“Seperti pagar makan tanaman. “
(Pepatah Indonesia, diucapkan oleh Mantan Ketua MPR Amien Rais, berita pagi Metro TV 010210)
Pepatah itu diucapkan Amien Rais, untuk mendorong penegakan hukum terhadap dua (atau lebih) penjabat negara, yang seharusnya menjadi “pagar mengamankan” uang negara --- malah bertindak menjadi pembobol uang negara dalam kasus Bank Century. Kemana Aliran uang yang dirampok itu ?
Ini betul-betul tragedi kalau sampai Rakyat dan Pemerintah tidak berdaya mengungkap kasus ini, dan menghukum pelaku-nya.
Kasihan deh cucu cicit Patih Gajah Mada --- hanya diwarisi utang luar negeri dan sejarah murung bagi Indonesia-ku.
He, pemimpin, lihat itu di selatan Cianjur ---kapal berbendera asing menjarah kekayaan laut Indonesia. Beli mobil mewah saja--- jangan beli kapal patroli bertorpedo. Siapa takut pada Indonesia ?
Jangan membangun rumah prajurit, lebih baik merenovasi rumah petinggi --- bagi-bagi komputer mahal, dan lain-lain yang mengundang decak kagum bangsa kere di dunia.
Pepatah yang diucapkan Amien Rais itu, terdapat dalam buku Peribahasa Indonesia, K. St. Pamuntjak + N. St. Iskandar + A. Dt. Madjoindo, Penerbit Balai Pustaka, 1983.
Diucapkan Hang Tuah dengan : Pagar makan padi ! (tanda seru dari buku tersebut) . Pepatah itu di-cross-reference ke pepatah no. 3429 berikut,
“ Sokong membawa rebah. “
Arti pribahasa itu dalam buku tersebut, dinyatakan ; Orang yang diwajibkan menjaga keamanan, merusakkan keamanan itu. Orang yang patut menguatkan atau harus kuat memegang sesuatu aturan, melemahkan aturan itu. Orang yang kita percayai berbuat khianat kepada kita.
Nenek moyang orang Indonesia telah meletakkan Konsideran hukum bagi anak-cucunya. Mampukah cucu-cicit orang Indonesia menyelamatkan negeri-nya dengan, menegakkan hukum secara konsekwen dan adil ?.
Ini Pantun lanjutan penjelasan dalam buku tersebut :
Takar minyak sapi,
Dibunuh diatas geta.
Pagar makan padi,
Telunjuk merusak mata.
He- Pemimpin, mata rakyat telah merah melihat adegan “perampokan” itu. Tobat Eyang !
(Batara Kala sedang menyiapkan sepikul bencana dari arah Laut Selatan)…………..Nguuuuuuuuuuuuuuuuuuuung.
Ini dia penafsiran Orang Melayu yang tinggal di Semenanjung, di Serawak dan di Brunei :
“ Pagar makan padi “, orang yang diberikan kepercayaan untuk menjaga tetapi dia sendiri yang melakukan khianat.
( Kamus Peribahasa Melayu untuk Pelajar, Mohd. Tajuddin Hj. Abd. Rahman, Penerbit Fajar Bakti SDN. Bhd., 2000)
Ini dia pepatah Orang Jawa : “ Pager Klaras “, pager --- pagar; klaras --- daun pisang kering
Tafsirnya : Pelayan (Yang dipilih, ditunjuk, yang diamanati, yang diberi wewenang; dari penulis) yang tidak dapat dipercaya.
Pepatah itu dari Kamus Peribahasa Jawa, F.S. Darmasoetjipta, Penerbit Kanisius, 1990.
Terima kasih Nenek-moyangku. Mari kita melihat hari ini melalui mata – hati --- mental --- intuisi , atau nurani kita.
“ Yang Bijak akan mempraktekkan Tao. Yang bodoh hanya akan mengaguminya saja. “
( Pemulihan Cinta dengan Tao, Mantak Chia & Maneewan Chia, Pustaka Delapratasa, 1996 )
“ Life is what is hapenning when you’re making other plan ? “
( John Lennon )
“ Saya senang dengan petualangan. Di sana ada begitu banyak pintu terbuka dan saya tidak takut untuk melihat apa yang ada di baliknya. “
( Elizabeth Taylor )
“ Yang hanya dapat berfungsi dengan bantuan Yin, Yin hanya dapat tumbuh dengan adanya Yang. “
(Penasehat Wanita tentang Seks dari Kaisar Kuning)
Apa pun sasaran anda, target anda --- ingatlah pada Visi dan Misi kehidupan yang ditetapkan. Sahabat saya yang telah almarhum pada usianya yang ke-52,5 tahun mewariskan :
“Wis --- ingat selalu pada sukses-sukses kecil yang dicapai, jangan mengharapkan kesuksesan besar tetapi tidak bisa dicapai. Nyalakan lilin kecil untuk mendapatkan sekedar cahaya, dari pada bertahan dalam gelap gulita yang pekat. “
“ Gid, kubacakan Al-Fatiha bagi-mu sahabat………………………” Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H