Lihat ke Halaman Asli

Siti Mutoharoh

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Kerangka Kerja pada Pengembangan Manajemen Humas dalam Menciptakan Sekolah Islam Terpadu Unggul

Diperbarui: 24 November 2024   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dibuat oleh Siti Mutoharoh

Kelas MPI 5E

Mata kuliah Sekolah Islam Terpadu

Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Ahmad Rusdiana, Drs., MM.

Membangun hubungan masyarakat (humas) di lembaga Sekolah Islam Terpadu memegang peranan krusial dalam mewujudkan tujuan-tujuan lembaga tersebut. Untuk mencapai hal ini, penting untuk menyampaikan informasi secara akurat dan jelas, baik kepada masyarakat internal di lingkungan lembaga maupun masyarakat eksternal. Tujuan utamanya adalah menciptakan saling pengertian dan membangun niat baik antara masyarakat dengan Sekolah Islam Terpadu.

Dalam sebuah pengembangan sangat dibutuhkannya kerangka kerja sebagai penunjang manajemen Humas dalam menciptakan sekolah Islam Terpadu Unggul. Ada beberapa tahapan dalam mendukung kerangka kerja manajemen hubungan masyarakat dalam menciptakan lembaga pendidikan sekolah/madarasah yang unggul, antara lain, sebagai berikut:

  • Planning (Perencanaan)Perencanaan menjadi elemen yang wajib dalam setiap aktivitas manajemen hubungan masyarakat. Tanpa perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan berisiko menghadapi berbagai hambatan, bahkan berpotensi mengalami kegagalan. Perencanaan itu sendiri merupakan proses pengaturan dan pengorganisasian langkah-langkah yang telah dirancang sebelumnya untuk mendukung tercapainya tujuan madrasah.
  • Actuating (Pengaktifan)Actuating atau Pengaktifan adalah proses menggerakkan dan memastikan agar setiap program di lembaga Sekolah Islam Terpadu berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan disepakati sebelumnya. Dalam manajemen, langkah ini dikenal sebagai actuating, yaitu upaya untuk mengoptimalkan peran seluruh pelaksana agar menjalankan tugas-tugasnya dengan semangat, antusiasme, dan kesadaran penuh. Tujuan utama dari pengaktifan ini adalah menciptakan lingkungan kerja yang produktif, di mana setiap individu---baik tenaga pendidik, staf administrasi, maupun siswa---memahami perannya dan bekerja sama untuk mencapai tujuan lembaga. Pengaktifan juga berperan dalam menjaga motivasi, membangun rasa tanggung jawab, dan memperkuat nilai-nilai Islam yang menjadi landasan Sekolah Islam Terpadu.
  • Controlling (Pengendalian)Pengendalian (Controlling) adalah proses penting dalam manajemen yang berfungsi sebagai upaya pengawasan dan perbaikan terhadap pelaksanaan program di lembaga madrasah. Tujuan dari pengendalian ini adalah memastikan setiap kegiatan berjalan sesuai rencana, sekaligus memahami dinamika yang terjadi di lapangan. Pengawasan yang efektif mencakup pembinaan, pelurusan, dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara sistematis dan berkesinambungan. Pengendalian juga berfungsi sebagai alat untuk memantau jalannya program, memastikan kesinambungan antar tahap, dan menghindari penyimpangan yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Tanpa kontrol yang memadai, pelaksanaan program dapat kehilangan arah. Oleh karena itu, diperlukan Prosedur Operasional Standar (POS) sebagai alat pengendalian untuk menjaga konsistensi dan akurasi dalam setiap langkah program.
  • Evaluating (Pengevaluasian)Evaluasi adalah tahapan krusial dalam manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, yang bertujuan untuk meninjau serta mengidentifikasi kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan program. Evaluasi berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan manajemen hubungan masyarakat (humas) dalam mendukung pencapaian mutu pendidikan di sekolah. Dengan evaluasi yang sistematis, sekolah dapat memahami sejauh mana program yang dijalankan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas layanan pendidikan.
  • Pemodifikasian (Pembaharuan)Pembaharuan adalah langkah revisi atau penyempurnaan program sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang teridentifikasi dan memastikan bahwa program dapat berjalan lebih efektif di masa mendatang. Dalam konteks manajemen, pembaharuan memiliki keterkaitan erat dengan unsur komunikasi, khususnya dalam membangun hubungan yang baik antara lembaga dan masyarakat. Dalam manajemen operatif, kegiatan hubungan masyarakat (humas) memikul tanggung jawab untuk mewujudkan sebagian besar fungsi komunikasi eksternal. Publikasi yang baik memungkinkan masyarakat memiliki persepsi positif terhadap lembaga, sekaligus meningkatkan keterlibatan mereka dalam mendukung tujuan lembaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline