Lihat ke Halaman Asli

Sultan Harun al Rasyid menghadap Dahlan Iskan; 1001 malam kontemporer.

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sultan Harun al Rasyid gerah --- patung Saddam Hussien di kota Bagdad telah ditumbangkan; konon bangkai arca itu kini di Indonesia. Diangkut Pemulung Indonesia.

Sultan melanglang ke langit, dilihatnya Burj Khalifa, sesak nafasnya ---  ingat petrodollar dan asosiasi imajinatif Negeri Arab, adalah Kurma dan Unta.  Konon pula Dahlan Iskan dikabarkan dengan BUMN-nya akan membangun proyek semacam itu

 

Permadani yang dipiloti Sultan akrobatik belok ke Timur menyusuri katulistiwa. Di atas Pulau Sumatera dilihatnya di kiri Menara Kembar Petronas  (O, itu yang mau diimbangi Orang Indonesia --- ngoh banget ?)

 

Di Kebun pohon Palmacea, seperti Kurma , dilihat Sultan, Orang –orang Indonesia kebingungan menghitung Rakyat yang tertembak ( seperti di Suriah apa di Yaman sih ?).

 

Sultan menekan pedal angin mempercepat laju Permadani --- ia kebablasan sampai ke Sunda Kecil --- dia lihat Orang-orang Indonesia kurus-kurus, dekil bergelimang debu, ada pasukan.

 Sultan menelpon Assad, “Akhiii, ente belajarlah ke Indonesia !” . Kembali Sultan berakrobat melonjak melambung ke arah langit, menurun menukik menuju Monas --- maksudnya menghadap Dahlan Iskan.

 

“Bapak sedang menumpang KRL !”  Sultan  Harun al Rasyid bengong dan bingung mencari Sang Menteri, tanya beberapa Rakyat di beberapa stasiun --- enggak bisa ketemu.

 

Sultan menanya KS, malah dijawab tidak nyambung “ Kereta api cocok untuk dinaiki Pejabat, aman dan meriah”.  Sultan melompong mengawasi atap-atap kereta api. Dia tidak diketemukan.

 

Sultan bertanya kepada seorang perempuan berjilbab, “Ummiiiiiiiiii,  mengapa penumpang begitu meriah di atap kereta api ?  Mereka tidak takut mati ?”

“Itu kebudayaan Rakyat Indonesia --- Menteri Perhubungan RI Hatta Radjasa pernah mengatur langsung mereka --- gagal Sultaniiiiiiiiiiiiiii”

 

Sultan Harun al Rasyid menatap wajah perempuan itu --- tampak biji dan sorot mata yang masgul --- berputus asa.  Sultan yang peka terhadap Ampera itu, matanya berkaca-kaca. 

 

Sultan Harun al Rasyid pun putus asa --- ia kembali ke Negerinya “Amfun, lain kali saja !”

 

[MWA] (Hello Hari Ini – 32)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline