Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Heran Para Jenderal Pergi ke Malang Saat Kerusuhan Mei (1998)

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_140077" align="aligncenter" width="400" caption="Menurut Hasil Pooling Sugeng Saryadi Syndicate --- Mahfud MD adalah potensial untuk Capres 2014 --- tetapi Rakyat juga menginginkan Tokoh Muda --- Jangan dengarkan Omongan Togog yang mengatakan Tokoh Muda tidak patut --- Tampilkan Tokoh Muda Anti Money-politics, Anti Budaya Korupsi, dan mempunyai Visi Kebangsaan seperti Tokoh Sumpah Pemuda 1928, Perintis Kemerdekaan dan Bapak Republik Tan Malaka plus Bung Sjahrir."][/caption]

Letjen (Pur) Prabowo Subianto mengaku pernah mengingatkan Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto agar Pangab dan Jenderal-jenderal yang menjabat posisi-posisi strategis,……………….. Judul di atas diambil dari Head-line Berita Buana, Kamis 25 Februari 1999, begitu pula lead berita, juga dikutip dari Koran tersebut.

 

Berita tersebut sebagai jawaban Prabowo atas begitu gencar --- kerusuhan Mei 1998 itu selalu memojokkan dirinya.   Hal itu kita ungkapkan kembali sehubungan dengan Hasil Pooling  Sugeng Saryadi  Syndicate (SSS) bahwa, Prabowo adalah Bakal Calon Presiden RI pada Pilpres 2014 di samping --- Profesor Mahfud M.D dan Dr. Sri Mulyani.  Lawan-lawan Prabowo pasti akan membangun isu itu kembali.

 

 

Ini Kelanjutan berita di Koran tersebut : “…….Prabowo berani mengingatkan Wiranto karena, berdasarkan pengamatannya, akan terjadi ‘sesuatu’ di Jakarta, sehingga dibutuhkan kesiapan para petinggi ABRI untuk menangkalnya. Namun Wiranto tetap berangkat  dengan beberapa jenderal. ‘ Saya sudah hampir lima kali minta Pangab agar saya, khususnya sebagai Pangkostrad, tidak pergi ke Malang’, ujar Prabowo Subianto, seperti dikutip juru bicaranya, Fadli Zon,  di  Jakarta, Selasa (23/2) ……….”    Demikian dikutipkan selengkapnya.

 

Selanjutnya pada paragraf lain, “………….Sumber Buana  menyebutkan, Prabowo berani mengingatkan Wiranto karena dirinya mendapat informasi dari KedutaanAS bahwa akan terjadi gerakan sejuta massa di Jakarta. PihakAS secara ‘amat rahasia’ meminta ABRI  tidak menggunakan peluru tajam guna menghindari banyaknya korban yang jatuh ……………”

 

Lantas, dikutipkan dari paragraf lain :   “………… Menurut Fadli Zon, yang kini menjabat Direktur Institute for Policy Studies (IPS), Saat ini Prabowo benar-benar dalam posisi sulit dan terpojok……………..”

 

Nah, berita tahun 1999 ini, dan pengalaman dalam Pilpres 2009 (sebagai Cawapres) --- kiranya isu itu tentu menjadi bahan yang selalu hangat untuk ditindak lanjuti oleh pihak Pengusung Prabowo, maupun pihak lawan-lawannya yang akan tampil pada proses Ajang Demokrasi itu.

 

[MWA] (PolhankamNet – 32)

 *)Foto ex Internet




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline