Judul Film: Tanah Surga, Katanya
Sutradara: Herwin Novianto
Penulis Skenario: Danial Rifky
Pemeran: Osa Aji Santoso, Norman R. Akyuwen, Andre Dimas Apri, Tissa Biani Azzahra, Ence Bagus, Gatot Brajamusti, Harmonika, Frosentiaus Lanyo, Deddy Mizwar, Astri Nurdin, Agus Rahman, Ringgo Agus Rahman, Anisa Putri Ranidita, Andriyanus Riyan, Muhammad Rizky, Eko Adi Saputro, Luqyaanaa Audrei Surikat, Fransiskus Xaverius.
Produksi: PT. Demi Gisela Citra Sinema, PT. Gator Brajamusti Films.
Genre: Drama Satire
Tahun: 2012
Film ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Salman (Osa Aji Santoso) yang sangat mencintai tanah Indonesia berkat arahan dari kakeknya yaitu Hasyim (Fuad Idris) yang dulu merupakan salah satu dari pejuang dwikora. Kakek Hasyim kerap menanamkan nilai-nilai nasionalisme,patriotisme, dan pancasila kepada Salman. Hingga suatu hari, ayah Salman yaitu Haris (Ence Bagus) yang sekian lama telah bekerja di Negeri tetangga (Malaysia) mengajak Salman dan kakek Hasyim termasuk juga Salina (Tissa Biani Azzahra) -yang merupakan adik perempuan Salman- untuk ikut tinggal bersama di Malaysia. Dengan diiming-imingi mainan yang banyak dan sekolah yang bagus akhirnya Salina bersedia untuk tinggal bersama Haris di Malaysia dengan ibu barunya yang berada di Malaysia.
Tetapi tidak untuk Salman dan Kakek Hasyim, mereka lebih memilih hidup serba kekurangan tapi di tanah sendiri daripada hidup serba kelebihan tapi di tanah orang. Hari demi hari dilalui Kakek Hasyim dan Salman yang hanya tinggal berdua serumah. Di desa ini ada seorang guru yang merupakan utusan dari pemerintah untuk mengajar di sini, namanya Astuti (Astri Nurdin), ia bersemangat sekali untuk mengajar anak-anak di desa ini. Memang pada awalnya Bu Guru Astuti dan Dokter Anwar (Ringgo Agus Rahman) ini tidak betah di daerah itu, tapi lama kelamaan mereka merasa sayang kepada anak-anak dan juga peduli terhadap warga di daerah perbatasan itu. Hingga mereka berdua memutuskan untuk tetap tinggal di daerah itu walaupun tugas yang mereka jalani sudah usai. Mereka juga mengajarkan nilai-nilai nasionalisme pada anak-anak dan pendidikan yang layak bagi mereka.
Suatu ketika Kakek Hasyim sakitnya sudah semakin parah, puncaknya saat malam hari ketika Haris sedang asik menonton pertandingan sepak bola di Malaysia, saat itu juga Kakek Hasyim sudah tak tahan lagi untuk menahan penyakit yang berada di tubuhnya itu. Salman sangat panik kemudian segera mencari Dokter Anwar dan Bu Guru Astuti untuk meminta bantuan. Karena sudah sangat parah Dokter Anwar menyarankan untuk langsung dibawa ke Rumah Sakit kota. Tapi saat di perjalanan Kakek Hasyim sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Bersamaan dengan itu Haris menelpon Salman dengan nada yang sangat gembira karena Malaysia berhasil memenangkan pertandingan. Haris pun terkejut dan bersedih saat mendengar kabar bahwa ayahnya telah meninggal.
Yang saya kagumi dari film ini yaitu sikap nasionalisme Salman yang begitu mendalam terhadap Negeri Tercinta ini. Nilai nasionalisme yang dimiliki Salman diantaranya yaitu, saat Salman sedang berada di pasar untuk bekerja , ia melihat seseorang sedang menyepelekan bendera merah putih kebanggan kita. Bendera itu digunakan sebagai alas untuk berjualan oleh orang itu, Salman yang merasa tidak terima dengan kejadian itu lalu menukarkan sarung yang baru ia beli dengan bendera itu sebagai gantinya. Sungguh sangat mulia hati Salman dan begitu cintanya ia terhadap tanah air Indonesia.