Lihat ke Halaman Asli

Muzzammil Rahmat Edi

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Rumah Kuno di Puncak Bukit Angker

Diperbarui: 24 November 2023   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GridID

Pada suatu malam yang gelap gulita, seorang penjelajah bernama Adrian memutuskan untuk menjelajahi rumah kuno yang terletak di puncak bukit di tepi desa terpencil. Rumor-rumor mengerikan tentang tempat itu telah menyebar di kalangan penduduk setempat selama bertahun-tahun, namun rasa penasaran Adrian mengalahkan ketakutannya.

Adrian tiba di rumah itu dengan langkah-langkah hati-hati. Bangunan itu tampak usang, catnya terkelupas, dan jendela-jendelanya hampir seluruhnya pecah. Pintu masuknya berderit ketika Adrian memaksanya terbuka, menciptakan suara seram yang seolah-olah membangunkan roh jahat yang terlelap di dalamnya.

Dalam kegelapan rumah yang lembab, langkah-langkah Adrian terdengar sangat nyaring. Setiap sudut ruangan terasa penuh dengan keheningan yang menakutkan. Ketika dia mencapai lantai atas, Adrian merasa seolah-olah ada mata yang memperhatikannya dari bayang-bayang.

Suara langkah kaki yang tidak dikenal mulai menyusul langkahnya, mengikuti setiap gerakannya. Hati Adrian berdegup kencang, dan keringat dingin mulai menetes dari dahinya. Namun, rasa ingin tahunya terus mendorongnya untuk melanjutkan penjelajahannya.

Saat melewati kamar-kamar yang terabaikan, Adrian merasa ada hawa dingin yang menusuk tulang. Tiba-tiba, lampu di koridor mati begitu saja, menyelimuti ruangan dalam kegelapan total. Suara langkah kaki semakin dekat, dan suara bisikan yang tidak jelas terdengar di telinganya.

Adrian, dengan hati yang berdebar, mencoba menyalakan senternya, namun gagal. Suasana semakin mencekam saat bayangan hitam muncul di ujung koridor. Figur bayangan itu seperti meluncur menuju Adrian dengan kecepatan yang tidak wajar.

Dalam kepanikan, Adrian berlari ke tangga, mencoba keluar dari rumah itu. Namun, pintu keluar seolah-olah telah terkunci sendiri. Dia terjebak di dalam rumah angker itu, tanpa jalan keluar.

Suara langkah kaki semakin dekat, dan bayangan itu semakin terlihat jelas. Wajahnya tidak terlihat, hanya mata yang memancarkan cahaya merah menyala. Adrian terpaku, tidak bisa bergerak, ketakutan sampai ke tulang sumsumnya.

Dan kemudian, kegelapan merayap ke seluruh rumah, menyelimuti Adrian seperti mantel yang menutupi keberadaannya. Rumah kuno itu kembali ke dalam keheningan gelap, tanpa bekas dari sang penjelajah yang berani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline