Lihat ke Halaman Asli

Muwaffaqah Anwar Sinaga

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Pengetahuan dalam Islam: Pondasi Ketakwaan dan Kebajikan Manusia

Diperbarui: 28 Oktober 2023   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar muzcorner.in

Ilmu adalah pondasi pengetahuan yang memungkinkan kita untuk memahami dunia dengan sifat dinamisnya serta untuk mencapai kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui ilmu kita dapat mempelajari dan memahami fenomena alam, sosial, dan manusia. Termasuk membangun kedekatan kepada Allah. Dalam pandangan Islam, ilmu menempati posisi tinggi dan mulia sehingga disebut sebagai landasan taqwa seorang hamba. Tidak ada pembeda kewajiban menuntut ilmu antara pria maupun wanita. Karena menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Bahkan pada ayat pertama kali yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat Jibril adalah lafazh "Iqra" yang memiliki arti "Bacalah!". Perintah Allah kepada seluruh umat manusia yang menunjukkan sekaligus menekankan pentingnya pendidikan, peningkatan pengetahuan, dan menghargai proses belajar.

Agama Islam tidak menolak relevansi ilmu pengetahuan, sebaliknya, Islam bersifat inklusif dan mengakui pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Terdapat banyak sekali ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah saw. yang menjelaskan akan keutamaan menuntut ilmu seperti kemuliaan derajat seseorang yang akan diangkat oleh Allah. Menuntut ilmu juga bisa menjadi sarana dalam mempersiapkan diri menghadapi hari ketika akan dihakimi oleh Allah. Telah termaktub dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya, "Dan apabila dikatakan, "berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Ayat diatas dapat menjadi acuan semangat umat Islam dalam menuntut ilmu tanpa batasan apapun, baik segi usia, gender, dan latar belakang sosial.  Dengan beberapa alasan, diantaranya yaitu: (1) Sebagai ibadah yang paling mulia, (2) Meningkatkan pemahaman tentang agama dan dunia sehingga mencapai keseimbangan dalam hidup, (3) Meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan, (4) Mengembangkan kesadaran moral dan etika yang lebih baik dalam masyarakat, (5) Membantu mengembangkan nilai-nilai universal, dan lain-lain.

Rasulullah saw. telah membedakan sifat ilmu menjadi dua, yaitu ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat (CNN, 2023). 

Input sumber gambar IStockphoto

Sebagaimana do'a yang selalu beliau panjatkan:

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا

"Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah akua apa-apa yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu kepadaku."

Dan do'a agar terhindar dari ilmu yang tidak bermanfaat:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لَا يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لَايُسْمَعُ

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, amal yang tidak diangkat (diterima), dan do'a yang tidak didengar."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline