Dua puluh lima
tahun bergulir
Dan aku terlahir
bersama selarik puisi
ayahku, itu....
Aku mencintaimu
Meski selongsong peluru
merobek dadaku
Aku mencintaimu
Meski aliran darah
melumuri sekujur tubuhku
Dua puluh lima
tahun bergulir
Dan aku terlahir
bersama selarik puisi
ayahku, itu....
Aku mencintaimu
Meski selongsong peluru
merobek dadaku
Aku mencintaimu
Meski aliran darah
melumuri sekujur tubuhku
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?