Lihat ke Halaman Asli

Tertampar Buku

Diperbarui: 20 April 2017   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap hari mataku tertampar buku. Ada rasa sedih menyelinap dalam benakku. Bila tak terpenuhi harapanku. Ada juga terlintas rasa senang mengharu pikiranku. Bila itu mengguncang semangatku.

Setiap hari hatiku tertampar buku. Terusik lembut dengan kata-katamu. Berdegup jantungku karena hantaman untaian baitmu. Sejatinya menghalau kegusaranku. Aku tak bisa jauh dari kehadiranmu.

Setiap hari hidupku tertampar buku. Jutaan kata telah menghantar sarapan mataku. Berbagai rasa telah menyelusup relung hatiku. Di dekatmu aku selaksa menjadi ratu. Sedangkan membaca adalah rajaku.

 

#Mutmut Mutmainah#

#Garut, 20 April 2017#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline