Lihat ke Halaman Asli

Tajuk Ide (16) Adam Malik dalam Perdamaian Ganyang Malaysia - dari “Vergader Verbod” sampai Diplomasi Internasional

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Mencari bahan peranan Adam Malik dalam perdamaian "Ganyang Malaysia" --- dapatnya antara lain "Vergader Verbod", baru saja kemarin mendapat peraturan Kolonial :  "Onderwijs Verbod" --- Peraturan Kolonial yang melarang dan membatasi Kaum pergerakan mendidik dan mengajar di sekolah, dari roman Suwarsih Djojopuspito, Manusia Bebas.


Vergader Verbod, melarang anggota masyarakat dalam bentuk apa pun mengadakan rapat, musyawarah, berunding dan bertukar pikiran yang terbuka kepada khalayak ramai tanpa izin pemerintah penjajah . Larangan Kolonial yang antik ini kita ungkapan dalam suasana bulan Kemerdekaan ini --- sebagai kenangan bagi para Pendiri Republik Indonesia dan para pahlawan kesuma bangsa.


Banyak kaum pergerakan Kemerdekaan, perintis kemerdekaan yang merasakan akibat dari Vergader Verbod --- dari penjara ke penjara sampai mengalami "pembuangan ke Boven Digul" --- terutama mereka yang merintis kemerdekaan Indonesia. Kaum Perintis Kemerdekaan Indonesia.


Vergader Verbod dikeluarkan pemerintah Kolonial Belanda mulai tanggal 1 Agustus 1933 --- di kalangan kaum pergerakan peraturan ini benar-benar mempunyai risiko yang sangat  ganas dan kejam --- Pemerintahan penjajah tidak akan mudah memberikan ijin untuk mengadakan konferensi, musyawarah, dan rapat-rapat --- mereka Para pejabat kolonial itu, pasti mempersukar dan mempersulit ijin-ijin  untuk tujuan kaum pergerakan.


Ini yang dialami pemuda Adam Malik --- yang  didakwa melanggar Vergader Verbod di tahun 1934, Adam Malik baru berumur 17 tahun --- masih sangat muda. Ia ditangkap, ditahan dan dijatuhi hukuman 2 bulan, karena mengucapkan pidato di depan pimpinan Partindo (Partai Indonesia).

Adam Malik menjadi anggota Partindo setelah PNI (Partai Nasional Indonesia ) dibubarkan pemerintah kolonial Belanda. Sebelumnya ia adalah komisaris di Medan --- setelah Partindo dibentuk di Pematang Siantar --- ia beralih menjadi Bendahara Cabang di sana.


Kematangan politik Adam Malik dan para pemuda masa itu,  dibina bacaan yang diterbitkan PARI ( Partai Republik Indonesia), dan pidato-pidato Muchtar Lutfi  ulama muda PERMI (Pergerakan Muslimin Indonesia) dan Rasuna Said.  Perpaduan Islamisme dengan Ajaran Tan Malaka.


PARI adalah partai yang didirikan Tan Malaka dengan Djamaludin Tamin di Bangkok pada bulan Juni 1927, yang bertujuan membentuk Negara Indonesia Merdeka --- PARI kemudian menjadi ‘Proletaris Aslia Republik Internasionale'

Maka mudah dimengerti mengapa Adam Malik di kemudian hari --- sejak detik-detik menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945 --- kemudian, di masa Pemerintahan Orde Lama Bung Karno (akhir 1965) --- sampai membangun Orde Baru bersama Pak Harto (1966) --- mengakhiri Dwikora Ganyang Malaysia --- dan membangun ASEAN. Adam Malik adalah Diplomat yang matang, menguasai pengalaman perdagangan dan ekonomi internasional.


Adam Malik   berperan dari detik-detik menjelang Proklamasi --- sampai ide politis, melengkapi Lembaga-lembaga Negara yang memdampingi lembaga Kepresidenan  saat itu --- pengalaman politik ekonomi dari KOTOE (Komando Tertinggi Operasi Ekonomi), Menteri Perdagangan --- sampai  ide Tata Ekonomi Baru Internasional.  Diplomasi-nya dari mengatur hubungan dengan Cina dan Uni Sovyet sampai Amerika Serikat dan Australia.


Adam Malik membidani kelahiran ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967, sampai menjadi Ketua Sidang Umum ke-26 PBB tahun 1971. Politik Internasional dan diplomasi sebagai Menteri Luar Negeri RI --- mengendalikan Perdamaian Serumpun Melayu (Indonesia - Malaysia) sampai Gerakan Non-Blok dan Organisasi Konferensi Islam.


Seperti juga terhadap Tan Malaka --- PKI (Partai Komunis Indonesia) --- menghadang dan anti terhadap Adam Malik.  Adam Malik adalah pengikut setia Ide Tan Malaka, cara bagaimana mengelola Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia di kancah Regional dan Geografis ---  antara Negara-negara di Asia Tenggara, Benua Asia dan Australia.


Agar dimengerti oleh Generasi kini dan nanti.  Republik Indonesia berada di mana, hakekatnya letak negeri  ini tidak berubah --- Budaya Negeri inilah yang harus berubah menjadi senantiasa lebih kuat dari budaya yang datang mengancam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline