Lihat ke Halaman Asli

Kumpulan Puisi Spora (01)

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Spora dan kita

Spora ia bertebaran di angkasa, dibawa angin, beterbangan…….dan mendarat dengan takdirnya. Tumbuh atau harus mati. Di tempat subur, di celah-celah, celah batu. Ada embun, ada air, ia bisa hidup dengan takdirnya

Kita bermilyar-milyar bertebaran di angkasa dan bumi, dibawa hukum gravitasi. Hidup dan mati juga, takdirnya, takdirnya hanya kapan?

                                                                                                PG010209

 

                                Sepanjang Jalan

            Antri busway, di kanan perempuan tua, Di depan wanita muda berbaju coklat kehitaman, batik. Pada keduanya aku menghindar untuk saling bersinggungan. Di dalam bus ia, wanita muda duduk berseberangan. Matanya besar, bentuk bibirnya tidak begitu bagus, tetapi totalitas ia wanita bergairah. Dari tasnya ia keluarkan cermin mengawasi wajahnya. Rambutnya bagus dengan juntaian, rangkaian rambut di kening hingga alis matanya. Sekali, sekilas ia menatap mataku.

Ku duga ia ada janji. Lowongan atau dengan kekasih di suatu tempat. Di luar mendung jam menjelang jam 10 pagi. Aku juga ada janji seminar di Menteng. Kami turun bersama di Sarinah.

                                                                                    PG020209

                       Setiap Februari

            Februari  1962 dengan Lusiyati

            Februari 1992 dengan Lajnati

            Dua perempuan indah

            Dua kisah indah

Aku ingat aku kenang kamu berdua di bulan Februari 2009 ini

                                                                                    Pg020209

 

                        Nicole

            Ya Nicole Scherzinger

            Di iklannya bergaun hitam rambut hitam legam

            Tersadar bahwa dalam benakku kau berujud

            Penuh vitalitas memberi naluri bertenaga seperti matamu

            Nicole

            Nicole

            Di garis horizon aku memandang matamu

            Matahari semburat jingga di batas hitam kelam di ufuk

            Di ufuk datangnya senja, malam, bintang, komet , meteor,

                asteroid, juga benda-benda angkasa, sputnik dan satelit

            Di orbit, di elips gerak yang terbentuk daya tarik-mu

            Nicole adalah bintang di cakrawala malam

Nicole adalah mata di mata-mata yang menatapmu          

Selamat berjumpa dalam kekuatan nalarku, dalam memori

Memori bermata-mata, bahwa Nicole memang ada.

                                                            Pg280209

 

                        Berdiri

Kau berdiri di depan pintu

Dia berdiri di bawah pohon jati

Langit cerah di siang itu

Pohon labu menjalar ke sana kemari

Angin kering sepanjang musim kemarau

Mengapa kau datang ?

Dasar ! katamu

Dasar !

Mengapa datang lagi ?

Menyerah---penyerahan wanita muda yang mengalah, karena

Ia menyesal meninggalkan di bawah pohon jati di penghujung musim kering

Pohon labu menjalar ke atas pohon mangga

Pohon labu menjalar ke atas rumah kosong

Kau datang lagi, datang lagi

Berdiri seperti dulu di bawah pohon jati

                                                            Pg200409

                                                            Cr kumpulan Episode I-VII

 

            Altanthuya Shaariibuu

 

Kujabat tanganmu, bergetar, halus dan menimbulkan insprirasi, tetapi engkau pergi

            Tak mungkin ku susul, memang di Malaysia konon engkau ada kisahnya, telah berakhir

            Kalau sekarang engkau tahu, aku  ingin sekali menjabat tanganmu lagi

            Karena engkau memang cantik, seorang wanita dari Mongol, engkau memang cantik, seorang model

            Mengapa engkau mati ? Sehingga tak mungkin kutemui lagi di dunia yang ini

            Althantuya Shaariibbu, apa artinya ?

            Indah sekali, itu mengapa aku menyimpanmu dalam angan dan impianku

            Althantuya Shaariibuu.

                                                                        PG220909

 

 

              Batang bambu

       Daun bambu bergesekan

       Dan

       Batang bambu pun bergesekan

       Ya

       Seperti kau dan aku bergesekan.

                                         PG171009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline