Lihat ke Halaman Asli

Expedisi Canting Menyusuri Pantai Selatan Jogja (Part I)

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12995682102037979438

[caption id="attachment_94924" align="aligncenter" width="300" caption="it"][/caption] pagi itu aku bangun dan segera mengecek tas rangsel carrier yang sudah berumur kurang lebih 14 tahun. warisan kakakku. setelah semua persiapan selesai, kuambil sandal gunung ku yang juga sudah cukup berumur. tapi biarlah, karena bukan bergaya tujuanku kali ini. hanya sekedar berpetualang dengan teman-temanku. ya, pagi itu aku dan beberapa temanku dari komunitas canting (kompasianer jogja) akan melakukan sebuah perjalanan yang bisa dikatakan cukup gila. baru bisa kukatakan gila karena setelah melakukannya, aku akan berpikir ulang untuk melakukan hal yang sama dengan kondisi yang juga sama saat aku berangkat kemarin. tetapi, bukanlah itu yang penting. tapi sebuah kebersamaan yang utama di sini. kubawa sepeda motor kesayanganku ke kos teman, karena kami memang berjanji berangkat bersama-sama ke terminal bus untuk meuju tempat kami akan melakukan perjalanan. perjalanan kami dimulai dari terminal giwangan jogja. menumpang bus jurusan jogja wonosari. ya pantai yang kami tuju kali ini berada di daerah gunung kidul jogja. setelah bus sampai di terminal wonosari, kami mendapat sebuah tawaran untuk diantar sampai ke pantai timang, tempat kami mulai menjelajah, dengan menambah sejumlah ongkos. karena tidak ingin berlama-lama, maka kami putuskan untuk membayar lebih tapi tidak repot mencari angkutan ke pantai timang yang memang termasuk darah pelosok yang jarang ada angkutan ke sana. sesampai di desa terdekat dari pantai timang, kami masih harus menyusuri jalan dari desa ke pantai yang jauhnya sekitar tiga kilometer. jalanan berbatu tajam di sini masih jauh lebih baik daripada yang akan kami temui nanti di perjalanan selanjutnya. hujan menyambut kami yang memulai perjalanan. tapi bukan menjadi penghalang kami, malah menambah semangat kami memulai petualangan ini. petualangan menyusuri pantai selatan jawa. setelah berjalan beberapa menit, akhirnya kami sampai di pantai timang. sebuah pantai kecil yang memiliki pasir yang bersih, karena pantai ini memang belum di explore lebih jauh. hanya masyarakat sekitar saja yang memanfaatkan pantai ini. di pantai ini kami berhenti sejenak untuk makan siang dan sedikit bermain air. menyiapkan tenaga untuk menempuh perjalanan yang memang baru saja kami mulai. ada hal menarik dari pantai timang ini. pantai ini memiliki sebuah karang di lepas pantai nya, kira-kira mirip tanah lot di bali. tetapi untuk mencapai ke batu karang tersebut tidak bisa menggunakan jembatan ataupun perahu, karena ombak yang cukup besar. sebagai gantinya sebuah kereta gantung tradisional dioperasikan untuk warga yang ingin mengunjungi karang tersebuh. subhanallah. setelah cukup beristirahat dan menyantap makan siang ala chef Yula, kami melanjutkan perjalanan menuju ke arah barat. menyusuri bukit-bukit terjal dan di beberapa bagian cukup licin karena hujan. walau samping kami jurang curam nan tinggi membentang, tidak menyurutkan kami untuk melanjutkan perjalanan ini. karena disuguhi oleh pemandangan yang Subhanallah indahnya. setelah menempuh dua jam perjalanan, kami sampai di pantai Ngetun. sebuah pantai berpasir indah. tidak jauh berbeda dengan pantai timang. yang membedakan adalah akses ke pantai ngetun ini bisa dibilang hampir tidak ada, selain melewati pinggiran tebing atau melewati kebun-kebun warga setempat. di pantai ini pun tidak ada tanda-tanda pemukiman warga. karena tipikal penduduk daerah sini adalah memiliki kebun dan pondok yg hanya ditempati pada siang hari. sedangkan pada malam hari mereka kembali ke desanya yang jaraknya cukup jauh. kami membuat tenda, atau lebih tepatnya bivak, dari rangkaian mantel yang kami buat menjadi tenda. karena memang kami tidak mendapat pinjaman tenda saat berangkat. keputusan bermalam di pantai ngetun ini juga karena salah seorang teman sakit dan sangat riskan jika melanjutkan perjalanan saat itu juga. keesokan paginya kami melanjutkan lagi perjalanan mendaki bukuit-bukit terjal yang membentang tiada habis. air menjadi salah satu momok bagi kami selain buta arah. logistik air yang menipis membuat perjalanan kami terkadang harus terhambat. Alhamdulillah setelah berjalan beberapa lama kami bisa menemukan sebuah penampungan sumber mata air. walau untuk mengambilnya harus menuruni tebing, hal ini tidak menajdi masalah berarti. selain air, kehilangan arah dan jalan setapak membuat kami harus bertanya pada beberapa warga yang kebetulan sedang ada di ladang. tidak terbayangkan jika kami melakukan perjalanan pada malam hari. di sinilah hatiku tersentuh. bagaimana tidak? di daerah berbatu karang seperti ini, di mana air bersih sulit dicari, dan berada jauh dari desa, beberapa yang sedang berladang masih menawari kami minum dan makan. tetapi karena memang segan serta mengerti kondisi, tawaran mereka pun kami tolak, walau sebenarnya membutuhkan. dan mereka pun tidak segan mengantarkan kami ke jalan yang seharusnya kami lewati, agar tidak tersesat lagi. betapa mulia nya hati orang-orang yang seolah tersingkir dari dunia luar ini. betapa mereka menjadi malaikat penyelamat kami yang menunjukkan jalan kami. setelah mencapai pantai seruni, kami kembali mendapatkan sumber air bersih. maka semua botol minuman di isi full untuk sisa perjalanan. dari sini kami berjalan menyusuri pantai. karena berdasarkan informasi salah satu warga, jika siang hari, saat air surut, kami bisa menyusuri pantai untuk mencapai pantai sundak. tempat kami mengakhiri perjananan. setelah mendaki sekitar sepuluh bukit dan melewati sembilan pantai yang indah, akhirnya kami sampai di pantai sundak dengan kondisi kelaparan karena kehabisan bekal makanan. sesampai di sundak, setelah makan dan cukup beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan untuk pulang ke jogja. dengan menumpang sebuah pick up bermuatan kacang, kami menuju wonosari untuk melanjutkan perjalanan kembali ke jogja. sebuah perjalanan gila yang menakjubkan. semua rasa lelah dan penat itu terbayar lunas dengan rangkaian pemandangan indah ciptaan-Nya. terima kasih banyak untuk para "Malaikat Penyelamat" kami yang berulang kali menunjukkan arah yang benar dalam perjalanan kami. dan salute untuk kebersamaan kita semua : Yuladi, Ika maria, Arkan Hendra, Ngashim, Agung Poku. perjalanan selanjutnya menunggu kita :) sedikit capture : [caption id="attachment_94926" align="aligncenter" width="300" caption="sesudut pantai timang"]

1299568423422716469

[/caption] [caption id="attachment_94928" align="aligncenter" width="300" caption="sesudut perbukitan yg kami daki"]

1299568136858766603

[/caption]

12995682231761154015

12995683261085310571

[caption id="attachment_94934" align="aligncenter" width="300" caption="menjelajah belantara"]

1299568874669322584

[/caption] [caption id="attachment_94935" align="aligncenter" width="300" caption="indahnya karya ciptaan-Nya"]

1299568635113891187

[/caption] [caption id="attachment_94936" align="aligncenter" width="300" caption="padan rumput savana menyapa"]

12995687261645307854

[/caption] [caption id="attachment_94937" align="aligncenter" width="300" caption="bersihnya pantai seruni"]

12995688301855758159

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline