[caption id="attachment_90818" align="aligncenter" width="300" caption="Jangan kembangkan terus Budaya Retrogresif di Indonesia, Bung !"][/caption]
Wadhuh !
Indonesia akan memilih menjadi Negara Otoriter --- ya, kalau gejala “akan membungkam Pers dan mematikan Hak Perdata pihak lain --- menjadi wacana dan praxis.
Adalah Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang mengemukakan Gagasan itu.Ia memerintahkan jajaran Manajemen Pemerintahan untuk memboikot Pers.
- Konon menurut dia , TV One dan Metro TV plus Media Indonesia menjelek-jelek-kan Pemerintah
- Jajaran Organisasi Pemerintahan jangan memberikan akses informasi bagi ketiga Lembaga Pers tersebut, dan mungkin yang sejenis lainnya.
- Pemasangan Iklan dan segala sumber pengeluaran Community Development Obligation, dan semacamnya, yang notabene APBN berdasarkan undang-undang --- tidak diperkenankan untuk menghidupi Lembaga Pers yang kritis dan mencerdaskan pemikiran alternatif Rakyat Indonesia.
Lha, kalau ini benar --- sungguh mengerikan bagi Sejarah NKRI.
Negara atau Pemerintah kalau sudah menjalankan pemerintahan yang otoriter --- membungkem Pers.Dialektika-nya : Revolusi, paling tidak akan terjadi krisis demi krisis politik.
Baru saja digelar Fakta Sejarah --- jatuhnya beberapa Pemimpin Otoriter Negara di Afrika Utara dan menjalar terus bergulung-gulung ke Negara lain di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Kok tidak disadari ya ?
Maaf Bung --- jangan diulangi Krisis di NKRI dengan Revolusi atau Demonstrasi yang memundurkan potensi Bangsa untuk maju.
Bung, laksanakan saja Undang-undang Dasar 1945 Amendemen dan Pancasila secara murni dan konsekwen --- teruskan melakukan tindakan yang sesuai dengan Amanat Reformasi 1998.
Niscaya Rakyat Indonesia akan tentram menantikan Pengentasan Kemiskinan dengan semboyan Pro Poor dan Pro Job-nya itu.
Aja neko-neka sira Je !
Ini rupanya Budaya Retrogresif di bidang Politik, Keterbukaan Informasi (ada Undang-undang-nya lho) dan Eksperimen mengundang revolusi serta krisis yang bisa memundurkan potensi NKRI.
Aneh ya Orang Indonesia ?
*) Foto ex Internet - Kompas.Com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H