Lihat ke Halaman Asli

Utang lagi --- dari Sukuk Global, SPN, akhirnya Sumber Bilateral? Mengapa Defisit?

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_143941" align="aligncenter" width="800" caption="Indonesia akan menjadi Zombie --- seperti digambarkan para Demonstran Anti Kapitalisme di Eropa. Mau jadi Negara Bangkrut karena dibelit Utang ?"][/caption]

(1)

Dari Honolulu, gembira-gembira di Bali --- tetapi pikiran ruwet memikirkan “Sambernyawa dari Eropa dan Amerika, telah membayangi” --- lha dalam Trans-Pacific Partnership saja tidak diikutsertakan Obama. Indonesia diapit sejumlah Negara peserta TPP.Amerika, Australia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Vietnam, Brunei, Cile dan Peru.

 

Apakah TPP yang tidak berbobot dan prospektif, ataukah Indonesia tidak potensial dalam Partnership itu, ha ?Terutama dalam kemelut ancaman resesi Perekonomian Global ini --- kunci memang di fungsi Investasi.Di sini kelemahan perekonomian Indonesia.Indonesiahanya tertolong oleh fungsi Konsumsi domestik dan pertumbuhan Asia Timur dan India.Mereka kuatir dengan Partner yang cendrung akan menjadi beban.

Haiyyaaaaaaaaaa lu jangan bikin pusing sendirian-lah !

 

(2)

 

Utang Indonesia naik, kini telah mencapai Rp. 1.804 triliun --- dan sedang mengusahakan mencari utangan baru lagi untuk jaga-jaga imbas Krisis di Amerika Serikat dan Eropa.Wah, kan betul harus hati-hati --- makanya jangan selalu memberi kesan bahwa Indonesia kebal terhadap pengaruh itu.

 

Ini kutipan yang komprehensif dari Kompasiana.Com ex data-info CIA, “………..Berdasarkan publikasi dari CIA mengenai hutang luar negeri Indonesia, saat ini telah mencapai USD 196.1 Billion (per 31 Desember 2010)  naik dari USD 172.9 Billion di tahun sebelumnya. Memang jika dibandingkan dengan GDP hutang tersebut belum mengkhawatirkan, masih terbilang aman, bahkan membaik dari 26.4% di tahun 2009 menjadi 25.7% di tahun 2010……. Link ke http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/11/15/mencermati-awan-hitam-badai-krisis-ekonomi/

 

 

Tetapi ?

Rakyat tahu Cadangan Devisa yang hanya segitu --- riskan.Dua-tiga kali operasi pasar BI sudah langsung melorot. Apalagi utang swasta (?) ala pembiayaan tahun 1997 --- bisa berabe (tadi ada pula running text pernyataan Rizal Ramli, mantan Menko --- bahwa imbas krisis Amerika Serikat dan Eropa, bisa lebih hebat dari krisis moneter 1997 plus).

Berita Kompas.com (16/11) Pemerintah mencari Utang baru untuk menambal APBN-P 2012 --- Pemerintah mulai kuatir pengaruh negatif krisis finansial AS dan krisis fiskal Eropa, yang kini sudah melanda ke Italia pula (tinggal 2 Negara yang menjadi tulang punggung ekonomi Eropa : Perancis dan Jerman).

Menurut informasi yang terbaca dalam beberapa pekan ini di Media koran dan on line , bank-bank di Indonesia bisa terluka parah apabila krisis ex Eropa makin mengganas ( jadi ingat kasus Bank Indover --- apakah Bank Indonesia telah terbebas tuntas dengan kebangkrutan dan Utang Indover itu ?).

(3)

Gaya prilaku PresidenRI dan Menteri-menterinya --- sudah biasa kita baca.Kebijakan-kebijakan yang produktif tidak terlihat nyata --- selain pencitraan dan wacana.Lihat saja KIB II setelah reshuffle sudah terlihat tidak koordinatif dan fokus.

 

Kita usulkan hal-hal yang perlu dilakukan mereka :

 

 

  1. Cegah tindakan koruptif birokrasi ---redundance-kan para PNS berumur di atas 50 tahun, apabila Pemda tetap tidak mengirimkan evaluasi jabatan dan beban kerja PNS (dalam rangka moratorium). Potong gaji mereka.
  2. Efisien dan efektifkan APBN dan APBD --- kurangi belanja rutin, tingkatkan belanja perawatan dan perbaikan sarana produktif; belanja modal yang produktif --- terutama sektor pertanian, sektorperkebunan barang ekspor yang masih kuat pasarannya,bantu dan bimbing UMKM untuk produktif menguasai pasar dalam negeri.
  3. Efisienkan Bank-bank BUMN --- potong semua belanja iklan yang tidak menguntungkan, hanya mengejar likuiditas (mengapa ?), pos-pos pengeluaran yang membebani lainnya.Pemerintah dan Bank Indonesia harus mampu mendikte Direksi BUMN untuk mencapai tingkat bunga kredit yang favorable untuk pertumbuhan Sektor Riil.Bank harus mampu hidup dengan margin yang tersedia.
  4. BUMN semuanya harus sanggup menyetorkan dividen keuntungan untuk APBN.Besaran ditentukan oleh Kementrian BUMN tahun Anggaran ini.
  5. Subsidi ditujukan untuk produktivitas, peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat dan mendorong pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan.
  6. Kepolisian Negara dan Kejaksaan Agung agar di-directing oleh Presiden RI untuk bertindak tegas dalam penegakan hukum--- dalam semester I/2012 semua pending matters yang diinventarisasi, instansi-instansiitu, KPK atau telah diketahui masyarakat dan Pers--- harus selesai dalam penyelidikan dan penyidikan.
  7. PresidenRI melaksanakan Gerakan Budaya --- Gerakan Hidup Sederhana --- memberikan contoh dan tauladan kepada masyarakat dan Angkatan Muda.

Rationalisasi Utang bukan semata kepada PDB --- tetapi dinamisasi gerakan budaya: produktif, efisiensi, dan efektivitas terhadap Sumber-sumber Daya.

 

Apalagi kalau PDB itupun tidak rational pada pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan --- utang akan tetap sumber pembiayaan yang menekan Ketahanan Ekonomi.Menjerat mati, apalagi dalam Budaya Korupsi.

 

SaksikanlahNegara Amerika Serikat, dan Negara-negara Eropa yang kini terbelit oleh Utang tersebut --- kenapakah kamu ingin mengikuti jalan nasib seperti itu ?

 

Lihatlah ke Timur --- mengapa Cina sukses ?Reformasi mereka konsekwen memberantas Budaya Korupsi --- menembak mati dan menghukum berat paraKoruptor.Kamu ?

 

Bekerja keraslah !“Nil sine magno/vita labore debit mortalibus (Hortius) --- Hidup tidak memberi apa-apa kepada manusia, kecuali dengan kerja keras.

 

[MWA] (Pojok Kom A’ Dot – 16)

*)Ilustrasi ex Internet




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline