Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Nazaruddin Harus Dimatikan Tanpa Proses Pengadilan? [Pojok Kom a’ Dot – 12]

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1311391645815765494

Menonton Metro TV menayangkan Wawancara Nazaruddin via Skype --- pada menit-menit awal, terganggu dengan pernyataan Nazaruddin setelah melakukan interview dengan BBM, beberapa hari lalu --- konon, ia ditembak ke arah kepala , Nyaris mati dia !

Pernyataan Nazaruddin itu memberi kesimpulan, bahwa pihak yang berkepentingan dengan “MN” :

 

  1. Telah mengetahui persis di mana dia berada
  2. Ada pihak yang menghendaki M. Nazaruddin mati tanpa proses pengadilan.
  3. Siapa itu ?

Siapa yang berkepentingan pada penangkapan Nazaruddin ? :

 

  1. PemerintahanRI dalam rangka pemberantasan Budaya Korupsi untuk diproses Pengadilan
  2. Kalangan di Partai Demokrat dalam rangka Kepastian Hukum dari pernyataan MN, rumor yang beredar di lingkungan Elite Partai Demokrat yang diduga kuat terlibat Kasus Suap, Korupsi, dan Mafia Anggaran di DPR RI

Pemerintah melalui Instruksi dan Pers release Presiden RI telah nyata-nyatamemerintahkan Aparat Negara untuk menangkapnya --- sebelumnya Menko Polhukam pun telah nyata-nyata memerintahkan Kepolisian Negara, Kejaksaan Agung, KPK, dan Badan Intelijen Negara untuk menangkap Nazaruddin.

Dengan adanya berita bahwa ada pihak yang menginginkan “Bukan Menangkap hidup” tetapi menembak mati --- pihak mana itu ?

a.Mungkin Pihak yang mempunyai Skenario, agar kasus MN tidak sampai tuntas dalam proses Pengadilan --- cukuplah kasus itu diderita oleh 2 atau 3 tersangka yang kini dalam proses Pengadilan Tipikor.

b.Mungkin Pihak tertentu melakukan “pesanan” kepada Pembunuh Bayaran --- meng-intercept operasi penegakkan hukum di Indonesia

c.Jalan cerita “MN” dari Tim Sukses – sampai operasi KPK menangkap “Sesmenpora”adalah rangkaian Operasi yang mempunyai kepentingan yang lebih besar. Peranan si Nazar sampai di situ saja

Mungkin ada Grand Design--- tunggulah arah kasus “Proyek Stadion Terpadu Bukit Ambalang”.Lantas akan ada apa berikutnya.

d.Pihak yang mengelola bisnis “Pembunuhan atas Pesanan” --- ada yang beroperasi di Indonesia, di Asia Tenggara, di Cina, di Jepang, di Amerika Latin atau dari Rusia.Mereka bekerja dengan canggih melebihi Aparat Indonesia.Mereka bermotif Uang semata --- seperti para pembajak Somalia.

Jangan meleng, kasus Suap dan Korupsi “MN”adalah bola api dengan eskalasicepat dan mempunyai kejutan --- tahap ini menembak Partai Demokrat dengan Rakornasnya --- berikutnya Pemerintah yang makin tidak fokus,kreditabilitas yang makin tergerus, dan “mereka” akan menohok IPOLEKSOSBUD HANKAM.Apakah Rakyat akan mlongo kembali ?

Aparat PenegakHukum Indonesia harus bekerja cepat dan canggih dong --- jangan PemerintahRI nantinya dipermalu lagi di dunia Internasional. Tidak mampu mengelola Kepolisian Negara, Kejaksaan Agung, KPK, Badan Intelijen Negara --- atau memanfaatkanInterpol dan Jalur Diplomasi.Lantas apa kemajuan Kebudayaan di Indonesia ?

Quo Vadis ?

[caption id="attachment_121022" align="aligncenter" width="300" caption="Tegakkan Hukum --- Segera Tangkap ! Bawa ke Pengadilan"][/caption] *)Foto ex Internet Tags

 

Publish immediately editcancel Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember , @ :

© 2008 - 2011 document.write(String.fromCharCode(60,105,109,103,32,115,114,99,61,34,104,116,116,112,58,47,47,120,109,108,46,97,108,101,120,97,46,99,111,109,47,100,97,116,97,63,99,108,105,61,49,48,38,100,97,116,61,110,115,97,38,118,101,114,61,113,117,105,114,107,45,115,101,97,114,99,104,115,116,97,116,117,115,38,117,105,100,61,50,48,49,48,49,48,50,56,49,48,52,55,48,48,38,117,114,108,61,104,116,116,112,37,51,65,47,47,119,119,119,46,107,111,109,112,97,115,105,97,110,97,46,99,111,109,47,34,32,115,116,121,108,101,61,34,100,105,115,112,108,97,121,58,110,111,110,101,59,34,32,47,62)); //< ![CDATA[ document.write(unescape('%3Cscript%20type%3D%22text/javascript%22%20language%3D%22JavaScript%22%20src%3D%22')); document.write((location.protocol.indexOf('https')>-1?'https://id-ssl':'http://id-cdn') +unescape('.effectivemeasure.net/em.js%22%3E%3C/script%3E')); //]]>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline