Lihat ke Halaman Asli

Hai Penikmat Jengkol, Apa Kabar Kolesterolmu?

Diperbarui: 15 September 2022   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: detikfood

Siapa yang tidak kenal jengkol, pohonnya yang menjulang tinggi dengan buah yang bergelayut, dan memiliki aroma yang bau ketika dikonsumsi. Namun si bau ini begitu banyak yang mengidolakan. Meskipun baunya yang khas jengkol tetap memiliki penggemar setia. 

Dari jengkol muda sampai jengkol tua tetap menjadi idola. Jengkol muda bisa dijadikan lalapan pelengkap sambal, karena sambal tanpa lalapan bagaikan Romeo tanpa Juliette.

Pun demikian dengan jengkol tua, banyak resep jengkol yang bisa dicoba, banyak inovasi untuk memasak si bau ini, dari balado jengkol, semur jengkol, sambal goreng jengkol, rendang jengkol, dan masih banyak lagi masakan jengkol lain yang bisa menggugah selera. Bagi penikmat jengkol seperti saya, makanan ini begitu istimewa diolah bagaimana pun tetap melekat dalam lidah. Tidak perduli orang bilang bau, jika sudah tersaji perut akan keroncongan ingin segera menyantap si legit ini. 

Jengkol menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia karena teksturnya yang empuk bila dimasak dengan benar dan rasanya yang sangat khas. Kini semakin kreatifnya masyarakat, jengkol pun kini dapat diolah sebagai camilan. Sebut saja keripik jengkol. 

Jengkol sering dihidangkan sebagai lauk atau menu utama. Namun hidangan jengkol ini pun akan menjadi sempurna ketika disandingkan dengan nasi panas dan ikan asin plus tempe goreng. Jika tersedia menu diatas saya bisa menghabiskan nasi sebakul, karena begitu lahapnya menyantap hidangan jengkol. Rasanya, tanpa tambahan lauk apapun, jengkol ini sudah begitu mantap buat obati rasa lapar.

Buah jengkol mengandung serat yang begitu tinggi terbukti setelah mengkonsumsi jengkol buang air besar pun menjadi lancar. Selain itu, jengkol juga mengandung nutrisi lainnya, seperti protein, kalori, karbohidrat, lemak, kalsium, hingga vitamin. Mengkonsumsi jengkol pun tidak berpengaruh terhadap penyakit kolesterol. 

Menurut Johanes Casay Chandrawinata yang penulis ambil dari laman cnbcindonesia.com 

"Tidak ada penelitian yang menyebut kolesterol jadi tinggi gara-gara jengkol. Justru, seratnya yang baik di buah ini,"

Anggapan bahwa jengkol dapat meningkatkan kolesterol timbul karena cara mengolahnya. Misalnya, pada rendang jengkol, menu makanan tersebut dapat meningkatkan kolesterol karena santan yang terkandung didalam rendang jengkol. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline