Lihat ke Halaman Asli

Betapa Pedihnya Para Pahlawan–Veteran Pejuang, Patriot Proklamasi [Polhankam – 08]

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Dan para Nasionalis pun --- menangis pedih, mengutuk dan menuding.  "Kembalilah pada Semangat Nasionalisme dan Cita-cita Proklamasi !"  Kita malu menyaksikan keadaan Negara saat ini --- Pemerintah dan aparatnya telah menghasilkan 'kemunduran" dan se-olah-olah tidak mampu untuk melakukan "self correction" dan "self-critic".  Mereka menjadi bagian dari masalah besar bangsa ini.  Kalau Negara Hukum sudah kropos --- maka manipulasi Kekuasaan akan menyeruak.  Kemana ? Indonesia telah memasuki tahap yang sangat berbahaya --- bahkan ada yang telah mengkategorikan sebagai Negara Gagal.  Mengapa tidak ? Aparat Penegakkan hukum sudah demikian korup --- jaringan jahat telah mencengkram semua Network Negara.  Dengan apakah Budaya Korupsi ini bisa diatasi ? Kalau Kedaulatan dan kekuasaan Negara sudah demikian parah --- apakah Pemerintah atau Rakyat yang harus menyelamatkan Kapal yang akan karam ini ? Pekan ini telah terbukti bahwa Ideologi Indonesia Pancasila ---- Bukan Gagal, tetapi tidak becus di-aplikasikan.  Berapa lama lagi Negara ini bisa bertahan ?  Semua kita menyadari Mengapa Pancasila  hanya menjadi Lambang Negara --- bukan falsafah yang bisa diterapkan pada Kehidupan Ber-Negara, ber-Pemerintahan, dan mencapai Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.    Mengapa Budaya Korupsi yang menjadi Monster yang telah membelit dan menggigit Tubuh Negara tidak dapat diatasi ? Bukankah Mei 1998 telah ada Gerakan Koreksi dengan Reformasi.   Mengapa Bangsa ini tidak bisa melaksanakan reformasi sepanjang 13 tahun ini ? Bangsa ini membutuhkan Pemimpin --- Commander in Chief !  Memang di dalam Falsafah Bangsa ini, dalam Sosiologi  kehidupan kemasyarakatan, di dalam Pengertian ke-Sejarah-an.  Selalu diimpikan "datangnya Waliullah", datangnya "Ratu Adil", datangnya Al-Masih" --- sebelum Kiamat tiba.  Adakah ia akan terlahir dari putera-puteri Ibu Pertiwi ? Apakah itu hanya Ilusif dan Utopis ? Ataukah sebenarnya Bangsa ini hanya sesuai menjadi Bangsa Koeli, Bangsa Terjajah, atau Bangsa yang akan dipimpin oleh Hegemoni Tokoh dari Ideologi Asing ? Pada Tanggal 17 Agustus 1945 --- Negara ini sudah cukup mempunyai Syarat dan Kekuatan untuk Berdaulat --- ber-Kuasa.   Tetapi mengapa anak Bangsa ini tidak mampu "mengoreksi penyelewengan-penyelewengan " di dalam Negara-nya ? Hanya koreksi terhadap kerangka yang telah tersedia, IPOLEKSOSBUD HANKAM :

  1. terhadap penetrapan Ideologi Pancasila --- ber-orientasi pada Hasil Kerja pemerintahan.
  2. peneguhan Kedaulatan Politik yang Pancasilais, Konstitusional --- bukan koruptif manupulatif-transaksional.
  3. meng-Gemah Ripah-Loh Jinawi-kan Ekonomi Kerakyatan.  Menjadikan Rakyat Miskin bungah lebih kaya.
  4. menentramkan Warga Negara Indonesia ini hidup dalam Bhinneka Tunggal Ika --- dalam Negara yang Tata Tentrem Kerta Raharja.
  5. Berantas Budaya Korupsi.  Tegakkan Hukum.   Tembak para Koruptor seperti perlakuan terhadap para Teroris.
  6. Pusatkan Budaya Progresif --- pertumbuhan ekonomi untuk Kecerdasan, Kualitas Hidup Manusia Indonesia ,dan kekokohan Pertahanan-Keamanan yang menjamin Kedaulatan NKRI.

Gerakan Budaya ini harus dimulai Hari Ini --- jangan tunggu tahun 2014, Kekuatan Asing di Dalam Negeri dan dari Luar negeri telah nyata-nyata mengancam RI.  Mereka bermain di dalam Network Bangsa ini. "..........Dan yang demikian harus disadari oleh angkatan-angkatan yang akan datang untuk menyelamatkan bangsa dan Negara kita dalam gelombang-gelombang bahaya yang mungkin akan menimpa Negara kita di kelak kemudian hari .............." (Jenderal Besar A.H. Nasution - Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, xxi , Disjarah-AD, Penerbit Angkasa , Bandung, 1973)

[caption id="attachment_112697" align="aligncenter" width="620" caption="NKRI membutuhkan Pemimpin-Negarawan yang ber-Jiwa Besar untuk Memberantas Budaya Korupsi --- Selamatkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia !"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline