Lihat ke Halaman Asli

Haiku plus Puisi Bunga Chulanku

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*

Ini catatan harian :

1. Aku terkenang indahnya hubunganku dengan kenangan 2. pandainya engkau mengenangkan diriku seperti lagu

**

Anak gadis dari Sabah itu --- mengaku memanggil aku papa, sedang ia sendiri mama

Lantas

Di UndergroundMuzeum Shah Alam --- aku memang pecinta yang memikat

Ingatkan ?

Di Subway dengan anak dari Kedah --- seorang Sarjana S satu, hilang orientasi --- stasiunnya lewat

Pakcik !

Di mana aku nak turon ?

Di Bus-way jurusan Harmoni Kalideres --- kami berdiri sambil bercerita antara Bekasi dan Tangerang.

Dari masalah jurnalistik jurusannya sampai juga ke masalah iklan profesiku

Itu apartemenku --- ini malam minggu bapak, aku ikut denganmu

Namamu Diah yang terlalu capai menggapai-gapai irama hidup yang makin susah

Dari Tangerang ke Bekasi, dan balik lagi dari Bekasi ke Tangerang

Dari pagi sampai malam, dari malam sampai pagi, dari pagi lagi sampai malam

Menggapai-gapai tidak kesampaian --- aku penat menanti dalam kungkungan penjajahan waktu. Halte.

***

1.

Halte Grogol

Jalan layang yang padat

Pohon cemara

2.

Aku mengenang

Anak-anak Trisakti

‘Tuk Reformasi.

(Haiku plus Bunga Chulan tempat bermain, bunganya harum, rantingnya liat --- engkau mati muda Elang)

[MWA] (Cermin Haiku – 07)

*)Ilustrasi ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline