Lihat ke Halaman Asli

EkonomiNet (04) Jangan Neko-neko, Sebaiknya Seperti Cina saja

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cina mempunyai Renminbi dan Yuan --- mengapa untuk proyek Redenominasi Rupiah --- tidak dilakukan demikian, Indonesia mempunyai dua macam Mata Uang --- Umpamanya Rp. 100.000 = (Ringgit Indonesia  100). Tujuan Redenominasi tercapai Rakyat tidak dirugikan.


Kesan Redenominasi yang sudah dilemparkan wacananya ke tengah masyarakat --- jelas akan merugikan kemampuan daya beli rakyat di daerah pinggiran --- yang masih mungkin mempunyai "nilai ekonomi", memerlukan uang pecahan Rp. 500,-- ; Rp. 200,-- dan bahkan masih ada transaksi Rakyat yang Rp. 100,-- Enggak percaya, jalan-jalanlah ke desa yang tidak produktif (tidak jauh-jauh sekitar Kabupaten Sukabumi masih ada).


Dari Running text beberapa hari yang lalu --- sampai akhir Juni 2010 uang yang beredar Rp. 265,9 Triliun dan Koin saja ada  Rp. 3, 2 Triliun (kedua data itu dari Bank Indonesia ). Lantas kalau cara redenominasi tanpa memperhatikan perekonomian Rakyat memang bisa simple.  Apa uang yang dikantongi Rakyat berupa recehan , sejumlah demikian besar tidak segera melenyapkan transaksi kampungan ?


Sebaiknya Bank Indonesia jangan neko-neko-lah --- urus saja bagaimana bisa mengatur tingkat suku bunga yang bisa mendorong Sektor Riil.  Tugas utamamu --- biar mendorong investasi dalam negeri --- lapangan kerja terbuka --- pengangguran berkurang ---  kemiskinan akan berkurang --- dan itu namanya, Republik Indonesia pro Rakyatnya. Cintailah Kemerdekaan Indonesia, cintailah Rakyat Indonesia.


Kalau hanya bertujuan Redenominasi --- maka laksanakan dengan Dua mata Uang RI.

IDR Rp. 100.000 = Ringgit Indonesia RIN. 100.

Secara historis Ringgit adalah mata uang yang berlaku di Nusantara --- Sederhana  diberlakukannya --- Perekonomian Rakyat (kecil) tidak dirugikan.

Malah, kalau Birokrat yang berada di Bank Indonesia bisa bekerja lebih cerdas --- dua mata uang itu bisa "dimainkan",  seperti Bank Sentral Cina. Memainkan Renminbi dan Yuan.


Selamat bekerja --- jangan neko-neko. Pikirkan Kemerdekaan dan Rakyat !


 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline