Lihat ke Halaman Asli

Politik Cartoon --- Panji Koming Mengirim Surat, ada Timun dan Sukribo [Features – 44]

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13152330592020454491

Kompas, Minggu 28 Agustus 2011 --- dicomot dari tumpukan Koran. Lha ini, ini nekat !

 

Maksud semula ingin cari hiburan inspiratif --- malah ketemunya politik tinggi lagi.  Semula sudah muak dan bosan menonton kasus-kasus Korupsi digocek ke kiri dan ke kanan. Malah out.   Dari Century sampai Nunun Nurbaetie ---- Rakyat malah mlongo lagi.

 

Komik Panji Koming, ada 8 panel :

 


  1. Dialog Panji Koming dengan bocah bernama, Bujel.  Jawab Bujel : “Nulis surat untuk Sang Adipati, paman “
  2. Panel 2, isi surat
  3. (no comment)
  4. Panel 4, Sang Adipati digotong di usungan mewahnya, komentar Panji Koming : “Kamu diabaikan karena kamu terlalu kecil”
  5. Kalimat bersayap (politik tinggi) Panji Koming :”Beliau harus cepat mencapai tujuannya “
  6. “Ini Balasan Suratmu untuk Menjaga Citraku” . Itu Ucapan Sang Adipati,  kartun dengan sosok Gendon, menunjukkan sepucuk Surat dengan Sampul Mewah dan “di-lak” .  (penggambaran kartonomiks yang cerdas).
  7. Statement Panji Koming : “Sang Adipati selalu sigap dalam urusan Pencitraan”.
  8. Grendengan  Panji Koming sebagai Seorang Rakyat : “Yah, hanya Sang Hyang Widhi yang menentukan apa yang akan menimpa diri kita kelak” . walaupun bersifat diktum kutukan --- tetap berbunyi “apa yang akan menimpa diri kita kelak”.

 

Suatu Komik Politik yang jitu dan cerdas.  Tetapi Mengapa tetap Rakyat yang harus turut menanggung --- Dosa dia itu ?

 

Komik TIMUN , melukiskan Orang-orang Gendhut dengan Senyum lebar mengucapkan :

 


  1. Setelah menggarong duit Rakyat
  2. Menggunduli Hutan
  3. Mengeruk Darat dan Lautan
  4. Mempermainkan Hukum, Politik, Peraturan, Apa saja ………
  5. Ini Kesempatan kami Mohon Maaf Lahir Batin.

 

Memang Kasus-kasus di atas telah menjadi “kerjaan” Elite (Partai Politik dan Birokrasi) --- kartun digambarkan dengan hidung panjang --- Sosok Penipu, Sosok Maling, Sosok Pembohong.  Dan semua sifat-sifat Terkutuk lainnya.

 

Sungguh cerdas Karikatur komik itu --- Sang Rakyat yang di- “kartun-kan”  --- tergambar, dengan mimik melas, terkejut, kecewa, bibir memble.

 

“KAMU JANGAN MERENDAHKAN MARTABAT KELUARGA KITA YA, BERHARAP DIBALAS SEGALA  !! BAPAK KAMU BUKAN KORUPTOR “

Itulah jawaban Sukribo kepada anak-nya yang akan berkirim surat --- diatas Panel Komik kartun ada ‘Sub Judul- leading’ , tak semua malu”

 

Memang, tak semua malu, tidak semua mengerti, tidak semua mau menyadari karena --- “Hanya dengan Korupsi mereka mampu tetap berkuasa “ --- tindakan Korupsi oleh Elite Politik adalah semacam  Metode ‘Coup d’ etat’ --- sebuah jalan makar !  [MWA]

 

[caption id="attachment_129720" align="aligncenter" width="600" caption="Humor Politik, Cik Gu !!!"][/caption]

*)Foto Grafis ex Internet, Kompas.Com Images.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline