Ada kata – kata menarik dari penulis yang saya kagumi, Rene Suhardono, di kolom Ultimate-U, yang selalu tayang di hari Minggu pada koran harian Kompas. Bang Rene – begitu saya memanggilnya – menulis : be the person you want yourself to be. Jadilah seseorang yang kamu inginkan.
Bahkan, saking sukanya dengan ungkapan tersebut, saya menggunting dan mengklipingnya dalam buku khusus. Alasannya : agar menjadi pengingat bahwa hidup memang seharusnya menurut kehendak sendiri, bukan orang lain. Kalau istilahnya dalam bahasa Italia, Va' dove ti porta il cuore. Pergilah kemana hati membawamu.
Beruntungnya, pada Desember 2013 saya berkesempatan untuk mengikuti seminar Bang Rene di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Seminar tersebut adalah rangkaian acara dalam Kompas Saba Kampus yang diselenggarakan oleh Kompas. Bang Rene mampu ‘menggampar’ saya dengan kata – katanya ‘passion without creation is useless’.
Saat itu, saya adalah sophomore jurusan Teknik Geomatika. Padahal cita – cita saya bukanlah engineer, namun menjadi penulis (sesuai dengan passion saya). Masuk jurusan teknik pun bukan atas kehendak sendiri namun orang tua. Agar kelak ketika lulus kuliah bisa bekerja di perusahaan kontraktor milik paman.
Masuk di dunia yang sama sekali awam, saya tetap mencoba untuk mengembangkan passion menulis saya miliki dan percaya akan kata-kata ampuh ‘passion without creation is useless’. Saya rajin melatih kemampuan menulis dalam berbagai media, seperti menulis di blog yang berisi celotehan catatan harian dan ilmu di jurusan saya atau menulis opini di koran harian. Bahkan saya sudah mempunyai buku pertama yaitu buku kumpulan cerita pendek terbaik Festival Sastra 2014 yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Budaya, UGM.
Tak hanya itu, saya juga mengembangkan bakat kepenulisan di bidang ilmiah. Saya aktif mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Bagi saya, menjadi mahasiswa seharusnya bisa berguna bagi masyarakat, mengembangkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah untuk kepentingan orang lain. Salah satunya adalah dengan mengikuti LKTI.
Pada tahun 2014, paper saya masuk 20 besar Lomba Esai Se-Jawa tingkat mahasiswa yang bertema kesiapan bangsa Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Lomba tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pasca Sarjana UGM.
Setahun kemudian, tahun 2015, saya terpilih menjadi finalis diantara ratusan peserta dalam Kompetisi Essay Nasional bertajuk KIME On Ideas Competition (KOIN) yang diselenggarakan oleh Badan Semi Otonom (BSO) Keilmiahan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Saat itu, saya menulis tentang pembuatan aplikasi e-commerce bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ada perasaan bahagia ketika bakat yang miliki bisa berguna untuk orang lain. Namun, disisi lain ada juga rasa mengganjal karena sebenarnya apa yang telah saya lakukan tidak sesuai dengan jurusan yang saya geluti. Bahkan, pada awalnya tidak suka dengan jurusan saya karena menjauhkan dari passion saya. Sebenarnya saya ingin masuk Sastra, agar kelak bisa menjadi novelis yang bisa menginspirasi banyak orang, khususnya remaja.
Seiring berjalannya waktu, setelah mengikuti Praktek Kuliah Lapangan di Bayat, Klaten, saya mulai menyukai jurusan saya.
Saya mulai menyukai jurusannya saya dan menganggapnya sebagai passion. Namun, kembali ke kalimat ampuhnya Bang Rene, passion without creation is useless. Ada rasa yang kurang jika tidak menulis paper tentang jurusan (selain tugas akhir tentunya).