Lihat ke Halaman Asli

Siti Mutia Rachmani Adi

Mahasiswa Prodi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga

Pemeriksaan Abdomen pada Kasus Apendisitis (Peradangan Usus Buntu)

Diperbarui: 22 Juni 2024   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Proyeksi Abdomen AP Supine, LLD dan AP Errect (Bontrager., 2014)

Pemeriksaan Abdomen Pada Kasus Apendisitis

(Peradangan Usus Buntu)

Kelompok 2 Kelas 2C dan 2D

Siti Mutia Rachmani Adi, Kirani Yunia Azzahra, Syofi Haidar Amru Zahdi, Handito Adi Nugraha, Azahra Nasya Syarofah

Abstrak

Apendisitis merupakan penyakit dimana usus buntu mengalami peradangan dan membutuhkan diagnosis untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pemeriksaan radiografi abdomen adalah metode diagnosis yang umum digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan teknik pemeriksaan radiografi abdomen pada kasus apendisitis. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptis dengan tinjauan pustaka dan pendekatan studi kasus. Pemeriksaan menggunakan phantom dengan tiga proyeksi, yaitu BOF, Left Lateral Decubitus, dan erect. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan radiografi abdomen pada kasus apendisitis memerlukan persiapan khusus. Pasien berpuasa selama 8-9 jam sebelum pemeriksaan dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi dari diagnosis yang dilakukan. Penggunaan grid saat pemeriksaan membantu mengurangi radiasi hambur, sehingga gambar tampak lebih jelas dan memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada daerah yang tidak dilakukan pemeriksaan.

Kata Kunci: Apendisitis, Abdomen, APD, Radiografi

Pendahuluan

Abdomen adalah bagian dari tubuh yang memiliki bentuk seperti rongga yang letaknya diantara toraks dan pelvis. Di dalam rongga tersebut terdapat viscera yang dibungkus oleh dinding abdomen, dinding abdomen sendiri terbentuk dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium (1).Abdomen berfungsi sebagai rongga yang menampung organ-organ vital pencernaan, saluran kemih, eksokrin, endokrin, peredaran darah, serta bagian dari sistem reproduksi. (2). 

Apendisitis merupakan suatu peradangan yang terjadi karena infeksi pada Appendix vermiform, bentuk Appendix seperti tabung yang berpangkal di caecum dan berada pada kuadran kanan bawah perut. Apendisitis berkembang secara embrionik pada saat minggu kelima sebagai imunoprotektif serta organ limfoid, khususnya pada usia muda. (3).

Apendisitis atau yang sering dikenal dengan istilah peradangan pada usus buntu merupakan kasus yang paling sering ditemui oleh dokter bedah. Hasil survei SKRT (Kesehatan Rumah Tangga) Indonesia tahun 2013, urutan ke empat ditempati oleh apendisitis sebagai penyakit kegawatdaruratan setelah dispepsia, gastritis, dan duodenitis yang membutuhkan perlakuan bedah paling sering di Indonesia. (4).Apendisitis sendiri dapat terjadi pada semua orang, baik pada perempuan maupun laki-laki. Apendisitis pada laki-laki 1,4 kali lebih banyak dibandingkan pada perempuan. (5). Apendisitis sering terjadi pada laki-laki yang memiliki rentang usia antara 10-30 tahun. (6). Apendisitis sendiri akan sangat berbahaya apabila tidak ditangani dengan cepat dan dapat menimbulkan infeksi berat yang bisa menyebabkan pecahnya lumen usus. (7). Pasien dengan keluhan apendisitis biasanya akan merasakan nyeri di bagian kuadran kanan bawah perut. Selain itu akan sering  mengalami mual dan muntah  setelah beberapa jam munculnya nyeri yang mengakibatkan menurun nya nafsu makan sehingga menyebabkan anoreksia. (8)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline