Lihat ke Halaman Asli

Orang Indonesia Gagap dan Pikun; Kaget dan Kalap PNS Membengkak [Pojok Kom a’ Dot – 13]

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagap, pikun, pandir adalah Sikap atau Sifat Orang-orang Lucu --- lihatlah kelakuan si Kabayan, ‘kan lucu.Saksikanlah sifat si Petruk Kanthong Bolong, ‘kan pandir.‘Tu Pak Belalang dan Abu Nawas ‘kan bersikap aneh-aneh, tapi lucu.

Azis Gagap juga lucu !

Tetapi seorang Pimpinan, Elite Pimpinan Nasional, seorang Birokrat yah --- jangan lucu-lucu-lah.Tetapi seperti Kang Semar, ia Seorang Pamong --- dia lucu karena Bijak, ia lucu dengan Cerdas, ia lucu penuh Bijaksana --- ia lucu tetapi Keputusannya benar !

Lha kamu, kalau menjadi Pimpinan Nasional, Elite Nasional , Anggota Birokrat, Pejabat kalau mau membuat Kebijakan --- jangan lucu-lucu dengan hasil Kinerja yang Amburadul --- Yang Konyol, Yang Mismanagement.Malu tauuk !

Malu sama siapa ?

Malu kepada Rakyat yang membayar Gaji-mu, Tunjangan-mu ---- yang membelikan kamu Mobil, membiayai BBM-mu, semua Fasilitas; dan semua kenikmatan itu Rakyat yang membayar. Tahu ?!

Kenapa sekarang gegeran Kelebihan PNS ?

Rakyat tidak mengerti angka-angka Statistik --- Rakyat butuh Hasil Kerja yang terasa bisa dinikmati

Rakyat tidak memerlukan angka-angka Statistik --- kamulah yang digaji untuk itu --- maka kalau menghasilkan angka-angka, yang benar !

Jumlah Bayi Indonesia yang lahir kamu tahu angkanya --- kami yang mengerjakan secara statistik Tingkat Angka Kelahiran

Kekayaan Alam Indonesia kamu yang menguasainya --- tentunya Management-mu mempunyai Objective yang berbeda dengan VOC atau Hindia Belanda.Mana itu hasilnya ?

Mengapa Lapangan Pekerjaan yang kamu “handalkan”hanya sebagai “ lowongan pekerjaan di Gementee” ?

Mengapa kamu tidak bisa memperhitungkan “multiple effect” pertumbuhan ekonomi (yang angkanya kamu kuasai pula ) menjadi pendorong pertumbuhan Lapangan Kerja oleh Pihak Swasta ?

Kamu ‘kan digaji --- kamukan Orang berpengetahuan, bergelar Ke-Sarjana-an Hebat-hebat--- berpangkat, ada Bintang dan Lencana Kehormatan di dadamu.

Kok bisa membuat Kebijakan, Sistem, Prosedur, Metode yang menghasilkan “Ancaman” ?

Mengapa, Aturan, Keputusan dan ke-Pemimpinan-mu begitu lemah --- menyebabkan Mismanagement ?

Menghasilkan Waste --- Ke-Sia-sia-an, bahkan Kerugian Moril dan Materiil bagi Bangsa ini.

Bangsa ini terancam mengerti enggak ?

Belakang hari APBN dan APBD itu bisa tecoort --- Begrooting jebol --- Default.

Tidak bisa membayar Gaji --- Pensiun dan membetulkan jalan ekonomi.

‘Kan tidak bisa membayar Utang di Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri --- tidak bisa membayar SUN, tidak bisa membayar Obligasi --- tidak bisa membetulkan Genset PLN --- tidak bisa membetulkanBendungan dan saluran Irigasi.

Infra struktur bisa hancur, Negara Ambruk, tahu ?!

Kau mau menjual Negeri ini, Cah ?

Sekarang kamu diberi Ide untuk dipertimbangkan dalam Kebijakan-mu :


  1. Persingkat umur Pensiun --- yang masih berguna dijadikan Out Sourcing yang ditanggung Swasta.
  2. Tentukan dengan tegas :Jumlah Kebutuhan Tiap Fungsi, Tiap Daerah, dan lain-lain untuk 2014-2019
  3. Pensiun dini-kan PNS yang menggemukkan Organisasinya --- termasuk penggunaan Out-sourcing yang tidak tepat, tenaga kontrak yang mengerjakan “content” yang seharusnya menjadi tugas dan kewajiban PNS; PNS yang mengerjakan Tenaga Kontrak-Jawilan-Tenaga Harian Lepas yang memakai pakaian dinas/tidak --- yang tugasnya mengacaukan “Ekonomi Masyarakat”, melakukan pungli, melaksanakan Perda “palsu”--- Perda yang tidak tepat normatif adalah tergolong palsu.Memalsukan Objektif !
  4. Secara Nasional, Propinsi, Kabupaten, Kota, Unit Kerja --- hanya dapat mengusulkan CPNS berdasarkan jumlah “Pengganti PNS pensiun”
  5. Angkatan Kerja per tahun di-rancang masuk dalam “Program Nasional “ --- diprioritaskan




    1. Bidang Pendidikan
    2. Bidang Kesehatan
    3. Bidang Pertanian-Kehutanan-Kelautan
    4. Bidang Transmigrasi
    5. Bidang Kepeloporan Daerah Perbatasan
    6. Bidang Pekerjaan Sosial (dengan unit-unit kerja kaum Narapidana yang terpilih), Narapidana terpilih yang tidak kena hukuman mati.
    7. Bidang Pekerjaan Umum --- infra struktur dan peningkatan produksi


  1. APBN dan APBD orientasi pada Lapangan Kerja dan produktif, peningkatan produktivitas
  2. Hukuman Mati bagi para Koruptor
  3. Rekruitmen CPNS, Calon Legislatif, Calon Presiden-Wakilnya, Calon Birokrat, Calon Gubernur-wakilnya, Calon apa saja yang akan menjadi beban APBN-APBD;berdasarkan preferensi prestasi a.l. kerja sosial --- sejak menjadi murid sampai menjadi pejabat apa pun.
  4. Terserah kamu, asal rational dan berazaskan Scientific Management --- silahkan

Avito viret honore --- Kamu belum pantas mendapat penghormatan dari para leluhur (Perintis Kemerdekaan-Pejuang Revolusi Kemerdekaan-Pelopor penduduk Kepulauan Nusantara).Maka,

Janganlah kita menjadi Kepinding, penghisap Anggaran dan kekayaan Indonesia.[MWA]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline