Lihat ke Halaman Asli

Filsafat (05) Hanya Manusia yang Mempunyai Kesadaran Sejarah

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa kepentingan Manusia menyadari bahwa berdasarkan temuan geologis Mamalia (termasuk Manusia) pertama sekali muncul di Bumi, sekitar 1 sampai 2 juta tahun yang lalu --- pada periode yang dinamakan-nya “ Quarternary “.  Manusia Primitif mulai berkembang sampailah menjadi  “Manusia Jaman Ini” --- di mana kita bisa menyadari peng-alaman-an bertemu dan bergaul sesama manusia dan lingkungan hidup kita.

Hanya Manusia yang berkepentingan dengan ‘Adanya’ --- Ia berkepentingan ke arah luar dirinya --- Anthropo-sentrisme. Manusia untuk Manusia, dan Lingkungan untuk Manusia.  Enak benar menjadi Manusia !

Karena hanya Manusia yang menyadari Ia  ada --- Ia mempunyai Kesadaran --- antara lain ada kesadaran tentang Waktu --- makanya ia bisa memperkirakan “Manusia primitif”  pernah ada pada Era Cenozoic --- yang terdiri dari masa 70 juta tahun lalu  --- mereka namakan Masa Paleocene --- dengan kemampuannya periode itu dibaginya pula pada “periode Quarternary” ,  sejak masa  Paleocene berurutan makin muda, hingga  1-2 juta tahun --- pada masa Pleistocene. Manusia primitif “itu Ada”

Dinosaurus dan kemudian Tikus sudah “berada” lebih dahulu --- pada periode Jurassic.  Banyak makhluk di Bumi ini berada dan kemudian lenyap.  Ada pula mereka bermutasi, berevolusi menjadi jenis yang lebih maju biologisnya --- menyesuaikan dengan Lingkungan Hidupnya. Mereka berubah secara Alamiah.

Hanya Manusia berubah --- diketahui berevolusi secara alamiah hingga jenis yang kini “berjalan, bergerak, menggunakan tangan dan otaknya” ---- merubah hidupnya dengan “Budaya”.  Wah ?

Kesadaran Sejarah Manusia berawal pada adanya kemampuannya menyadari “Waktu” (baca Serial Filsafat -03). Manusia membudayakan Waktu dalam Jadwal dan Periode.  Pintar itu Manusia, karena --- hanya Manusia yang mempunyai “ Kepentingan” (baca Serial Filsafat – 02).

Budaya Manusia melahirkan “Kepentingan Kekuasaan” --- Politik.  Membagi-bagikan “Kasta” – Ordinasi – Subordinasi – Patron Yang berkuasa dan Kawula – ini wilayah gue,  “Ini Kebenaran Gue”,  Manusia mulai mensyahkan Kekuasaan-nya ; dari Tuhan, dari Hegemoni --- sampailah kini “dari Rakyat untuk”.   Kalau Republik, ya dari Rakyat untuk Kepentingan Manusia Rakyat.

Vox Populi Vox Dei  !

Bagi-bagi pangan, bagi-bagi peran, bagi-bagi pekerjaan, bagi-bagi pendapatan – kemakmuran.  Itu Kepentingan Ekonomi Manusia.  Kok dapatnya  hanya Raskin, kok kami miskin mereka kaya, kok dia foya-foya – kami menganggur.  Banyaknya masalah sehari-hari Manusia karena Budaya Manusia --- saling berinteraksi – saling intersep – saling serobot !

Manusia dan Budayanya harus mengatur Masyarakatnya --- Itu Budaya, budaya harus progresif, ia harus proaktif meletakkan Norma dan Nilai-nilai menentramkan Manusia.

Kalau tidak diantisipasi – suasana jadi Chaos --- jadi kacau --- jadi Amuk --- jadi agresif.  Orang Malaysia mengatakan : Pencerobohan !

Orang Amerika mengatakan : Choistic.  Orang Komunis secara filosofis menggambarkan : Ada perjuangan kelas.  Lho ?

Lho kok kacau Manusia ?

Orang Romawi memperluas pengaruhnya --- Orang Tartar menyerang ke arah barat, ke utara, ke Selatan --- Mengapa Hitler melanda negara-tetangganya, apa tujuannya.  Mengapa ia melenyapkan Ras Yahudi  ?

Mengapa ada Sunni atau Syiah, atau lain-lain lagi.   Mengapa ada Kerajaan Demak ---  Mengapa Amerika Serikat menggunakan Bom Atom kepada Rakyat Jepang ?

Hanya Manusia yang bisa bertanya (baca Serial Filsafat – 01).  Manusia bertanya-tanya mengenai Eksistensi-nya --- banyak segi dan aspek hidupnya menjala Ratio dan Nalarnya.  Budayanya diperkembangkan untuk menjawab.   Masih juga kacau.

Sejarah menjadi alat Manusia melihat masa lalunya --- dengan Budaya dan sejarah ia kini melihat pula Masa Depan-nya --- Eksistensinya, terancamkah  dengan Teknologi Nuklir ?  Manusia lain melakukan agresi ke wilayah manusia lain.  Dulu dinamakan Agresi --- kini dibalut dengan Pre-emptive Strike .  Manusia memerlukan rasa aman.

Dulu pengaruh dijalankan untuk tujuan kolonialisasi –  imperialistik. Menegakkan Hegemoni.

Pendudukan dan Penjajahan. Kini secara multi nasional --- sikap agresi bisa dilakukan untuk membayar rasa aman.

Perangkat Perserikat Bangsa-Bangsa bisa digunakan untuk tujuan agresi dan membangun rasa aman Ke-Manusia-an.

Kesadaran Sejarah Manusia untuk membangun Nilai masa depan Manusia --- Manusia gelisah dan menakutkan Hari Depan-nya.  Gunakanlah Sejarah untuk Kelestarian Manusia --- jangan ia musnah bukan karena evolusi – mutasi – atau revolusi Alamiah.  Tetapi makin jelas bahwa Budaya yang dikuasainya sekarang , bisa melenyapkan Manusia dan Kemanusiaan.

Nanti kita tinjau lagi Mengapa ?   Mengapa aku bertanya ?   Mengapa ? (para Manusia saling bertanya)

Experientia docet sapientiam --- Pengalaman mengajarkan Kebijaksanaan  !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline