Lihat ke Halaman Asli

Paranormal (07) Keranda Pak Anton Pokko

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pak Anton adalah penduduk yang sangat sosial (is) --- perkembangan kampung kami mempunyai pengaruh positif, menjadi bagian kota di tengah-tengah kota Semarang  --- kampung kami semarak, harga tanah cepat melonjak.Rumah banyak direnovasi, tanah kosong penuh diisi bangunan baru.

Tata ruang di kampung kami agak rumit --- dari jalan besar , masuk ke kampung denganjalan 7 meter makin lama makin mengecil.Di tepi jalan besar yang menuju Gedung Lawang Sewu,banyak bangunan kuno --- termasuk juga di jalan masuk atau pun di gang-gang kampung kami. Banyak rumah kuno.

 

Rumah kuno itu rata-rata bangunan tahun 1910-an --- jaman jaya-jayanya perusahaan kereta api Belanda dan pabrik gula.Di sana ada rumah Pak Anton Pokko --- pensiunan polisi, terakhir itu ia membuka kios buku (di jalan besar).Lahan kosong di samping rumahnya pun telah dibangunnya --- jadi di gang situ rumah sudah sambung menyambung dari ujung ke ujung.

 

Mesjid juga turut direnovasi ---Dewan Kemakmuran Mesjidsudah menyetujui gambar teknis mesjid yang dua lantai itu --- perluasan mesjid, perpustakaan, tempat pengajian, juga berfungsi tempat pertemuan,pokoknya lahan betul-betul dibuat efisien.

 

Haji Martono pada acara pembahasan teknis, memasuki acara lain-lain.“Pak Rw 05 dan bapak-bapak Rt 03 sampai08,dan para pinisepuh dan bapak dan ibu sekalian --- ini acara terakhir, penting tetapi sangat berat …………… Dewan belum bisa memecahkannya, yakni dulu di-emperan mesjid tempat stand-by-nya kerendo kampung kita.Sudah dibicarakan dengan para Jemaah yang kiranya mempunyaisedikit halaman ---- tetapi pada keberatan untuk di titipi ---sampailah malam ini ……………. Persoalan tempat yang ……….. yah paling tidak1 kali 2 meterbelum terpecahkan.Tanah wakaf mesjid atau ruangan di atas atau pun lantai dua………….. rasanya tidak ada yang pantas untuk stand-by katil atau kerendo ………….. ada yang mengusulkan agar dititipkan ke Kuburan Berguto ………….. tetapi ada pula yang berpendapat terlalu jauh ……………. Nanti sukar kalau diperlukan ………… dan kalau di sana, jangan-jangan nanti kalau kampung ingin memakai …………… kerendonya telah berjalan ke kampung lain.Jadi bagaimana ? “ Tanya Haji Martono pada hadirin.

 

“Maaf Pak Haji, dulu ‘kan ada pemikiran untuk stand-by-kan di bawah kolong Pos Jaga Rt 08 “

“Sambil mengeleng-gelengkan kepala Pak Haji Martono menjawab, “ Wah,tetangga tetangga terdekat keberatan !”hening sejenak.

 

“ Dan secara teknis, empat batang pemikul pun harus dirombak --- diberi engsel lipat --- cucu mbah Min bermimpi --- konon mbah Min datang, dan mengatakan keranda antik itu tidak boleh dirombak !”Semua hadirin terdiam dan hening………..saling berbisik.

“Yah, kita tunda dulu masalah terakhir ini --- yang pokok renovasi tetap dimulai sebelum tujuh belas Agustus. Wassalamualaikumwarakhmatullah wabarakatuh !”

 

Memang unik, percaya tidak percaya kita …………… konon katil itu buatan tahun 1924, belum pernah direnovasi --- yang membuat konon Buyut, bapak mbah Min almarhum --- itu kayu jati konon berasal dari Alas Ketandan.Sedang Buyut Mohamad Iqbal adalah cikal bakal desa itu --- belakangan saja orang menggunakan kata kampung untuk desa itu.

 

Sewaktu Pertempuran Lima Hari, Oktober 1945 di Jalan Pemuda --- di sekitar Tugu Muda --- banyak korban pemuda diangkat, ditandunya yah pakai kerendo itu.Jadi nilai sejarahnya bukan main kerando itu …………….. Juga seputar cerita-cerita gaib juga banyaklah……………… Tetangga dekat mesjid konon selalu mendekar kretak yang keras …………… kalau besok akan ada yang meninggal.Uniknya lagi …………. Keturunan mbah Buyut  sudah tiga generasi atau tujuh orang yang tetap setia menjadi ………….Petugas kelilingmengabarkan adanya kematian……………(Teeeeeeeeeeeeeeeitretet, ia meniup terompet) terus berseru, “ sedulur --- seduluuuuuur

……………. ………………..tilaaaaaaaaaaaaaaaar (ia menyebut nama yang meninggal) . Ia berkeliling kampung tidak tergantung RT. Berulang-ulang menyampaikan berita dukacita itu.

 

Walaupun sudah biasa …………….banyak orang yang gentar mendengar kata-kata :…………..Tilaaaaaaaaaaaaar !

 

Pak Anton mendengar dead-lock itu --- ia mengajukan agar kerendo kampung diparkir di rumahnya ! Isteri dan banyak anak-anaknya protes “Pak mau ditarok dimana kerenda ituuu ! ?”

Antara rumah lama dan baru ada celah lebih-kurang 2 meter, tentu tidak disetujui keluarganya, karena tempat lalu lalang keluarga itu.Kerendo akhirnya di tempatkan antara rumah baru dengan tetangga --- untungnya tetangga tidak mempunyai jendela atau pintu ke arah celah itu. Celah itu kira-kira tidak sampai 1 meter --- memang ada, hanya pas selokan di tengah perbatasan.Dan kini ada kerenda antik itu  di situ.

 

Sebetulnya rumah baru Pak Anton itu adalah bangunan yang belum siap --- lantainya baru dikeraskan saja. Belum diplafond, listrik pun asal nyantel --- ada tiga kamar.Kamar depan mempunyai jendela, di bawah jendela itulah kerenda itu diletakkan, kamar ini diisi mahasiswa dari Magelang.Kamar kedua diisi dua gadis pekerja dari Kaliwiru --- kamar ini tidak berjendela. mereka masak di depan pintunya. Kamar ketiga diisi oleh anak mahasiswa dari Riau, kamar ini pun tidak berjendela. Bangunan belum selesai ini --- karena tanpa daun pintu depan dan listriknya temaram ala tahun 1960-an, jendelanya pun bolong semua--- Tahu sendirilah suasana kalau malam ,seramnya kematian…………dan keranda menjadi asosiasi orang.

 

Dua pekan berikutnya dua gadis pekerja itu langsung pindah. Ngeri mereka mendengarcerita macam-macam tentang kerenda itu, dan konon mereka pun mengalami hal-hal aneh di rumah itu --- sejak kerenda antik itu menjadi penghuni sebelah.

Mahasiswa kamar satu, memang berisi dua orang --- tetapi yang satusering pulang ke Magelang --- ia anak tukang jagal --- mereka masak di dalam kamar di depan jendela.Konon anak si Jagal yang dipannya dengan arah kaki berada di jendela --- selalu dibangunkan orang tua memakai ikat kepala berbaju putih …. Walaupun mukanya ramah tetapi selalu dari arah jendela menarik kakinya membangunkan : “…………..tilaaar !”ia menyerukan. Besok memangada orang yang meninggal.


Mudik tahun yang lalu, ternyata Pak Danu, cucu mbah Min almarhum--- petugas terakhir penyeru berita kematian --- (dengan terompet ala  Sangkakala)  menyerukan "................... Tilaaaaaaaaar ". rupanya telah pindah dengan menjual lahan kecil dan rumah reyotnya. Konon sejak itu pemberitaan kematian dilakukan dengan public address dari Mesjid.


Pak Anton Pokko dan istrinya telah berpulang kerakhmattullah --- mereka juga digotong jemaah ke Makam Berguto, dengan katil atau kerendo antik buatan tahun 1924 oleh Buyut Kampung.


Entah karena telah demikian ramai --- dan keikhlasan Keluarga ahli Waris Pak Anton, malah Kerenda itu terkadang disebut mereka " ayo menjeput keranda Pak Anton" --- kalau seandainya kerenda itu diperlukan.  Tidak ada lagi cerita-cerita gaib maupun yang serem. Kota sudah berjubel. Tidak ada lagi tempat kerenda itu di tempat lain.

----------* tilar = meninggal dunia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline