Lihat ke Halaman Asli

Kelompok Bersenjata [Spionase – 09]

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_266765" align="aligncenter" width="250" caption="Perhatikan Pemberantasan Kemiskinan dan Tingkatkan Kemakmuran"][/caption] Running text di TV pagi ini, mengabarkan bahwa akan ada serangan Al-Qaeda di dalam negeri Amerika Serikat, memang Negara adi daya semacam AS saja, juga menghadapi kelompok bersenjata di dalam negerinya--- katakanlah semasa Senator Barrack Hussein Obama masih berkampanye sebagai calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat. Skinhead, kelompok Neo-Nazi telah merencanakan membunuh Obama, dan melakukan pembunuhan 88 orang dengan tembakan, warga kulit hitam serta memenggal 14 lainnya --- Konon angka 88 dan 14 adalah lambang Supremasi Skinhead dalam memerangi warga kulit berwarna. Waktu itu dengan lantang dikatakan Obama di Ohio, bahwa ia tidak takut terhadap ancaman kaum Racist, semacam Skinhead; "...........Itu bukan kelakuan orang Amerika, Kelompok penuh kebencian itu sudah tersingkir dan mereka tidak mempunyai masa depan.............." katanya. Kelompok Skinhead mempersenjatai kelompoknya dengan membeli dari Toko senjata di Tennessee, dan dari hasil pencurian. Mereka juga melakukan perampokan-perampokan untuk membiayai perjuangan mereka --- dalam perencanaan penghadangan mereka terhadap Obama --- mereka menyatakan: ".......kami tahu risikonya, kami akan mati........" Itu sekilas anasir kelompok bersenjata Skinhead, yang landasan perjuangannya bersifat Racist dan meneror Orang kulit berwarna ---akar ideloginya, walaupun dicap sebagai Neo Nazi, tetapi jauh sebelumnya adalah organisasi anti Kulit Hitam, yakni Klu Klux Klan. Lantas apakah itu saja ancaman Kelompok Bersenjata terhadap Masyarakat AS --- tentunya yang paling serius adalah Al Qaeda, karena Jaringan yang dihadapi oleh AS ini adalah Organisasi yang ber-ideologi internasional --- dan diperangi AS dengan cara antar Negara. Untuk menyelesaikan peperangan AS dan Al-Qaeda --- selalu Al Qaeda menawarkan penyelesaian menyeluruh, tetapi AS enggan, karena AS menganggap Al Qaeda hanya organisasi, bukan Negara, selayaknya Amerika. Di India ada kelompok bersenjata yang cukup serius yang harus dihadapi India --- selain kelompok gerilyawan Kashmir yang memperjuangkan kemerdekaan wilayah itu. Kelompok Maoist yang berhaluan Leninisme plus MaoZedongisme --- kelompok sejenis ini juga ada di Negara tetangga India --- Maoist di Nepal, tetapi mereka melakukan perjuangan secara politis terbuka dan demokratis. Sebaliknya kelompok bersenjata Maoist India, yang berdiri sejak 1967 --- dan mereka ada di separoh Negara bagian India yang berjumlah 29 itu. Mereka selalu melakukan serangan bersenjata terhadap polisi India maupun terhadap obyek-obyek vital, termasuk rangkaian kereta api. Moaist India memperjuangkan hak-hak petani dan kesukuan, terutama di Negara-negara bagian di Tengah India. Uniknya pasukan yang diperkirakan lebih kurang 10.000 orang ini --- tidak pernah memperkenalkan nama pemimpin mereka --- sehingga suatu saat Perdana Menteri India Manmahon menamakan mereka, seperti virus yang berkembang, Naxalites. Manmahon menyamaratakan gerakan kelompok Maoist dan kelompok militan bersenjata Muslim; "..........Mereka merupakan ancaman terhadap keamanan nasional India............." Tetapi sebenarnya corak perjuangan kedua kelompok tersebut sangat berbeda --- Maoist menarik simpati 10 juta rakyat miskin India, sedang kelompok militan Muslim berjuang di daerah Kashmir, untuk memerdekakan wilayah itu. Kelompok Maoist masih mendapat daya tarik, walaupun India pada saat ini mengalami kemajuan ekonomi yang luar biasa ---- karena booming ekonomi itu sama sekali tidak menyentuh lapisan masyarakat miskin sedikitpun. Ajai Sahni dari Asia Conflict Management menyatakan, "...........Kita selalu membicarakan 10 persen pertumbuhan ekonomi India, tetapi tidak memperhatikan 77 persen dari 839 juta penduduk India, hidup dengan pendapatan 20 Rupee sehari (Rp. 4.000)...." Selama tahun 2009 terjadi 6 kali penyerangan terhadap kereta api, stasiun kereta api, sekolah yang dijadikan markas, tempat pemungutan suara pemilu, dan sejumlah gedung dan obyek vital. --- begitu pula dalam tahun 2010 ini pun serangan mereka menitik beratkan pola yang sama --- tuntutan mereka adalah agar pemerintah memperhatikan kemiskinan di kalangan petani dan kaum buruh. Kontak bersenjata mereka dengan pihak polisi telah memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Sasaran penyerangan mereka yang paling menarik perhatian adalah, penyanderaan 300 orang dari 500 orang penumpang kereta api di Stasiun Hehegara., Penyanderaan itu berlangsung selama empat jam lebih di Negara bagian Jharkhand, India bagian Timur. Memang serangan dan pembajakan terhadap kereta api sejak 2006 sudah merupakan target operasi mereka. "Kami tidak akan melukai penumpang --- tujuan kami agar pemerintah India memperhatikan tuntutan kami mengenai hak-hak kaum tani dan kemiskinan yang diderita sebagian besar rakyat India ", begitu pernyataan Jurubicara mereka selalu setelah melakukan operasinya. Tampaknya operasi Maoist selalu untuk mempertontonkan keberadaan mereka. Bagi India pemberontak Maoist sangat strategis karena berbasis di Timur India yang berbatasan dengan Cina --- India dan Cina telah berkali-kali mengalami konflik bersenjata dalam masalah sengketa perbatasan kedua Negara. Kelompok Maoist juga selalu meningkatkan tekanan-nya menjelang Pemilu di India --- mereka menyerukan agar Rakyat memboikot pemilihan umum. Jadi perjuangan mereka juga diarahkan pada sasaran politis --- selain melakukan serangan fisik yang biasanya dikerahkan dari pangkalan basis mereka di Timur dan Tengah India. Gambaran gerakan kelompok bersenjata di India ini --- agar memberikan bahan analisis bagi kita, bahwa masalah kemiskinan, demokratisasi yang curang, dan adanya faktor eksternal dapat memicu kelompok semacam itu di dalam negeri Indonesia --- apalagi cara penangkalannya menggunakan cara-cara yang mudah dikaunter baik secara ideologi, politik maupun kekuatan militer. Indonesia harus ingat betapa berat menyelesaikan konflik propinsi Timor Timur dan propinsi Aceh. Kelompok bersenjata didalam sesuatu negeri --- adalah anasir yang sering dipergunakan oleh Operasi Intelijen Asing dalam menunggangi dan menekankan tujuan kepentingan mereka --- Apakah gerilyawan Afghanistan memerangi kekuatan Uni Sovyet, apakah kini gerilyawan Muslim Chechnya terhadap Rusia, kelompok muslim Uighur di Cina, gerilyawan Muslim di Thailand Selatan, Perjuangan Moro dan gerilyawan Muslim di Filipina Selatan (yang saat ini penyelesaian MILF memakai jasa Asean, Malaysia dan mungkin juga Indonesia) --- di Eropa juga ada,kelompok ETA yang bergerak di Spanyol dan Perancis --- bahkan anasir bersenjata juga ada di Inggris --- tingkat keamanan Negara-negara itu sangat ditentukan oleh Kebijakan dalam menangkal gerakan anasir-anasir demikian. Amerika Serikat menghadapi potensi yang sangat serius di dalam negerinya --- karena isu Al Qaeda dijadikan ajang pembenturan peradaban Barat melawan Islam. Amerika Serikat menggunakan isu terorisme untuk melumpuhkan berbagai potensi Negara yang berpenduduk Islam, di Timur Tengah, di Asia Selatan dan Asia Tengah --- bukan tidak mungkin trick yang sama juga akan dilakukan di Indonesia. CIA pernah bekerja sama dengan Osama bin Ladin dalam menggempur kekuatan militer Uni Sovyet di Afghanistan --- penyerbuan ke Irak pun menggunakan anasir-anasir di dalam negeri seperti Suku Kurdi ( dan anasir pelarian di Luar Negeri) --- Penyerangan ke Afghanistan juga menggunakan anasir Koalisi Utara dan anasir feodalis dalam pembuangan di luar negeri. Cina berkali-kali melakukan protes kepada Amerika Serikat, karena berperan dalam penerapan isu Hak Azasi Manusia terhadap kasus pendudukan Tibet dan perjuangan suku Uighur di Cina. Jadi kelompok bersenjata dapat hidup di dalam sesuatu Negara --- dengan potensi dukungan dalam negei, tetapi juga bisa pula ditumbuh- kembangkan oleh anasir dari luar negeri. Karena anasir bersenjata adalah organisasi yang terbentuk atau malah dibentuk untuk sasaran Ekternal. Dengan berbagai motif --- salah satu atau semua unsur dalam kerangka IPOLEKSOSBUD HANKAM , apakah isu Aborigin di Australia (yang harus ditangkal dan djinakkan Australia), apakah isu Enerji Minyak dan mineral di Nigeria dan sebagian besar Negara-negara di Benua Afrika. Bahkan di Benua Amerika Latin --- Amerika Serikat yang telah meletakkan Doktrin "America for America" kewalahan di dalam negerinya, karena ancaman Antar negara Amerika Latin dengan susupan ideologi penentang AS --- atau masalah Kartel narkotika dan Imigran Gelap, yang menjadikan AS adalah target --- mereka juga menekan dengan kelompok bersenjata --- bahkan basis rudal dan nuklir (?). Ingat Indonesia adalah Negara dan wilayah yang sangat strategis bagi Geopolitik di Asia, Australia, bahkan seluruh Dunia --- mula-mula senjata bisa dipasok oleh Oknum Polisi (dalam berita) --- yang terimbas Budaya Korupsi; tetapi bukan tidak mungkin sebentar lagi ada sponsor luar negeri yang akan memasok --- karena Kekuatan Asing secara strategis jangka menengah dan panjang --- mereka men-design Indonesia ; harus tidak maju, terpicu dalam konflik, dan Divide et impera, kemudian terpecah-belah (Balkanisasi). Indonesia agar kuat terhadap subversi pihak Asing : 1. Basmi Budaya Korupsi; berlakukan hukuman mati dan vonis maksimal --- kalau tidak, barang bukti, seperti senjata sitaan Non standar, mobil dan barang, narkotik dan uang tunai, akan dijual oknum atau dibagi-bagi mereka menjadi koleksi pribadi. Budaya koruptif tidak berpikir jauh --- yang penting mendapat duit, Negara hancur mereka tidak peduli. 2. Basmi Kemiskinan, lakukan pemerataan hasil ekonomi, lindungi dan kembangkan Budaya Suku Tertinggal secara nyata 3. Perkuat IPOLEKSOSBUD HANKAM yang diterapkan dalam pelaksanaan APBN dan Kebijakan Nasional 4. Rumuskan akar masalah dan selesaikan segera --- jangan terjadi resistensi sosial dari bibit konflik yang tidak tuntas penyelesaiannya. 5. Laksanakan Amanat Reformasi 1998 dengan sistematis --- Berlakulah Jujur, Adil, dan Tegas --- Kembangkan potensi Social Power untuk berpartisipasi dalam membangun negeri ini. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline