Lihat ke Halaman Asli

Dunia Hippo DongoDongo (04) Rencana Kerja 1001 hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kaisar Hippo IV menyadari terjadi kelambatan kinerja pemerintahan Perdana Menteri  ManMan HongkitongkiBouy --- seekor Komodo Indonesia.  Perekonomian melambat, tidak ada krisis global yang bisa dikait-kaitkan.  Produksi Nasional menciut karena infra struktur makin bobrok dengan kapasitas yang menurun.  Investasi pun jadi menciut, sementara anak cucu para hewan yang memasuki angkatan kerja makin membludak, terutama tikus dan marmut. Pusing tujuh keliling.

 

            Kaisar memanggil Tuan Rudoldo Puing, seekor Rubah --- ketua Dewan  Rakyat Jelata.  Juga diundang Sambosbos ketua Dewan Daerah-Daerah Tertinggal.  “ Pakcik, apa kiranya yang mendaulat negeri ini tak maju-maju, malah mundur pakcik ?”  Tanya Kaisar Hippo IV kepada Tuan Rudoldo ( dengan mata sayu, kecil dan tak bercahaya lagi ).

 

            “Patik pikir bukan karena menteri-menteri tidak becus baginda --- lebih karena kurang mantapnya metode dalam bekerja “

 

 

           Kepala besar Kaisar Hippo IV terangguk-angguk seperti tidak menangkap isi nas dalam penjelasan ketua Dewan Rakyat Jelata., ia palingkan  wajahnya yang tambun ke arah ketua D2Daerah Tertinggal. Langsung saja  Orang Utan Indonesia ini menyahut.

 

           “Baginda, patik berpendapat senada, tetapi ada plusnya baginda. Baiklah pertama-tama kita lakukan revolusi kebudayaan --- merombak total metode kerja kita yang memang konyol “

            “Maksudmu ?”

 

            “Dewan Gabungan Fauna Agung bersidang untuk mengkaji metode kerja di kerajaan kita --- setelah itu ditetapkan, Kaisar………”

 

 

           Terdiam sejenak,  semuanya  memandang ke arah  Orang Utan.

            “Sebaiknya semua fungsi ekskutif kita kontrakan saja --- maksudnya tingkat pusat Kaisar”  Memang Orang Utan Indonesia IQ dan EQ nya di dunia hewan sudah dianggap menyamai kompentensi manusia.

 

            “Metode kerja era baru kita ciptakan, Undang-undang diperbaharui, Peraturan dan Ketentuan pelaksanaan dibuat sinkron. Fungsi ekskutif tinggal melaksanakan.  Visi, Misi dan Objectives kita tentukan.  Strategi dan Program kita bincangkan pada pelaksana…………kita tinggal makan tidur, Kaisar.  Filosofi alami dunia binatang memang demikian Kaisar. Gara-gara kita mendekati kebudayaan manusia --- kehidupan kita terganggu.  Hakekatnya hidup kita ini ‘kan makan tidur, Kaisar.”

 

            “Lanjutkan. “   Dengan santunnya Kaisar Hippo IV meminta dua ketua lembaga adat tertinggi dunia binatang itu menyerukan agar bersidang dalam dua bulan ini. Setelah itu proses tender untuk mengontrak-kan fungsi ekskutif Kekaisaran Dunia Hippo Dongo Dongo.

 

            Kaisar tersenyum, menyelam --- hanya mendengar ngiiiiiing. Sementara itu Tuan Romero, Sekjen Kerajaan Hippo Dongo Dongo sedang mempersiapkan pelelangan pekerjaan fungsi ekskutif untuk selama 6 tahun (2010-2015).

 

            Dalam masa dua bulan Dewan Gabungan Fauna Agung Dunia telah merampungkan Undang-undang selengkapnya sesuai pasal-pasal dalam UUD mereka --- para ahli mereka telah pula menjabarkan undang-undang yang telah ada , dilengkapi dengan Peraturan dan ketentuan pelaksanaan.

 

Dunia heran mengapa dunia binatang bisa membuat kelengkapan hukum mereka begitu komprehensif dan sinkron ( jangan didengar dunia manusia, ada isi undang undang mereka saling tidak melengkapi --- atau membuat kedua undang-undang , menjadi tidak bisa dilaksanakan --- apalagi menyangkut kasus korupsi. Dibuat membingungkan) Memang aneh dunia manusia di sebagian belahan bumi itu.  Dunia manusia sebelah sana, memang suka menjebak untuk memuluskan kepentingannya.

 

            “Para Hewan di dunia binatang --- aku Kaisar Hippo IV dengan ini mengumumkan, bahwa dalam 1001 hari sejak hari ini --- kita bebas merdeka menikmati hidup.  Makan tidur selayaknya dunia binatang.  Semua hal-hal yang berbau kebudayaan manusia biarlah kembali manusia yang mengerjakannya. Pekerjaan fungsi Ekskutif telah kita kontrak-kan kepada Perusahaan pelaksanaan --- tender untuk pekerjaan itu telah terlaksana , dan diikuti oleh tujuh perusahaan. Tiga perusahaan dari Eropa, dua dari Asia, satu dari  Benua Amerika Utara dan satu dari Benua Amerika Selatan.  Tender itu telah dimenangkan VOC.  Perusahaan Belanda yang beralamat dan tunduk pada Hukum di kepulauan Antillen di Karibia. Sesuai dengan Term of Reference --- tenggang percobaan sampai tanggal 28 September 2012.  Merdeka !  Merdeka !  Merdeka !”

 

Semua hewan gegap gempita turut meneriak-kan Merdeka, Merdeka, Merdeka  --- melalui siaran TV seantero pelosok bumi , hutan balantara dan semak belukar; semua  dunia binatang yang tunduk dan takluk pada Kekaisaran Dunia Hippo Dongo Dongo . Merdeka !

 

            Dari profile perusahaan, VOC itu adalah cicit dari perusahaan Belanda yang dengan lihai-nya pernah menganeksasi wilayah negara Mataram  pada abad ke 17. Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC-Antillen ) mendapat Kontrak senilai USD 500 miliar  dalam satu tahun sampai dengan 28 September 2012. Setelah itu sampai 31 Desember 2015 nilai kontrak menjadi  USD 750 miliar.  Anggaran operasi Ekskutif ditetapkan flat sepanjang tahun, yakni USD 1.500 miliar. Evaluasi pertama terhadap kinerja sepanjang 1.001 hari --- kalau sukses ratio > 80 persen, kontrak dilanjutkan --- kurang dari itu kontrak dengan sendiri gugur.

 

            Addendum kontrak dengan VOC yakni, VOC berhak tambahan bonus  2,5  persen dari Pertumbuhan Aset Dunia Hippo Dongo Dongo apabila Aset Nasional-nya bertambah di atas  50 persen setiap tahun. Tampaknya Dewan Rakyat Jelata dan Dewan Daerah-Daerah Tertinggal telah bekerja rapi.  Dunia Hippo Dongo Dongo ingin kembali ke hakekat hidup Dunia Binatang.  Makan Nyaman Tidur Nyaman.

 

Dari pada keadaan seperti sekarang Perdana Menteri dan Menteri-menteri, kerja tidak becus, fasilitas mahal-mahal --- hasil kerja dikerjai menjadi tidak bisa diukur. Birokrasi-nya bodoh, jahat dan korup.

 

            Kaisar Hippo IV kembali berendam di Sungai Nile, dan menyelam. Sosok hitam menerobos air sungai……….. …………….………………………..Wiiiiiiiiiiieeeeeeeeeeeeeengngngngngng.  Ia berenang dengan  badannya yang besar, seperti kapal selam Nautilus.  Pusaran air beriak-riak, alun berkedut-kedut, ombak menepi pantai sungai Nile. Tunggu selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline