Lihat ke Halaman Asli

Mutya Sunduz Arizki

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Polemik Sistem Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 9 Juli 2024   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Mojok.store

Essay ini ditulis setelah penulis menelusuri buku yang berjudul Sekolah Itu Candu karya Roem Topatimasang. Siapakah Roem Topatimasang? 

Roem Topatimasang merupakan mahasiswa Institut keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP) Bandung dari tahun 76-80 an. Selama perkuliahan Roem banyak mengikuti diskusi diluar kelas, pernah menjadi ketua Dewan Mahasiswa (DEMA), dan banyak mengikuti organisasi-organisasi yang bergerak dibidang pendidikan politik.

Roem menulis buku "Sekolah Itu Candu" dengan harapan pembacanya tersenyum-senyum. Karya buku ini merupakan sebuah kritik pedas terhadap sistem pendidikan yang telah lama berakar dalam masyarakat. Dengan menggunakan metafora 'candu', Roem membandingkan institusi sekolah dengan ilusi yang diciptakan untuk kebaikan umat manusia.

Buku ini memulai dengan esai "Sekolah dari Athena ke Cuernavaca", menelusuri akar kata 'sekolah' dari tradisi Yunani Kuno yang berarti 'waktu luang' atau 'waktu senggang'. Tradisi ini, yang awalnya merupakan kegiatan mengisi waktu luang, telah bertransformasi menjadi lembaga yang dianggap sebagai hakikat pendidikan itu sendiri. 

Dahulu perihal sekolah, lebih menyorot kepada apa yang mau kita pelajari, bukan sekolahnya dimana. Namun keadaan tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini, dimana prinsipnya yang penting sekolah, tidak peduli belajar apa.

Tak hanya itu, kini sekolah memiliki prinsip dengan segala keharusannya atau aturan. Keharusan memakai seragam, ujian dan lainnya. Menurut buku ini, hal tersebut bukanlah dikatakan sebagai sekolah. 

Pada dasarnya, sekolah dan menuntut ilmu bisa dilakukan dimana saja dengan tujuan untuk mempelajari apa yang tidak kita ketahui. Namun, kini sekolah menjadi arah perpolitikan, diatur untuk kepentingan orang tertentu.

Zaman dahulu orang menganggap waktu luang digunakan untuk mencari tahu yang ingin diketahui. Pemikiran orang zaman dahulu juga menganut, "yang penting hidup". Prioritas utama orang Yunani adalah bekerja.

Roem mengajukan pertanyaan kritis, "Masihkah pantas sekolah mengakui diri sebagai pemeran tunggal yang mencerdaskan dan memanusiakan seseorang?"

Roem mengkritik bagaimana sekolah telah menjadi tolak ukur kebenaran dan keberhasilan. Mereka yang gagal menjalani proses sekolah dianggap salah, bahkan kalah. Ia membongkar berbagai kesalahkaprahan yang terjadi di dunia pendidikan, menunjukkan bagaimana sekolah telah menjelma menjadi ketidaksadaran yang terinternalisasi dalam kehidupan kita.

Menurut buku ini, solusi yang diberikan yaitu sekolah menyenangkan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dikehidupan sehari-hari. Namun apakah ini bisa menjadi solusi? Hal tersebut dapat disimpulkan, tidak ada pendidikan yang ideal sampai saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline