Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Senjata Pemungkas Manusia : Membunuh !

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_133268" align="aligncenter" width="619" caption="Filosofi Perang Ramayana --- Rama : Hanoman, mengapa Rakyat yang lebih dahulu dikorbankan ? --- Hanoman : Gusti Prabu, memang begitu, sebelum Sang Angkara Dasamuka keluar, Rakyat kedua belah pihaklah yang harus Saling Berbunuhan !"][/caption]

Manusia memilih Dasar Filosofi-nya adalah Survival --- ingin tetap hidup, berhasrat hidup langgeng, melestarikan  hidupnya --- untuk hidup ia harus, Membunuh --- membunuh species lain, membunuh gen lain, membunuh hewan, membunuh flora, bahkan membunuh Alam yang menghidupinya  --- dan yang mengerikan Manusia membunuh sesama manusia.

 

 

Homo Humini Lupus !

 

Apa dasar filosofi itu ?   “Naluri ke-binatangan-kah ?”

 

Manusia dilengkapi “kecerdasan yang makin modern makin cerdas”,  mengapa ia masih harus saling membunuh ?

 

Untuk survive manusia melakukan penjelajahan, pengungsian, migrasi --- kalau perlu menundukkan Alam dan se-isinya.   Manusia melakukan “settlement” untuk ruang hidupnya – fakta sejarah menyatakan begitu.  Nenek moyang Orang Nusantara berpindah dari Cina Selatan, Pegunungan di Burma, bermigrasi dari darat Asia mencari Tanah Penghidupan.

 

Orang Inggris menjelajah Lautan Atlantik untuk sampai di Benua Amerika Utara --- setelah mengumpulkan informasi dari para Petualang yang dibiayai Kerajaan-kerajaan Eropa.  Untuk survive mereka saling membunuh dengan Orang Indian yang telah mendahului menduduki Tanah itu.

 

Penjelajah Eropa membunuhi manusia Aztec dan Maya --- untuk mengambil Ruangan untuk Survive

 

Orang Eropa melakukan “settlement” ke Afrika Selatan yang Iklimnya, secara teoritis lebih kurang sama dengan Tanah Asal mereka.  Orang Inggris mengirim Orang Buangan Kriminal ke Benua Australia --- di sana penduduk Asli Aborigin harus mengejar ketinggalan hak hidupnya.  Untuk Survive !.

 

Beruntung Orang Nusantara dalam penindasan Kolonialis, Portugis-Spanyol- Belanda- Inggris dan banyak invasi lainnya --- mereka tidak melakukan “settlement”  di sini --- masih ada tanah lain yang lebih sesuai.  Tetapi nafsu survival lain yang diterapkan --- yakni Senjata Penghisapan Keilmuan untuk menghidupi.  Seperti nyamuk, lintah maupun vampire.

 

Sampai saat ini di NKRI yang telah menetapkan filosofi dan tujuan ber-Negara pun --- di dalam  Negara ini terjadi saling menghisap.  Membunuh pelan-pelan --- meng-korup hak hidup masyarakat yang lebih lemah.   Manusia  dari kelas Rakyat Jelata yang telah meng-amanatkan Kekuasaannya pada segelintir  manusia lainnya..

 

Senjata manusia dalam Strategi Kebudayaannya, ada lagi : Kekuasaan Politik --- mereka saling bunuh langsung atau pun tidak, dengan kekuasaan yang telah mereka rebut, manusia menguasai manusia lain dengan tidak jujur dan adil .  Ha ?

 

Nalurikah itu --- ataukah Kecerdasan Manusia sisi lainkah itu ?

 

Perebutan Tanah dan Kekuasaan masih berlangsung terus di muka Alam ini --- perebutan Tanah antara Palestina dan Israel, antara Xinjiang dengan kekuasaan, antara Tibet dengan kekuasaan, antara Amerika Serikat dengan Cina, antara Amerika Serikat dengan Taliban, antara Amerika Serikat  dengan Militan, antara Rakyat-rakyat lapar di Afrika dengan Kekuasaan --- antara Aborigin dengan Orang Kulit Putih.

Adilkah cara Non-apartheid di Afrika Selatan ?  Makmurkah Rakyat Jelata di Benua Amerika Selatan ?

 

Manusia untuk survive memerlukan Alat Lain yang berasal dari Kecerdasan Manusiawi-nya : Norma dan Rasa Keadilan

Manusia memerlukan Etika dan Kepuasan Bathin --- dan Banyak lagi yang positif untuk hidup berdampingan dalam berbagai “Perbedaan”

 

Kepentingan

Hak untuk hidup

 

Kelemahan Bangsa ini --- bukan saja dalam penerapan Konstitusi dan Filsafah  Pancasila --- tetapi juga mengerjakan Prinsip-prinsip Keilmuan, terutama Management dalam ber-Negara dan ber-Pemerintahan.

 

Selamatkan Indonesia !

 

Semua Kerangka Sosial tidak berjalan linkaged dan mulus --- Meledak-ledak, Makin kacau dan kacau, makin Mundur bertambah mundur.

 

Wadhuh !

 

 

Indonesia-ku, Politik “Perebutan Kekuasaan”  secara Demokratis itu --- harus dilakukan dengan Jujur dan Adil.  Kalau tidak saudaraku, Anasir di dalam negeri bisa menjadi Bom yang melukai Sesama Anak Bangsa.  Bisa di-operasikan Negara Asing agar mereka tetap survive.

 

Tan Malaka tidak mengajarkan menge-Bom Negeri Sendiri, Bung Karno dan Bung Hatta tidak mengajarkan untuk membunuh Tetangga yang berbeda Agama, Bung Sjahrir tidak mengajarkan “Indonesia harus tunduk pada Konsep Asing yang menjajah Kehidupan anak Bangsa”.

 

Orang Amerika Serikat mengajarkan 3 hal pada Warga Negaranya :

·         Survive

·         Growth

·         Changes

 

Orang Indonesia harus mantap Melaksanakan Pancasila sesuai Mukadimah Undang-undang Dasar 1945 Amendemen

 

Memang syaratnya tidak berat sebenarnya : Pemegang Kekuasaan haruslah para Negarawan yang mempunyai Visi 3 hal seperti Orang Amerika di atas.

 

Jangan biarkan Manusia Indonesia membunuh sesama manusia ! Perbaiki Sistem dan Kinerjamu.

 

Begitu saja kok Repot (Gus Dur).          [MWA] [Polhankam -29]

 

 *) Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline