Lihat ke Halaman Asli

Apakah Potensi Maoist Bisa Bergerak di Indonesia ? [Serial Spionase – 14]

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_111392" align="aligncenter" width="298" caption="Ada puluhan Ideologi yang potensial untuk merebut Kekuasaan Poltik, baik secara Demokratis maupun Militer --- Indonesia terancam apabila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak terwujud. Apa yang mau dikata, kalau Budaya Korupsi terus meraja lela ?"][/caption]

Gerakan militer Maoist ada di Asia Tenggara --- Secara Ideologis pun mengambil identitas  dan organisasi bernama Komunitas Maoist Asia Tenggara.  Sumbu potensi Ideologis Maoisme terbentang sejak Iran sampai Philipina --- tetangga yang berbatasan dengan Indonesia.   Mereka ada di Negara-negara Asia Tenggara --- aktif atau pun latent.

Perjuangan Maoist bertema, secara demokratis dilakukan di Nepal --- mereka bisa mencapai kemenangan puncak kekuasaan Ekskutif maupun di Parlemen --- perjuangan bersenjata dilakukan dengan keras di India dan di Philipina.

Komunis Indonesia mempunyai sejarah perlawanan massa aksi maupun militer (pemberontakan) telah terbukti dalam sejarah --- merekalah yang secara nyata melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Kolonial Belanda sejak medio tahun 1920-an.  Setelah Indonesia Merdeka secara militer Komunis (baca PKI - Partai Komunis Indonesia) melakukan aksi militer terhadap Pemerintah NKRI pada tahun 1948 dan 1965.

Aksi massa Komunis biasa bertopang pada massa Buruh dan Tani --- ini banyak mereka lakukan sebagai aksi ekstra parlementer.  Sebelum Kudeta G.30S/PKI  1965 --- banyak terjadi aksi massa di daerah-daerah Perkebunan dan Pertanian --- temanya sesuai dengan tujuan ideologi mereka --- baik PKI atau pun onderbouw-nya BTI.  Di dalam pergerakan Perburuhan pun mereka piawai melakukan aksi massa membela hak-hak buruh.

Anasir gerilyawan mereka pernah ada di Jawa --- MMC (Merapi-Merbabu Complex), dan G.30.S/PKI pun menyiapkan Ruba (ruang bawah tanah) untuk perjuangan gerilya di Pantai Selatan Pulau Jawa, tetapi keduanya telah dihancurkan pihak TNI.

Di antara para Ideologis dan ahli Strategi Komunis --- kekalahan komunis dalam Kudeta 1965 memang banyak perdebatan; begitu pula pihak USA (yang berkepentingan saat itu dalam rangka Perang Dingin) atau pun Kekuatan Front Pancasila --- Mengapa kekuatan PKI begitu mudah hancur luluh.  Kekalahan mereka secara militer, kemudian diikuti oleh Kebijakan Pemerintahan Orde Baru, Pak Harto --- dengan tindakan isolasi ideologis PKI ke Pulau Buru.

PKI dan Komunisme dengan  Marxisme/Leninisme terlarang di Indonesia --- secara legal dikukuhkan dengan Penetapan MPR (dan masih berlaku sampai sekarang). De Jure PKI dan Ideologi-nya terlarang !

Setelah tumbangnya Orde Baru --- Demokratisasi dan dilapangkannya Kebebasan Bersuara dan aktivitas politik --- Eks Tahanan Politik PKI pun mendapatkan ruangan yang sama di bidang politik.  Telah ada proses rekonsiliasi terhadap semua mereka yang tertuduh untuk bersama-sama melakukan : Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia.

Lapisan Kaum Muda, keturunan  eks PKI serta Kaum Muda yang mempelajari Marxisme, Leninisme, Maoisme dengan berbagai derivatif pengembangannya --- dari yang paling kiri dan Ekstrim  sampai Sosialis Kanan  yang pernah, antara lain diusung Sutan Sjahrir. Kini membaur dalam proses demokratisasi di alam Undang-undang Dasar 1945 Amendemen dan Falsafah Pancasila.

Legakah ruang gerak itu bagi hak-hak politik mereka (dan Cita-cita politik yang diemban) ?

Pemerintah India tidak mampu memusnahkan kekuatan Maoist India --- mereka mensabot dan menggempur tentara, polisi, fasilitas umum dan angkutan, mereka men-teror masyarakat,  Dan mereka telah bergerak sejak tahun 1967 dengan tema yang jelas :

  1. membela hak-hak ke-sukuan
  2. membela hak kaum miskin, petani dan buruh di India

Mereka berjuang secara militer di separoh dari 29 Negara Bagian di Republik India.

Walau pun India mengalami booming pertumbuhan ekonomi belakangan ini, tetapi tidak mengalir bagi pertambahan pendapatan kaum miskin India, berikut komentar :

"Kami melihat sebuah proses sistematis dari mobilisasi yang ekstrem, yang bisa bermuara pada kekerasan dalam 10 tahun mendatang," kata Direktur Eksekutif Conflict Management Ajai Sahni. Anda bicara soal 10 persen (pertumbuhan) ekonomi, yang mana 77 persen dan 839 juta populasi  India hidup dengan pendapatan kurang dari 20 rupee (Rp. 4.000) sehari." (Kotem230409).

Mudah dimengerti, ancaman Kemiskinan yang bisa menjadi lahan subur bagi ketahanan kekuatan Gerakan Militer Maoist di India --- Bagaimana pula di Indonesia dalam suasana sosial ekonomis yang sama ?

Baru saja kemarin berita dari Philipina --- New People's Army/NPA, sayap militer Maoisme di Philipina  menggempur tentera Philipina --- sekian belas prajurit gugur dan seorang Jenderalnya terluka. Memang Pemerintah Philipina menghadapi dua front persoalan militer --- yakni di Pulau-pulau bagian Selatan dengan Islam Moro dan juga Maoist.

Apakah Indonesia sudah meng-antisipasi kegiatan Komunitas Maoist Asia Tenggara ?

Penyusupan operasi Intelijen Asing dan pengembangan aksi militer hanya bisa --- tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang terzalimi dan penuh kemiskinan-kesengsaraan.

Insyafilah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline