Lihat ke Halaman Asli

Nyonya Ratri Menyiapkan Hadiah Rahasia Tahun Baru (Novel – 02/25)

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 

[caption id="" align="alignnone" width="350" caption="Tahun 2012, Cinta-kasih dan Kedamaian dalam Harapan dan Impian"][/caption]

(1)

Nyonya Ratri sangat bersyukur, mengalami kembali cita rasa kasmaran --- ia kembali merasa benar-benar jatuh cinta. Di umur tuanya ini ia tidak kuatir kesepian atau menjadi Lansia yang tidak berharga.

Ada seorang lelaki muda yang membalas cintanya --- alangkah nikmatnya cinta yang saling berbalas. Cinta memang peristiwa yang klasik dan mempesona.

“Or, ayo kita belanja --- ke Pacific, tetapi di sana kita berpisah, masing-masing berbelanja --- ibu malas menyetir”Ori sekretaris pribadinya mengerti, terkadang Nyonya Ratri memang begitu. Nyentrik --- ia tidak mau menggunakan supir di dalam kota, ia menyetir sendiri, atau ada kalanya ia mengajak Ori. Bahkan ia tidak sungkan menggunakan taksi.

Mall itu padat sekali. Orang memenuhi setiap jengkal ruangan. Tidak pasti apa motif kunjungan setiap orang. Mereka akan bertemu 45 menit kemudian di Restoran Sushi.

Hebat sekali toko Ekslusif itu tidak begitu padat --- memang di situ toko pakaian bermerk ekslusif, mode dan harganya. Ratri memilih dengan seksama, ia mendengarkanpenjelasan dan komentar sang pramuniaga.

Ratri menjinjing tas kado dengan pola bungkusan yang berona “love” dengan nuansa warna pink metalik.Hatinya berbunga-bunga, dan ia tersenyum lebar bertemu kembali dengan Ori --- Ori telah menantikan Nyonya Ratri yang tertawa riang, mengambil mejanya di sisi menghadap view ke jalan raya dan pencakar langit yang dibalut lampu-lampu berbintang-bintang.

Markus menembus Tol Jagorawi, lantas menerobos tol dalam kota, ia berhasil menembus kemacetan di Senayan --- ia telah menyaksikan kali terakhir benda eksotik itu --- berwarna semu bergundi kehitaman, dikemas dalam bungkusan kecil --- dibubuhi kartu nama bergambarMenhir dan Phallus.Lambang proyek Piramid Cicurug.

“Harus tiba malam ini menjelang Jam 22 --- Menara Pavilion A, ada kesulitan, hubungi saya ---- bouquette Seruni merah ke Simprug, seruni putih ke Pavilion”.

Ratri menelpon Markus, “Max, mama sampai tanggal 31 di rumah Kebayoran. Rombongan Orkes Kroncong, dan Grup Tari Topeng dari Indramayu sudah confirm, ibu Ramina mungkin besok sore sudah tiba --- ini sekarang di mana ? ……………. Mama tunggu besok sore di rumah ya”

(2)

Ratri terpekik riang begitu menerima bouquette Seruni merah. “Max, terimakasih --- mama sangat bahagia. Tanggal 22 mendapat anggrek yang sampai kini masih cemerlang. Seruni ini bunga kesayangan mama --- mama kangen dan peluk cium buat Max”.Sekonyong-konyong nada panggilan baru menerobos, sepertinya ada telepon akan masuk.

“Ibu, ada kiriman kado baru masuk bu, bersama bouquette Seruni putih”.Segera deburan jantung, dangelombang darah yang berbuncah merasuk ke segenap sendi dan relung hatinya --- terasa hidup demikian berbahagia.Moment-moment cinta yang sangat mengusik kerinduan.Ratri inginsekali memeluk Markus.

“Ori, kado yang ibu titipkan tadi, simpan baik-baik --- itu kado akan diserahkan malam atau dini hari 1 Januari 2012 “

(3)

Ratri tidak puas dengan suara rayuan dan pujian Markus --- tanpa terasa ada sedikit air mata yang melimpah di kedua sisi matanya. Ia tidak puas.

Ia ingin memeluk dan menciumi sekujur tubuh Markus yang dirindukannya ---mereka memang telah berpuasa --- tidak melakukan coitus sampai selesai mereka melakukan pernikahan tanggal 4 Januari. Ratri sangat kangen. Ia kehausan cinta seperti para remaja.

Dipandanginya cermin, wajahnya yang masih tetap kencang --- disekanya sedikit air mata yang mengambang di sudut matanya. Nafasnya memburu.Dadanya membusung, ia menghela nafas yang mendalam. Ia ingin melakukan meditasi seks.

(3)

“Max, mama sangat merindukan belaian Max”

Tidak pasti apa yang diucpkan Markus dalam percakapan itu --- tetapi tampak mereka berdua menikmati desah asmara itu.

“Ma tahun depan setelah kita menikah --- apabila kita tidur di rumah terpisah, ilmu Tantra yang mama ajarkan itu --- bisa disublimasikan dalam teknologi mutakhir ma”

(4)

Tampak terpancar kepuasan di wajah dan di sekujur tubuh Ratri --- ia tampak akan melakukan meditasi seks.Ia mencium aroma bunga seruni memenuhi ruang meditasinya.

Ia melakukan sikap padma --- bersyukur atas anugrah Illahiah atas kesehatan, kekayaan, dan kemampuan dirinya menikmati seks di usia tuanya --- ia tidak pernah membayangkan bahwa ia masih bisa menikmati kepuasan syahwat dan, percintaan dalam kurun waktu yang demikian panjang.Mengapa banyak orang yang menafikan anugrah ini ?

Ia kini dalam sikap trenggiling emas --- bergelung dengan otot dan sendi yang terlatih. Dalam sikap itu ia memasuki alam suwung awangwung --- ia sunyi senyap, tidak menyadari apa pun.

Kemudian Ratri melakukan sikap Japa yoga --- di mana dia mengikuti begitu banyak getaran benda-benda alamiah --- ia bisa merasakan bahwa ia kini memiliki fungsi organ seks kelakian. Ia bisa merasakan setara phallus, walaupun yang dimilikinya adalah yoni.

[MWA] (Novel Nyonya Ratri – bersambung)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline