Dengan tegas Cina menganggap bahwa Latihan Perang Korea Selatan- AS sebagai provokasi terhadap Cina. Cina telah menyatakan keberatan pada Angkatan Laut AS yang berada di Laut Kuning --- perairan yang memisahkan Semenanjung Korea dengan Cina. Bahkan AS telah melabuhkan Kapal Induk USS George Washington di timur Semenanjung Korea. Dalam rangka latihan perang bersama Korea Selatan, setelah kapal perang Korea Selatan tenggelam akibat serangan torpedo Korea Utara --- insiden bulan Mei itu menewaskan 46 awak kapal tersebut
Bukan sekali ini saja Cina bertindak tegas terhadap kegiatan AL-AS di kawasan laut yang menjadi daerah pengawasan Angkatan Laut Cina. Tahun yang lalu (03/2009) Cina berhasil mengusir kapal survei AL - AS, USNS Impeccable--- yang sedang beroperasi mengintip pangkalan kapal selam bersenjata rudal balistik, di Laut Cina Selatan, 100 km dari Cina Daratan. Kapal itu bagian dari Armada VII AS yang berpangkalan di Yokosuka, Jepang.
Cina bukan saja telah mempersiapkan perang nuklir terhadap AS --- dengan kesiagaan Peluru Kendali Balistik antar benua --- yang semuanya di arahkan ke kota-kota di Amerika Serikat. Tetapi pembangunan Angkatan Lautnya memang bertujuan untuk menghadang Armada AS apabila terjadi perang.
Selama berlangsungnya latihan anti kapal selam yang digelar dengan Korea Selatan --- seolah-olah ditujukan pada Korea Utara yang telah mentorpedo kapal perang Korea Selatan, korvet Cheonan itu --- tetapi dengan di-turut-sertakannya Kapal Induk USS George Washington --- provokasi itu mengancam Cina, hal mana dibalas Cina dengan membocorkan program Cina --- yakni pengembangan Rudal Penghancur Kapal Induk yang hampir rampung.
Dalam hal ini Cina, memperjelas bahwa sasaran potensialnya adalah Pangkalan Armada VII Angkatan Laut AS yang berada di Asia Tenggara dan Jepang.
Juga jelas sekali Amerika Serikat ingin menguasai daerah-daerah Asia Tenggara yang kini menjadi daerah konflik antara beberapa Negara Asean (plus Taiwan) dengan klaim Cina --- daerah itu ditengarai memiliki potensi energi. Amerika Serikat membutuhkan jaminan pasok di masa datang --- sebelum krisis kekurangan energi itu benar-benar menjadi kenyataan , bahkan AS juga telah menyiapkan program biofuel-nya pada tahun 2017 --- tetapi program itu sangat sensitif , karena dapat mengancam supply pangan dunia.
Gertak dan sikap provokatif kedua Negara --- Cina dan AS di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, merupakan titik api perang besar di antara kedua negara super power itu --- baik oleh alasan geopolitik maupun jaminan supply enerji di masa depan. Cina betul-betul menentang kapal induk AS yang bertenaga nuklir itu turut dalam latihan perang --- di perairan dekat dengan wilayahnya. Laksamana Madya Yang Yi (13/08) mengatakan: " Washington akan membayar untuk keputusan AS yang kacau itu ."
Ajang diplomasi yang dilakukan Asean Regional Forum (ARF) yang melibatkan beberapa Negara yang berkepentingan --- seperti Cina dan AS serta beberapa negara berpengaruh lainnya (India, Australia, Jepang dan Rusia) --- ingin meredam isu wilayah yang diperebutkan Negara-negara Asean dengan Cina itu --- memang sudah menjadi daerah panas, karena masing-masing negara ada yang telah menempatkan satuan militernya di sana --- kecuali Brunei yang juga turut mengklaim daerah di Laut Cina Selatan itu.
Kontak bersenjata pun telah berkali-kali terjadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H