Lihat ke Halaman Asli

Mutmainna

Universitas Muhammadiyah Bone

Kreativitas Mahasiswa Unim Bone: Pemberdayaan Kelompok Karang Taruna Desa Tappale

Diperbarui: 12 Agustus 2023   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masiswa Universitas Muhammadiyah Bone telah berhasil meraih pendanaan PKM Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul "Vermicomposting Bokashi dari Limbah Organik Ternak Sapi Kombinasi Arang Sekam dan Dedak Padi sebagai Alternatif Pupuk Pendamping di Desa Tappale. Pengabdian ini menjadi langkah penting dalam memahami dan mempromosikan potensi alam yang melimpah khususnya di Desa Tappale .

Tim PKM Pengabdian kepada Masyarakat ini terdiri dari tiga mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi di Universitas Muhammadiyah Bone, yaitu Nur Amalia dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai ketua tim bersama dengan Mutmainna dari Program Studi Pendidikan Matematika dan A. Widia Diningsih sebagai anggota tim. 

Bimbingan yang diberikan oleh Dr. Muh. Ali Tahir, S.T., M.Pd. sebagai dosen pendamping, menjadi faktor kunci dalam keberhasilan meraih pendanaan PKM Pengabdian kepada Masyarakat ini. Kombinasi antara semangat tim dan arahan dosen pendamping telah mewujudkan pengabdian yang berpotensi memberikan dampak positif terhadap pemahaman masyarakat mengenai manfaat dari limbah organik ternak sapi, arang sekam dan dedak padi yang dapat dijadikan sebagai pupuk bokashi.

Pendanaan ini merupakan bukti nyata komitmen Universitas Muhammadiyah Bone dalam mendukung pengembangan di bidang Pengabdian kepada Masyarakat serta memberikan peluang bagi mahasiswa untuk menjalankan pengabdian yang memperkaya pemahaman akan potensi lokal yang tersedia di lingkungan kita.

Pengabdian ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan pengetahuan mitra Karang Taruna Desa Tappale dalam pemanfaatan limbah organik ternak sapi, arang sekam, dan dedak padi sebagai bahan baku untuk menghasilkan pupuk bokashi yang ramah lingkungan dan berguna bagi pertanian lokal.

Pupuk Bokashi adalah jenis pupuk organik yang dihasilkan melalui proses fermentasi mikroba alami yang terdiri dari bahan-bahan organik seperti limbah organik ternak sapi, arang sekam dan dedak padi. Proses fermentasi ini menghasilkan pupuk yang kaya akan nutrisi dan mikroba bermanfaat yang dapat meningkatkan kesuburan tanah serta membantu tanaman tumbuh lebih sehat dan produktif. Pupuk Bokashi umumnya dibuat dengan mengolah bahan-bahan organik dengan cara vermicomposting. Proses fermentasi ini mengubah bahan organik menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tanaman dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah, yang pada gilirannya memperbaiki struktur tanah dan mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia.

Limbah organik ternak sapi dapat dijadikan bahan utama pembuatan bokashi karena memiliki kandungan nitrogen, potassium dan materi serat yang tinggi (Farid, 2020). Limbah organik ternak sapi perlu penambahan bahan-bahan seperti arang sekam dan dedak padi. Arang sekam mengandung selulosa (31,4%), karbon (1,33%), hemiselulosa dan lignin, sedangkan dedak padi mengandung nutrien yang berkualitas baik, mengandung komposisi kimia cukup tinggi serta mengandung protein 11,3-14,4%, lemak 15,0-19,7%, serat kasar 7,0-11,4%, karbohidrat 34,1-52,3% dan abu 6,6-9,9% (Wulandari, Yanti dan Arlianti, 2021). Oleh karena itu, limbah organik ternak sapi dengan kombinasi arang sekam dan dedak padi sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bokashi dengan metode vermicomposting sebagai pupuk pendamping pupuk kimia di Desa Tappale untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Vermicomposting merupakan metode komposting menggunakan cacing untuk memecah material organik menjadi pupuk yang kaya nutrisi. Sementara itu, pupuk bokashi merupakan pupuk organik yang telah diolah melalui fermentasi mikroba. Keduanya merupakan solusi ramah lingkungan untuk mengurangi limbah organik dan memperbaiki kesuburan tanah.

Namun, selama ini limbah organik ternak sapi tidak pernah dimanfaatkan oleh masyarakat, karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan dari limbah organik ternak sapi ini, sehingga menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak negatif dari limbah organik ternak sapi ini, yaitu pencemaran lingkungan, jika limbah organik ternak sapi tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama jika mencemari sumber air dengan nutrisi berlebih. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan alga berlebihan dan penurunan kualitas air.

Oleh karena itu dengan menggunakan limbah organik ternak sapi untuk membuat pupuk bokashi, dapat mengurangi dampak negatif dari limbah tersebut dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan pertanian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline