2. Objectives pada masa sisa 3 tahun periode ini adalah : Meningkatkan Produktivitas Rakyat.Rakyat-lah yang diperkaya, bukan Menteri dan Birokrat !

 

Ini ada bekal Kebijaksanaan dari Sumber Ke-Arif-an :

 

  1. Dari Zen Buddhisme : “When you can do nothing, What can you do ? (Zen Koan)

b.“When you meet a master swordsman, show him your sword. When you meet a man who is not a poet, do not show him your poem. (Lin-Chi)”

c.“Lengser keprabon madeg pandhita “ --- Sebagai Negarawan yang Bijak, memberikan digjaya pada Estafet !

Memang begitu, karena ini Negara yang ber-“ Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”.

[MWA] (Hello Hari Ini – 23)

*)Foto ex Internet

[caption id="attachment_135505" align="aligncenter" width="298" caption="Presiden RI harus me-reshuffle Kabinet --- target diusulkan :Tingkatkan Produktivitas Rakyat --- Ketahanan Ekonomi Indonesia pada Krisis 1997-1998; Terapkan Ekonomi Kerakyatan. Hadang Krisis Perekonomian Global. Jangan sia-siakan Waktu."][/caption]

.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline