Lihat ke Halaman Asli

Mutyas Maharani

Penikmat Proses

Mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu di Museum Sonobudoyo

Diperbarui: 3 Agustus 2021   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Sonobudoyo Yogyakarta

 

Jogja Walking Tour: Mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu di Museum Sonobudoyo

Minggu, 20 Juni 2021

Menjelajahi mengenai sejarah di kawasan Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Komunitas Malam Museum ini cukup menarik bagi kamu yang suka belajar sejarah sambil jalan-jalan. Hari Minggu, 20 Juni 2021 saya berkesempatan untuk ikut dalam Jogja Walking Tour dengan tema Mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu di Museum Sonobudoyo. Sebelumnya saya belum pernah berkunjung ke Museum Sonobudoyo dan ini merupakan kali pertama saya mengunjunginya. Kegiatan ini diikuti sekitar 20 peserta dengan guide dari salah satu pendiri Komunitas Malam Museum dan kegiatan ini berlangsung kurang lebih 2 jam setengah. Di sini kita sebelum dikenalkan dengan arca dewa-dewi yang ada di Museum Sonobudoyo.  

Sonobudoyo berdiri sejak November 1935 oleh para elit pribumi Jawa dan Belanda. Museum Sonobudoyo berasal dari dua suku kata Sono yaitu asana artinya tempat, Budoyo yaitu kebudayaan. Sonobudoyo berarti tempat merawat kebudayaan. Benda-benda yang dikoleksi oleh Sonobudoyo sudah tidak insitu lagi atau sudah dicaut dar tempat pertama ditemukan. Lebih disayangkannya lagi informasi mengenai asal mula benda tersebut tidak dicatatan secara detail sehingga membuat peneliti atau wisatawan bertanya-tanya terhadap informasi benda tersebut. Konsep bangunan Museum Sonobudoyo mencontoh masjid kasepuhan Cirebon. Dikarenakan mengoleksi benda-benda Melayu, Cirebon, Jogja, Solo, dan Bali.

Peribadatan Hindu Budha di masa lampau menjadi pemujaan. Arca pembuatannya melalui karya sastra di India kemudian diadobsi oleh Jawa. Cara mengidentifikasi Arca yaitu melalui muka, kepala, tubuh atau perhiasan, laksana atau senjata, kaki atau asana, dan prabamanda atau sandara arca.  Sirahcaraka dipastikan dewa baru kepala yang memiliki tangan berjumlah empat. Aksamala atau tasbih dimiliki oleh Siwa. Brahma hanya menciptakan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline