Orang cerdas sekelas Deng Xiaopeng --- meletakkan konsep dan ide Reformasi sejak 1978 --- kemudian ia tidak harus masuk di dalam tekno-struktur Kekuasaan. Ia tetap berpengaruh dan mempengaruhi arah reformasi. Agar Cina menjadi super maju dengan kecepatan yang luar biasa. Karena menyadari ketertinggalan Cina dibanding potensi lawan hegemonial-nya.
Hasil reformasi Deng Xiaopeng dipetik Cina , awal pekan ini Cina telah menyalip Jepang sebagai Kekuatan Ekonomi nomor 2 di Dunia --- setelah Amerika Serikat . Bahkan diramalkan tahun ini juga --- karena kapasitas perekonomian Amerika Serikat tetap terseok-seok sejak krisis finansial 2008 yang lalu. Cina segera akan menjadi Super power nomor 1 dunia --- meninggalkan Amerika, Jepang dan Eropa.
Mengejutkan sejak tanggal 16 Agustus 2010 yang lalu --- selaku Presiden RI Sby idak memberikan directing yang jitu dalam Pidato Kenegaraan-nya --- bahkan banyak para pengamat kecewa --- apalagi Rakyat. Karena ia tidak memberikan hasil tetapi janji-janji baru. Rakyat yang perlu komando untuk bagaimana bekerja lebih lanjut. Tertegun lingak-linguk. Apa yang harus, kemana mau dibawa --- dan Mengapa ?
Deng Xiaopeng walaupun ia telah uzur tetapi mempunyai kekuatan Ide ---yaitu Reformasi (Gaige) dan Politik Pintu Terbuka (Kaifang) --- setelah pensiun, pasca Tragedi Tiananmen 1989 --- ia mengamati bahwa reformasi tersendat. Ia tampil kembali ! Kapasitasnya memungkinkan ia tampil kembali --- dengan memanfaatkan sidang tahunan Kongres Rakyat Nasional di bulan Maret 1992. --- untuk meyakinkan para wakil rakyat mengenai betapa pentingnya reformasi dipercepat bagi Cina. Deng (memang Budaya pimpinan unggul di Cina) langsung menggebrak dan mengecam pimpinan Cina yang lamban dan menghambat reformasi.
Ini hari Indonesia kaget --- Mengapa teka-teki kelanggengan kekuasaan setelah tahun 2014 --- yang samar-samar terasa tetapi tidak terlihat, terbaca tetapi tidak nyata --- seperti terjawab. Ide Reformasi, mengoreksi Orde Baru dan Orde lama --- yang memberikan kekuasaan yang berlebihan kepada Presiden RI --- ingin di-amandemen kembali, agar memungkinkan SBY meneruskan jabatan untuk ketiga kali atau .............lanjutkan. Itu Ide Retrogresif bung !
Jangan, jangan, negeri ini telah tertinggal dan mundur dalam paradigma.
Aja neka-neka sira --- jangan beri peluang lagi bagi "Kemunduran Konstitusional".
Undang-undang Dasar 1945 Amendemen Bab III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pasal 7.........."Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan......." Perubahan Pertama, amendemen itu disyahkan tanggal 19 Oktober 1999. Itu hasil dari Gerakan Reformasi 1998 (Dhalang Tukidjan melagukan janturan..........Lakon Togog pokrol Astina...........pasangan SBY (1) dengan JK dan pasangan SBY (2) dengan Boediono................lha ..........Melok Melik Muluk Brana (?)
Alangkah cantiknya permainan --- seandainya SBY pada periode ini menuntaskan janji kampanye Pilpres-nya.. Lanjutkan :
- Bereskan semua Amanat Reformasi 1998, terutama Penegakan Hukum
- Menjadi Panglima Tertinggi Pemberantasan Korupsi. Hukum berat dan tegas para Koruptor (kalau perlu seperti Cina menyediakan ribuan peti mati bagi mereka)
- Memberantas Kemiskinan, memperluas Lapangan Kerja, Bina UMKM menjadi kekuatan yang melebihi jasanya pada Krisis Moneter Asia 1997-98 dan Krisis Finansial Amerika Serikat 2008-2009-2010.
- Menyadari bahwa Rakyatnya bukan hanya PNS-TNI-POLRI dan pensiunan organisasi itu saja. Bagaimana agar Wong Cilik mbungah kabeh ( Tiji Tibeh --- NgahJi -NgahBeh --- ana-ana bae sira, je !) --- Sadarilah, bahwa kekuatan konsumsi dan daya beli seluruh Rakyat lebih massif , boss.
- Meletakkan paradigma ber-Budaya Progresif.
Tahun 2015 --- Lengser Pandika Ratu. Indonesia maju --- Pergantian Pimpinan Nasional tersistem --- Estafet kepimpinan Republik terstruktur.
Deng Xiaopeng dalam faksionalisasi para elite Cina waktu itu tergolong Kelompok Reformis Progresif --- bahkan Ia dinyatakan sebagai Chief Engineer Gerakan Reformasi. Kiranya kalau SBY berhasil melaksanakan Konstitusi dan dapat melakukan Ambeg Para Artha --- Ia juga pantas digolongkan reformis sejati.
Harimau mati meninggalkan Belang --- Gajah mati meninggalkan Gading
(Pepatah Indonesia )
Tidak Penting warna Kucing --- yang penting bisa Menangkap Tikus.
(Deng Xiaopeng)
Apa beda kedua Kebijaksanaan Tua itu ? Nenek Moyang Orang Indonesia mewariskan Kebijaksanaan Heritage-ism --- sementara Deng Xiaopeng hanya Pragmatism. Sebagai Cucu-nya kita memilih yang pertama sebagai yang utama --- sebagai Manager kita harus memilih keduanya !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H