Lihat ke Halaman Asli

Nazaruddin di Kapal Berbendera Singapura atau Liberia, Sih ? [Polhankam – 14]

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13100036181919495224

Orang Indonesia tambah kerjaan --- sibuk membahas Kenaikan Harga-harga, Indikasi terbongkarnya Skandal Besar di bidang Korupsi, Kecurangan Pemilu 2009 --- dan ini, Ke mana dan di mana si Nazaruddin.Ada yang bilang di Singapura sudah keluar (dan masuk lagi ?), ada yang bilang dia pulang ke Kebun Sawitnya di Riau, dan ada pula bahkan ia di Philipna. Ngapain ke situ ?

Makin besar kemaluan Orang Indonesia --- dipermainkan WNI (terutama sejak Konglomerat Hitam hengkang beramai-ramai ke Singapura), setelah mereka mendapat kesempatan mengemplang Rakyat Indonesia dengan, kerugian lebih Rp. 600 Triliun.Rakyat Indonesia bodoh, lugu apa dungu sih ?!

Haji Malik Sitompul, orang Siantar: “Saya tidak percaya si Nazaruddin itu secanggih itu, coba dari PPP dia bisa langsung promosi jadi Bendahara Umum Partai Demokrat, yang pembina Partai itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono.Kok bisa ya ?”

Sekarang semua Orang Indonesia bingung , bagaimana cara menangkap si Nazar --- karena peranan dia sebagai Whistle Blower, atau Saksi atau Tersangka. Semuanya Strategis bagi Penegakkan Hukum di Indonesia.

“Paten kali si Nazaruddin’tu Bang !Otaknya cerdas, nalurinya terlatih dan itu……………rejekinya pun bagus, maka cocok dia itu memilih Partai Demokrat --- zort zoen zort --- Jenis mencari jenisnya !”

Cuma Orang Indonesia serius enggak akan menegakkan hukum ?

Spekulasi Orang Indonesia di mana si Udin berleha-leha membingungkan --- coba di mana ia ?Soal informasi melalui SMS dan BBM itu sebenarnya tidak terbilang canggih.Karena bisa oleh si Nazaruddin, oleh Nazar via Ah Liong, bisa pula oleh si Suparman ?!)

Lha bingung enggak itu Orang Indonesia (semua urusan jadi critical --- si Darsem mau dipancung, ada lagi “Mau Memakai Bahan Bakar Air” proyek-nya bodong pula --- APBN pun membikin bingung, mau Subsidi apa Volume BBM premium yang di-manage ?)

Syukur Menko Polhukam dan PresidenRI telah tegas-tegas akan menangkap si Nazar --- karena semua upaya intelijen dan operasional telah dipasang sebagai pengarah perangkap.Paspor telah dicabut (lain waktu istilahnya “telah ditarik”) …………kuatir terminology hukum tidak pas.

Tetapi dia di mana ?Bingung Orang Indonesia.

Ada cerita --- di lapo tuak di Kebun Kelapa Sawit, Sosa……………”He, kudengar Bang Nazaruddin ‘tu kini berada di kapal pesiar yang menuju keKorea, kemudian ke Pulau Honshu di Jepang, lantas ke Negara-negara kecil di Pasifik”

“Kapal siapa pula kau ini ?”

“Tak jelas apakah Kapal berbendera Singapura apakah berbendera Liberia ?”

“Payah pula kita menangkapnya di situ !”

Tidak payah, tidak sukar --- sekarang kumpulkan Ahli-ahli Hukum di Indonesia, Pengacara dan para Praktisi Hukum, kita banyak mempunyai Jenderal Polisi, Indonesiabanyak mempunyai Jenderal Militer, Ahli Intelijen dan Ahli Operasi ---- “dengarkah pendapat mereka bagaimana melakukan operasi itu, menghadang rute dan destinasi si Kapal”

“Payahlah itu kawan --- Si Nunun Nurbaeti saja berada di seputar Singapura, Thailand, dan Kamboja tidak terlacak --- Nursalim dan teman-temannya tidak terjamah --- bagaimana pula mau menangkap si Nazar --- jangan-jangan bukan di mana-mana, kabarnya ia berada di Indonesia, entah diTempat Penampungan Saksi dan Korban di Dalam Negeri., entah di rumah teman-temannyaSiapa tahu.Ini Indonesia Bung !”

Iya pula bagaimana kalau spekulasi terus berkembang --- aktivitas korupsi dilakukan terus ---- Indonesia bisa tetap miskin dan berkembang terus dengan Budaya Retrogresif.Tidak ada harapanlah.

“ Aestuat ingens imo in corde pudor mixtoque insania luctu --- rasa malu menyala-nyala dalam hatinya, bercampur baur dengan kemarahan dan penyesalan (Publius Vergilius) ---[MWA]

[caption id="attachment_118472" align="alignleft" width="300" caption="VINI, VIDI, VICI !"][/caption] *)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline