[caption id="attachment_106523" align="aligncenter" width="186" caption="Perdamaian Abadi bagi Dunia --- hanya terjamin dengan Pemusnahan Senjata Nuklir, bukan hanya pembatasannya."][/caption]
Bellum nec timendum nec provandum - Perang itu tidak perlu ditakuti, tetapi juga tidak perlu dianjurkan. Wow --- Indonesia mengirim pasukan sebanyak 800 orang ke Somalia, di mana ada WNI yang dijadikan sandera oleh Perompak Somalia. Kekuatan Bajak Laut Somalia --- bengis, kejam, taktikus, dengan kekuatan ala Mafia Internasional ---- dan itu adalah bisnis Mafioso. Negara-negara Besar dan Kuat telah mencoba membrantas kekuatan Bajak Laut ala Sinbad itu --- Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, Cina,; bahkan NATO dan PBB pun telah pernah mengerahkan kekuatannya. Mengapa tidak efektif ? Selanjutnya bagaimana Indonesia akan mengawal Kedaulatan Kapal Niaga yang berbendera Sang Saka Merah Putih ? Bagaimana cara NKRI menjamin keselamatan WNI dan Kapal-kapal Indonesia yang berlayar di Lautan ? Bisakah Indonesia menumpas Lanun dan Pembajak di Sungai Musi ? Bisakah Indonesia dan Malaysia menjaga Selat Malaka --- serta menumpas habis anasir Pembajak di dalam kawasan Nasional kita ? Untuk menjadi Tolok Ukur --- Berapa biaya operasi militer Indonesia kemarin itu ke Somalia ? Konon Menteri Pertahanan akan mengemukakannya di depan DPR RI. Populus vult decipi, ergo decipiatur, masyarakat mau ditipu, maka mereka pun akan tertipu. ! Konon Strategi Perang yang paling unggul --- yang telah di pertunjukkan oleh Orang Romawi atau pun para Penyerang Mongol : Menyerang lebih dahulu adalah penentu Kemenangan. Menyerang lebih dahulu itu bukan saja diperagakan dengan Ofensif Militer ---- perang Modern bisa didahului dengan Serangan Operasi Intelijen. Baik dengan pola militeristik, politik, ekonomi, budaya atau Penyebaran Informasi dan Disinformasi ---- seperti ala Wikileaks. Hebat deh. Indonesia ? Indonesia dengan APBN yang defisit --- secara frontal menghadapi serangan itu. Indonesia mlongo lingak-linguk, soalnya masalah yang membelit macam-macam dan, tidak strategis menghancurkan Radix --- akar masalahnya. Ketahanan Bangsa ini --- radixnya telah dirumuskan dalam Amanat Reformasi Mei 1998 --- Laksanakanlah ! Agar TNI kuat Penegakkan Hukum terlaksana Budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dihancur-lebur-kan Selamatkan NKRI ! Ofensiflah terhadap Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan yang dihadapi. Indonesia tidak mempunyai senjata nuklir --- syukurlah, tetapi dalam rangka Perang Rakyat Semesta --- apakah Rakyat Indonesia telah dilatih menghadapi Radiasi akibat Perang Nuklir di Asia Timur atau di Pasifik , ataupun kawasan di Selatan Indonesia ? Amerika Serikat mempunyai Doktrin Pertahanan : Melakukan Perang di luar wilayahnya ---- Perang Dunia I dan Perang Dunia II AS menyusul ikut perang belakangan. Bagaimana kira-kira Perang Dunia mendatang ? Berdasarkan pengalaman Perang Dingin, perang intelijen di segala bidang --- Negara-negara itu sudah mempunyai kesimpulan : Hidup atau mati . itu konsekwensi Perang Nuklir. Kalau manusia tidak berhasil menghapuskan Senjata Nuklir --- bukan pembatasan. Yang menang yang Menyerang lebih dahulu ---- Kalau dua-dua serentak menyerang --- Tidak sempat Pre-emptive Strike di masing-masing pihak. Falsafah Pangeran Sambernyowo yang berlaku --- Tiji Tibeh, --- Mati Siji Mati Kabeh. Anak Cucu Orang Indonesia dalam rangka Perang Rakyat Semesta memerlukan Latihan Penyelamatan dari Radiasi Nuklir. Jangan ikut-ikutan Tiji Tibeh. Itu Bencana Yang nyata le ! *) Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H