Lihat ke Halaman Asli

Muzdalifah Arrobby

Mahasiswi - UIN Syarif Hidayatullah

Sang Anak Meracuni Keluarganya hingga Tewas di Magelang, Diduga karena Pelaku Sakit Hati

Diperbarui: 30 November 2022   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah korban keluarga di Magelang yang tewas karena diracuni. Foto: Dok. Istimewa

Kabar tentang satu keluarga tewas akibat diracun di Magelang sempat menghebohkan dunia maya. Kabar ini muncul setelah tiga orang ditemukan tewas dalam satu keluarga di Desa Prajenan,  Kabupaten Magelang, Kecamatan Mertoyudan, Senin (28/11).


Plt. Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, korban ditemukan berasal dari laporan masyarakat setempat. Berdasarkan informasi yang dipublikasikan oleh Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah atau Polda Jawa Tengah. Adapun identitas satu keluarga yang tewas terdiri dari sang suami yang berinisial AA (58), istrinya HR (54), dan anak perempuannya yaitu anak pertama yang berinisial DK (25).


Ketiga korban satu keluarga tersebut sebelumnya meminum teh dan es kopi yang diduga telah diberi racun. Lalu korban merasakan mual pada pukul 07.00. Peristiwa itu disaksikan oleh anak kedua dalam keluarga tersebut yakni DDS (22).


DDS kemudian meminta bantuan untuk membawa keluarganya itu ke RS Merah Putih. “Setelah sampai di RS Merah Putih dan diperiksa oleh dokter, ketiga korban dinyatakan meninggal dunia,” kata Iqbal. Ketiga korban selanjutnya diotopsi oleh Bidang Dokter dan Kesehatan Polda Jawa Tengah.


Polisi telah mengamankan satu orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan, pelaku pembunuhan di Magelang ini diduga merupakan anak kedua korban yaitu, DDS (22). DDS mengaku telah melakukan pembunuhkan terhadap keluarganya itu. “Dengan cara mencampurkan teh dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online,” katanya. 

Motif aksi pembunuhan itu karena DDS sakit hati diberi beban untuk menanggung kebutuhan kehidupan keluarganya. Hal ini didasarkan pada keterangan pelaku dan lingkungan tempat tinggalnya.

“Orang tua DDS baru pensiun dua bulan lalu. Tuntutan rumah tangga cukup tinggi karena orang tua pelaku diduga menderita penyakit yang membutuhkan biaya pengobatan. Sementara anak pertama (korban perempuan) tidak dibebani untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Namun yang diberi beban adalah anak kedua yakni DDS yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Sajarod Zakun.


Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti mengatakan, ketiga jenazah meninggal secara tidak wajar dan setelah diotopsi, mereka meminum air yang ada racun di dalamnya. Sebab, dari saluran pernafasan bagian atas, dari bibir hingga perut, berwarna merah seperti terbakar.


“Para korban melenan racun dan organ mereka dari otak, jantung, hati, dan paru-paru semuanya menunjukkan tanda-tanda keracunan. Penyebab kematian karena racun, ketiganya sama saja,” kata Sumy.


Dia mengatakan jenis racunnya bisa sianida, arsenik atau golongan lainnya. Organ-organ yang rusak seperti di tenggorokan, lambung, usus, hati, jantung, paru-paru, dan otak tampak terbakar karena proses tersebut dengan cepat memasuki aliran darah sehingga menyebabkan kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline