Ibu Aung San Suu Kyi
Keras sebagai demokrat
Teguh sebagai demokrat
Apalah arti bayonet yang menunjang kekuasaan ---
bila ada perempuan lembut seperti Dewi Nagagini
Demokrasi adalah buah dari rahim-nya di bawah tanah
Demokrasi adalah Harya Antareja --- yang merajalela dalam kancah kerakyatan
Ibuku,
Aung San Suu Kyi
Engkau adalah Lotus bagi kaum Oposisi
Engkau adalah Melati Yasmin yang semerbak
Adalah Rangoon, adalah Mandalay, adalah Pakkoku disiram dengan darah para biksu
Sejarah negeri-mu tidak pernah berhenti --- berdenyut dalam arus sungai Irrawady
Sungai Chindwin juga bermuara di Delta Irrawady --- alangkah beraninya ibuku di dalam kungkungan
Tetapi engkau adalah si Gandaputri, semerbak
semerbak amber
semerbak embun pagi
semerbak rerumputan di senja hari
demonstrasi ada
senjata ada, letusan ada, barisan pemuda, barisan rakyat, barisan para biarawan dalam jubah yang suci
Ibu
Buat apa demokrasi itu ibu ?
--- apakah Burma
apakah Myanmar
apakah Ranggoon atau pun Yanggoon ?
Engkau memapah para kawula yang goyah terpapa --- kawula yang nyaris jatuh di dalam barisannya.
Ibu.
Ibu wajahmu seperti Dewi Sri --- memancarkan kasih sayang bagi negeri yang memilih jalan sendiri
Apakah ibu mengerti --- atau sekedar memberi kasihmu bagi negerimu, suatu alternatif.
Ada danau di sisi rumahmu --- kau lihatkah matahari memantulkan cahayanya di pinggir perigi
Ibu
Wajahmu seperti Dewi Sri
Ibu aku melihat wajah penuh kasih pada replika Dewi Kwan Im
Ma Kwan Im di gejolak Laut Cina Selatan
Apakah kau sadari wajahmu terpantul jelas di Teluk Moattama
Arus tsunami Aceh di tahun 2004, memukul pantaimu --- kami jadi terkenal, tetapi
Kau Ibu --- lebih besar dari lidah Ombak besar menjangkau Afrika.
Ibu, wajahmu seperti kemilau para bidadari, para dewi-dewi
Bendera , umbul-umbul dan panji-panji --- berkibar di pagoda-pagoda di seantero negeri
Seperti juga bebatuan safir, ruby dan yade --- di matamu harapan itu membinar
Ibu,
Kelembutan yang tegar
Ketegaran seperti gunung-gunung batu di Utara negeri
Ibu, adalah Pagoda
Ibu adalah Tenaga
Ibu adalah manusia dengan rasa Kemanusiaan, dan ibu adalah percintaan antara para kawula
Ibu adalah kawula
Ibu adalah pohon
Kalau pohon, ibu adalah pohon Tualang --- dialek bangsamu, katanya pohon Gualang !
(MWA-2010)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H