Lihat ke Halaman Asli

Calo-calo-calo, Begitu Bribda Syam Kamaruzzuaman Bernyanyi [Pojok Kom a’ Dot – 08]

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calo-calo-calo yang dinyanyikan Bripda itu --- bukan lagu Caiya-Caiya dari India.Namanya pun kebetulan mirip dengan Master Mind Kudeta Gestapu/PKI 30 September 1965. Calo-Calo-Calo yang diciptakan dan dinyanyikannya itu digali dari khazanah perbendaharaan kehidupan asli Indonesia.

Percaloan di Indonesia adalah profesi hina dina --- dalam konotasi negatif.Karena tindakannya dilagukan dengan modus menambah pendapatan dengan merugikan masyarakat.Profesi hina dina itu sudah lama dikerjakan pula secara sampingan oleh para Orang Indonesia yang telah terhormat mendapat gaji-nemunerasi-tunjangan dan bonus-bonus syah.Sejak dari kantor penerbit IMB sampai SIM (entah sekarang ?) --- dari percaloan kuota haji, sertifikat tanah sampai Anggaran dari APBN, dan mungkin sama pula kelakuan di Daerah/Kota .

Rakyat memberikan apresiasi kepada anggota Parlemen dari Fraksi PAN --- yang menyatakan dengan gamblang adanya “Calo Anggaran” di DPR-RI --- Lha para Anggota DPR RI “yang bukan terhormat itu”mendapat fee untuk kasak-kusuk ala Stasiun Gambir itu --- fee yang dimakan si Anggota Parlemen itu merusak-kan “Kemampuan APBN”--- kesejahteraan Rakyat menjadi kurang jatahnya, Investasi Infra Struktur atau perbaikan infra struktur jadi terbengkalai.Peruntukan anggaran menjadi tidak riil dan tepat. Dikorup-lah itu namanya !(plus suap-menyuap oleh Orang Daerah ). Pengangguran dan Kemiskinan menjadi tetap tinggi.Penghisap darah !

Anggota DPR “yang tidak terhormat itu”,yang merugikan Rakyat itu sama kelakuannya ---- dengan Calo tiket atau bus di Pulo Gadung.Menarik-narik tas atau baju Rakyat sampai robek --- hanya karena butuh uang.Cuma Calo di Terminal Bus berbuat itu karena pengangguran dan lapar ---- berbeda dengan anggota Parlemen yang tidak terhormat itu.Karena mereka didorong Naluri Tamak dan Khianat.

Bang Sarmin P calo di Airport Soekarno-Hatta sambil bersandar di pilar : “ Oi Bang, telah lama itu beritanya --- terlambat itu Ibu Wa Ode Nurhayati ‘tu --- sejak DPR Angkatan 1999 dan 2004 telah ada itu beritanya --- tidak usah berbantahan-lah kalian…… yang penting itu pimpinan DPR yang terhormat, bertindaklah cepat ……….membatasi gerak mereka-mereka yang tidak terhormat itu ……………..kalau di Kementerian Keuangan memang begitulah kelakuannya ……………..entah di Dirjen Pajak entah di Ditjen Bea Cukai dari dulu tak beres-beres pembersihannya …………….Kupikir baiklahKPK dijadikan Superbody …………………..jangan seperti Pimpinan Top yang pernah mengatakan : KPK tidak boleh menjadi Super body………….Berkembanglah Gayusime, Bah !”

“Kapan itu ?”Ruhut Ruminto temannya sesama calo menyela.

“Ku ingat-ingat menjelang Kampanye Pemilihan Presiden --- aku ini bodoh hanya Sarjana Sospol, tetapi aku heran mengapa ia berkata begitu ya ?” Kemudian para Calo Soekarno-Hatta itumelanjutkan macam-macam objek yang harusnya bisa di-calokan --- dari kisah kriminalisasi KPK, calo barang bukti, penilepan bagasi penumpang sampai zig-zag pengeluaran “hand-carriage para penumpang”---- zig-zag meloloskan.

“Wah, kalau itu bisa lolos --- banyak orang bisa untung dari barang curian dari koper-koper sampaipenyelundupan spare-parts dan narkotika . Lho, macam mana pula itu ?

Indonesia memang negeri penuh calo dan penyelundupan --- di Pelabuhan, di Terminal Bandara, Terminal Bayangan, di kantor-kantor pemerintahan Pusat dan Daerah, Legislatif dan Ekskutif daerah-kota,dari Tempat-tempat Terhormat sampai juga …………. di tangga jembatan penyebrangan.

Ah, itu bukanlah calo namanya --- menawarkan jasa membawakan barang.Karena di Indonesia nih ‘kan banyak pengangguran dan Orang miskin --- dari pada anak bini mati kelaparan “

Disambut lancang oleh “si Sarjana Sospol”, “ Itu juga indikator Pengangguran dan Kemiskinan --- jangan andalkan angka-angka statistik saja --- perhatikan pula gejala pathologis dan keresahan di dalam masyarakat…………”

“Budaya Calo dan kriminal itu bisa ditemui sejak di Pintu masuk Indonesia di Perbatasan Indonesia- Malaysia, atau pelabuhan feri dan mungkin juga di daratan Indonesia-Timor Leste. --- Habis Orang Indonesia banyak yang menenganggur dan miskin …….”Kata si La Ode.

Kalau Rakyat menjadi calo itu Way-Out tetapi kalau anggota DPR menjadi Calo Ini –Itu --- aku jijikKata si Paul Usfinit --- mantan pejuang Rakyat Timor Timur.

Mereka bubar mengejar rombongan dari mulut Gate Kedatangan --- heran ada pula yang menyusup entah ke mana.Kemana dia ?

Ooooooooooooooooiiiiiiiiiiiiii DPR bukan tempat cari makan --- DPR RI tempat mengabdi kepada Rakyat, Negara dan Negeri --- kalau tak Nyaman lebih baik minta berhenti Bung !*) Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline