Lihat ke Halaman Asli

Paranormal (04) Apa Kata Jenglot ? (Sebagai Jawaban dari Apa Kata Dunia ?)

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di Gua Gandarukmo yang terletak di salah satu Gedung peninggalan Kolonialis Belanda di Jakarta Pusat --- Jenglot , penduduk asli Indonesia mengundang seluruh jin, dedemit, hantu, iblis, syaitan, tuyul, begu, palasik, gendrowo, dan sesosok Jin Avi, penduduk tidak asli.

Jenglot ingin mengevaluasi kebebalan orang Indonesia --- karena tidak mampu melihat dengan pendekatan filsafati --- fenomena Budaya Korupsi’

“Saudara-saudara sedarah-ku --- kita hidup di Indonesia, tugas dan kewajiban kita sama, bagaimana memakmurkan rakyat Indonesia. Tetapi ini fenomena Mengapaorang Indonesia tidak ingin dan berkehendak memakmurkan Bangsa dan Negaranya ?

Itu agenda pertama --- saya persilahkan bicara per fraksi berdasarkan urutan abjad, silahkan !”

Hanya Jenglot yang berwibawa dan terhormat di seluruh Nusantara --- lain makh;uk hanya jadi cibiran dunia --- lihat saja harimau Sumatera yang demikian mengagumkan tidak dihormati di Indonesia, Gajah yang semua dunia menyayangi, orang Indonesia tidak open.Habitat hewan dan hewan-hewan itu akan dimusnahkan pelan-pelan.

Dengan takut-takut. Begu berseru :

“Maaf baginda, saya Unan dari fraksi Begu, alamat saya di bawah kolong meja di kantor dekat lapangan Banteng.Pertanyaan baginda“ Mengapa “ ?Karena orang Indonesia belum bisa mengertimengapa negeri mereka diberikan kemakmuran “

“Wah pendapat yang filosofis --- Lanjutkan – Dedemit

“Saya Demdem mewakili fraksi Dedemit dari kolong meja Instansi pinggir laut dan di lapangan terbang---  .Mengapa ?Jawabnya Salah pendidikan --- tidak bermoral Pancasila.

“ Mereka ‘kan aparat pemerintah pelaksana Konstitusi.Demdem kaget mendelik seperti berwajah batu, mendengar kata-kata Jenglot.

“Maaf baginda maksud saya mereka salah pendidikan --- maka otaknya tidak bisa mencerna filsafat -----------falsafah Pancasila.Enggak nyandak gitu !”

“Okay”

“Lanjutkan, silahkan fraksi Gendrewo “

“Saya Ompong dari fraksi Gendrewo, alamat di kolong meja di kolong meja di Blok M --- di dua kantor yang sangat berpengaruh, bagi ketertiban dan industri --- menurut saya Mengapa ?Norma hukum sama dengan Nol, sehingga orang Indonesia menjadi seperti Zombii “

“Heit, jangan bawa-bawa Zombii !” tegas Jenglot

“Maksud saya hukum tidak berlaku kalau tidak ditegakkan, Tuanku !”

“Cerdas kamu”

“Lanjutkan”

“Hantu silahkan “

“Aku Entu dari fraksi Hantu --- singkat Baginda “ Tidak bisa makmur sesuatu bangsa kecuali bangsa itu memang menginginkan kemakmuran --- di Indonesia yang mau dan bekerja untuk kemakmuran hanya Aparat dan Birokrat yang mau makmur --- maksud saya makmure dewe !”

“Lanjutkan !”

“Saya Ibilisiii dari fraksi Iblis--- mirip pendapat fraksi hantu.Visi dan Misi kami memangmemberikan seluas-luasnya bagi orang Indonesia yang berjiwa koruptor untuk makmur.OOOalamat saya di Gedung bekastempat menyimpan kereta jenazah Belanda.”

Sebelum dilanjutkan, tadi Bung Entu alamat di mana ?”

“Maaf baginda – di penjara dan di atas penjara, terutama menyelamatkan para koruptor dan memerdekakan aktifitas para nara pidana Narkotik.”

“Lanjutkan”

“Saya Junjang dari fraksi Jin – berikut peninjau saudara Jin Avi yang aslinya Jin Ifrit --- Mengapa ? Karena orang Indonesia tidak bisa membedakan Janji dan Sumpah, tuanku.”

“Lanjutkan “

“Saya Natus dari fraksi Palasik --- tegasnya Palasik Kudung --- saya bertugas di meja-meja di Bank dan kantor PemerintahPersoalan Mengapa ?Rakyat Indonesia tidak cerdas memilih pemimpin Tuanku --- dulu sebelum merdeka rakyat Indonesia lebih cerdas, dan pemimpin mereka pun lebih cerdas.Itu saja tuanku !”

“Cerdas kamu. Lanjutkan “

“Fraksi Setan.Lanjutkan !”

“Fraksi Setan berpendapat, O saya Etan si Setan --- Alamat saya juga di lapangan Bantengdi gedung yang berseberangan di Kali Ciliwung.Mengapa?Bukan karena Pimpinan mereka tetapi karena Atasan mereka Baginda “

“Maksudnya ?”

“Atasan mereka mempunyai Span of Control yang rentangnya sangat jauh “

“Maksudmu apa karena negeri terlalu luas atau rakyat terlalu banyak ? “

“Singkatnya mereka semuanya tidak mengerti berbuat --- mereka mudah tergoda uang , tetapi karena atasan tidak bisa serta merta mengetahuinya. Terlambat . Tuanku”

“O itu namanya --- Metode dan Sistemnya tidak sesuai dengan operasi yang hendak dijalankan --- Mismanagement !”

“Siapa lagi, ada lagi ?

“Ada. Saya Wongko dari fraksi Tuyul Baginda , saya mau mengomentari si Etan !”

”Silahkan, jangan panjang-panjang --- dan jangan lupa pendapat fraksi. Lanjutkan”

“Saya Wongko --- Tuyul asli lahir dari rahim filksafat orang Indonesia ---maka itufilsafat Tuyul dipraktek-kan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnyanya. Itu kami saksikan di semua meja kantor birokrasi di negeri ini.

Kalau soal Negeri luas dan rakyat melimpah, Indonesia kalah dengan Cina dan India. Mereka bisa lebih maju karena filsafat mereka adalah Adakan yang tiada dan Berikan segalanya bagi yang memerlukan..Terimakasih “

“Ternyata agenda kitatunggal malam Jumat ini, sekarang saya simpulkan diskusi ini, begini ---- Indonesia tidak akan makmur selama masih ada orang Indonesia yang bekerja di Indonesia dengan cara Indonesia kuno. Indonesia perlu menciptakan Manajemen Pemerintahan yang made in Indonesia kontemporer--- yang diterapkan di Indonesia untuk kemakmuran rakyat Indonesia.. Itu namanya Budaya Progresif. Lanjutkan Menggoda “

Semua sosok gaib itu saling memandang --- bloon,Serempak mereka bertelepati “Mengapa terlalu banyak kata-kata Indonesianya”.

“Saya serukan kembali ke bawah-bawah meja kantor kaum birokrat dan aparat --- ribut saat ini hanya “gerak kompensasi” –- dalam silat namanya “Gerak tipu daya”----para pemimpin politik, ekonomi dan sosial --- tanpa Ideologi, tanpa Budaya dan tanpa pendekatan Pertahanan dan Keamanan bagi Indonesia. Hanya Goro-goro dan Gegeran Bae !” Demikian baginda Jenglot mengakhiri kesimpulannya.Juuuuuuussssss, terbang ke pedalaman selatan, terus ke Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline